01. Prolog

627 132 39
                                    

Sebastian Bayu Aldevaro, biasa dipanggil Bayu atau panggil saja kesayangan kita. Cowok itu memiliki kulit yang putih dengan wajah sempurnanya tanpa cacat sedikitpun. Putra tunggal orang kaya dengan segala sesuatunya yang mahal dan super mewah.

Namun naasnya, Bayu ketiban sial.

Ia menemukan balita kecil yang entah datang dari planet mana sekitar seminggu yang lalu. Saat dirinya ingin pulang dari club dengan keadaan setengah mabuk.

Flashback on

Wednesday, 15 Desember...

"Tolol anjing lo! ARGHH!" Umpat cowok itu sempoyongan disamping mobilnya.

Ia berusaha menancapkan kunci mobilnya namun mengeluh karena kedua matanya kabur dan berkunang kunang.

"Papaa..."

Cowok berjaket boomber itu terkejut saat melihat balita berumur tiga tahunan berada didalam mobilnya.

"Anjing, anak siapa lo?!"

Bayu menatap anak kecil itu tajam membuat suara tangis anak kecil itu semakin terdengar ditelinganya. Bayu mengusap wajahnya dengan kasar.

"Enggak, enggak, ini pasti mata gue burem karena pusing. Nggak mungkin."

Bayu mengucek kedua matanya. Namun saat ia membukanya kembali, tidak ada perubahan apapun. Anak kecil itu masih berada disana, dimobilnya.

"Wah gak beres nih." Bayu berdecak.

Bayu menatap sekitarnya dengan waspada. Sekali lagi, ia masih setengah sadar.

"Anak siapa ya ini?! Woy jangan buang anak sembarangan!" Teriak Bayu namun tidak ada yang menyahut.

Bayu cukup mengerti karena tempat ini sudah sangat sepi. Lagi pula, siapa yang ingin keluar di jam dua malam begini.

"Eh, lo bisa diem gak?"

Bayu mengacak acak rambutnya frustasi. Ia mengangkat anak kecil itu lalu meletakkannya di dekat trotoar dengan tak berdosa.

"Lo diem aja disini. Tunggu orang lain yang mungut lo aja, oke?"

Anak kecil itu mengangkat tangannya di udara dengan bibir melengkung kebawah. Bayu menggerakkan gigi.

"Apa, sih anjing?! Gue bukan bapak lo!" Bentak Bayu saat balita itu menangis dengan keras.

Bayu membuka pintu mobilnya. Ia lantas menyalakan mobilnya dengan segera. Namun belum sempat mobilnya beranjak pergi dari parkiran club—seorang satpam berlari mendekatinya.

"Mas, buka, mas." Satpam itu mengetuk kaca jendela mobil milik Bayu.

Bayu menggeram didalam sana. Ia menurunkan kaca mobilnya dengan terpaksa. Menunggu satpam itu mengatakan sesuatu.

"Ini kenapa anaknya ditinggal disini ya mas?" Tanya satpam itu, lalu menggedong balita yang menangis disana.

"Bukan anak gue itu, mas. Bawa pulang aja gak papa gue gak peduli." Ujar Bayu hendak memundurkan mobilnya namun ditahan kembali oleh satpam itu.

Bayu menggeram marah. "Apa lagi sih, Pak?!"

"Mas kok ngomong gitu? Jadi mas tadi berniat mau buang anak??" Satpam yang mungkin bertugas malam itu menatap Bayu tak mengerti.

"Maksudnya apa ini, mas? Ini anak siapa?" Tanya satpam itu sekali lagi.

"Di bilangin bukan anak gue ngerti gak sih? Itu bukan anak gue! Gue masih SMA jadi belum mau punya begituan."

Sebastian Bayu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang