Hari senin. Kalau dalam kegiatan sekolah hari senin dianggap hari kiamat. Dimana hari itu, arah jarum jam seakan berputar sangat lambat, tidak seperti hari-hari biasanya. Dan yang paling dibenci setiap hari senin adalah harus diadakanya upacara bendera. Oh ayo lah. Lagian siapa yang mau di jemur di tengah Lapangan? Belum lagi mendengar celotehan panjang dari setiap pembina upacara. Tapi itu seakan tidak berlaku bagi kanaya. Gadis itu bangun lebih awal, karena tidak sabar untuk melihat sekolah barunya. Ah ya. Tepatnya nya sekolah baru untuk dirinya.
Biasanya sekolah di kota-kota itu sangat mewah. Fasilitas nya memadai, dan jangan lupakan bahwa Sekolah-sekolah besar seperti itu banyak koleksi cogannya.
Kanaya memandang dirinya ke dalam cermin. Hari ini dirinya harus kembali ke rutinitasnya, menjadi siswa di SMA GLARIA.
Dengan berbinar Kanaya memandang lekat dirinya ke cermin. Rambutnya sungguh enak dipandang. Rambut nya panjang dan sangat halus ketika di sentuh. Tapi rambut sepanjang itu juga membuatnya sedikit kesusahan.
Kanaya mengepang simpel rambutnya. Untuk poninya dia biarkan menutupi jidatnya.
Sekali lagi kanaya memandang ke arah cermin. Sungguh wajah yang sempurna. Pikirnya.
Bukannya sombong tapi emang wajah nya yang sekarang sangat cantik. Dengan poni yang menutupi keningnya menjadi point penambah kecantikannya.
Bunyi pintu terbuka. Kanaya yang masih berdiri di depan cermin tersentak. Segera dia menoleh.
"Kanaya sudah siap sayang? " Tanya calista. Wanita itu tersenyum melihat penampilan kanaya. Penampilan kanaya hari ini lebih fresh dari sebelumya.
"Eh.Iya ma, " Jawab Kanaya. Berjalan kikuk ke arah calista.
" Anak mama cantik banget hari ini"
" Iya dong, kan anak mama sama papa daren"
Calista tertawa pelan. Tangannya menggandeng Kanaya keluar. Menuruni anak tangga pelan rasa khawatir nya masih ada. Mungkin saja putri nya ini belum sepenuhnya sehat kan?
Calista menyodorkan segelas susu cokelat kepada Kanaya. Gadis itu menerimanya dengan senang. Meniup sebentar Kanaya meminum susu cokelat nya itu nikmat. Susu cokelat emang gak ada tandinganya.
"Hari ini kamu berangkat bareng alex ya? "
Kanaya terdiam. Mengerutkan kening bingung. Alex siapa?
" Alex siapa ma?" Tanya Kanaya bingung. Alex supir kah? Tapi, masa namanya keren begitu.
Calista menepuk jidat, lupa kalau putinya gak ingat apa-apa.
" Em,, Alex itu tunangan kamu sayang""Hahk? "
Pikiran Kanaya langsung loading seketika. Dirinya punya tunangan?
"Nah. Itu alex udah dateng, " Seru Calista.
" Pagi Alex" Sapa Calista.
" Pagi tante"
Kanaya yang masih terdiam. Berbalik ketika mendengar suara yang agak familiar di telinganya.
Uhuk.
Kanaya langsung tersedak mengetahui siapa sosok laki-laki yang dikatakan tunangan itu.
" Itu Alex ma? " Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari kanaya.
" Iya,, ini alex. Dan kalian akan berangkat bareng"
Kanaya mendesah, kenapa harus laki-laki ini sih? " Mah,, aku gak kenal dia, masa mama tega sih?"
" Loh emang kenapa, ini kan tunangan kamu"
"Tapi mah,, "
Alex yang sedari tadi diam menyela
" Udah mau telat. Kalo lo gak mau bareng gue, gue bisa jalan duluan" Jawabnya datar.Kanaya menatap sinis Alex " Iya,, lebih baik lo jalan duluan. Gue gak sudi satu mobil sama lo" Katanya malas
Calista yang melihat itu menatap Kanaya. " Kanaya" Tegur nya.
"Ini Alex, mama percayain buat jaga kamu. Dan kamu gak usah membantah" OmelnyaKanaya mendesah berat. Perasaan semangat tadi langsung hilang seketika. Dia mengangguk lesu. Membuat senyum Calista terbit.
"Kalau begitu akex berangkat dulu tante" Pamit Alex sambil menyalim Calista dan berlalu pergi tanpa mengajak Kanaya.
Kanaya melongo melihat itu dan ingin protes tapi di hentikan oleh calista.
" kamu gak mau nyusul Alex?. Nanti kalian telat loh " Tanya calista
Kanaya tidak membantah. Dirinya segera menyalim tangan calista. Pamit menyusul Alex dengan muka ditekuk.
Didalam mobil tidak ada obrolan. Alex fokus menyetir, Tanpa sedikitpun menoleh arah Kanaya.
Begitu juga dengan Kanaya yang duduk tenang. Alex sedikit heran dengan gadis itu. Biasanya Kanaya akan terus mengoceh hingga membuat membuat kupingnya panas.Pikiran kanaya melayang-layang sekarang. Matanya melirik ke arah alax. Dia yakin kalau cowok itu pasti tidak menyukainya. Terbukti dari sikap cuek cowok itu, matanya saja melihatnya bagaikan musuh. Sebenarnya apa yang terjadi?
Upaya mengurangi canggung Kanaya bedehem pelan. Bertanya ragu ke cowok itu.
" Jadi Lo kenal Kanaya? Eh. maksud nya lo kenal gue? "Alex melirik kearah Kanaya tanpa ekspresi.
" Lo emang gak ingat, atau lo emang sengaja menarik perhatian gue" Tanya Alex sinis
Kanaya menghela napas jengah.
Ini cowok kenapa sih? Perasaan dari semalam dia selalu berkata sinis kepadanya." Menarik perhatian lo? Buat apa? "
" Gak usah munafik, lo pikir dengan cara lo begini bisa buat gue jatuh cinta sama lo? " Alex tersenyum sinis
Kanaya meremas ujung seragamya kuat.
" Sialan " Desis nya pelan. Ingin rasanya dia memukul kepala Alex dan mengumpat sekeras kerasnya didepan wajah sok cool itu.Alex agak terkejut mendengar umpatan itu, tapi dirinya segera menetralkan wajahnya kembali.
Alex tersenyum sinis. Sedikit melirik ke samping. Drama apa lagi yang sedang dia mainkan?
*really not antagonis*
KAMU SEDANG MEMBACA
i'm really not antagonis
Novela JuvenilKanaya pebriana tsabina bangun dari koma, dengan tubuh yang sama tapi jiwa yang berbeda. Di dinyatakan hilang ingatan yang tidak tau siapa dirinya. Kanaya harus menanggung segala konflik yang berdatangan atas perbuatan Kanaya yang asli, termasuk m...