Kalau bukan karena kakaknya mungkin dia tidak lagi menginjakan kaki di kota ini. Itu yang terlintas di pikiran Jose ketika berdiri di balkon kamarnya. Hamparan gedung-gedung pencakar langit menjadi pemandangan tunggal dari tempat ia berdiri. Malam hari seperti ini lampu-lampu yang menerangi jalan-jalan dan gedung-gedung memang tampak indah. Namun seindah apapun, kota ini tetap saja meninggalkan kenangan buruk untuknya.
Sepuluh tahun yang lalu, Jose yang lahir dan besar di Kanada pertama kali menginjakkan kakinya di ibukota Jakarta. Sang ayah yang seorang teknisi mesin pabrik mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan manufaktur terkemuka di bidang makanan ringan. Sekalipun ia dan kakaknya lahir dan dibesarkan di Kanada, kedua orang tuanya seratus persen berdarah Indonesia. Kedua orang tua mereka bertemu ketika sama-sama menempuh pendidikan di universitas dan memutuskan hidup menetap di sana.
Sepuluh tahun yang lalu Jose yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama terpaksa pindah ke sekolah baru dengan budaya baru. Wajahnya boleh jadi Indonesia tetapi bahasa yang digunakan dan budaya yang diikutinya selama ini sungguh berbeda dengan Indonesia. Alih-alih menyekolahkannya ke sekolah internasional, kedua orang tuanya justru menyekolahkannya di sekolah negeri. Alasannya agar dia bisa belajar budaya dan beradaptasi. Namun yang didapat Jose hanya culture shock dan perundungan. Dia disebut sok bule karena bahasa indonesianya terpatah-patah. Ditambah ia kerap mendapatkan perlakuan kasar dan kerjai habis-habisan oleh teman sekelasnya.
Tidak hanya di sekolah. Bahkan di lingkungan keluarga dia kerap mendapatkan perlakuan yang serupa. Keluarganya yang berada di Indonesia menyimpan banyak kebencian yang disebabkan oleh iri dengki. Hanya karena kedua orang tua Jose lebih beruntung hingga bisa mendapatkan kehidupan yang baik mereka lantas membenci tanpa alasan yang jelas. Sepupu-sepupunya kerap bertindak kasar dan suka mengambil barang Jose tanpa izin. Bagian yang dibenci Jose adalah ketika orang tuanya memintanya untuk mengalah.
Jadilah dirinya tumbuh dalam kebencian akan kota ini. Dia sama sekali tidak punya kenangan baik. Akhirnya setelah lulus SMA dia langsung memilih untuk berkuliah di Kanada. Kembali ke kota kelahirannya merupakan pilihan terbaik di hidupnya.
Tepat dua bulan setelah mendengar kelulusan adiknya, Hansen segera menghubungi. Waktu itu Jose masih mengumpulkan informasi lapangan pekerjaan selagi menunggu pengumuman kelulusan beasiswa S2nya.
"Mending sementara lo kerja di tempat gue dulu," bujuk Hansen. Sang kakak sejak dulu memang berbeda dengannya. Hansen lebih mudah beradaptasi. Dia juga jauh lebih cerdas baik secara akademik dan kehidupan sosial. Dia lebih disukai banyak orang ketimbang Jose. Nasib baik membawanya ke pendidikan setinggi-tingginya. Di usianya yang belum genap 30 tahun Hansen sudah mengantongi gelar doktor. Sekarang dia menjadi tenaga pengajar terbaik di salah satu institut teknologi terbaik di Indonesia.
"Gue bukannya nggak mau...." Setiap ucapan yang dibuka dengan kalimat berikut pastilah artinya orang itu menolak. Maka sebelum Jose melengkapi kalimatnya, Hansen memotong.
"Mau, lo harus mau, bayaran emang nggak seberapa tapi ini bisa jadi pengalaman terbaik lo, Lo bebas eksplor di kampus ini." Hansen tahu adiknya itu berencana untuk mengejar dirinya. Sebagai lulusan terbaik di angkatannya Jose sudah cukup membuktikan bahwa dia tidak main-main. Mendengar Jose tidak bersuara lagi Hansen melembutkan ucapannya. "Please... demi gue?"
Hansen tahu sekali titik lemah adiknya. Akhirnya pria yang 6 tahun lebih muda darinya itu hanya bisa menghela napas. Hansen langsung mengembangkan senyumnya. "Oke, tapi satu syarat...."
"Apa?"
"Gue nggak mau tinggal di rumah, gue mau tinggal sendiri."
"Gampang! Semuanya gue yang urus, lo tinggal datang bawa diri." Setelah kesepakatan melalui panggilan video itu akhirnya Jose berakhir di tempat ini. Sebuah apartemen tipe studio yang baru ditinggal pemiliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chillin' Buddy [🔞21+]
Romance[Completed] Rere takut dirinya menjilat ludah sendiri. Dia bilang pria culun itu jauh dari kata tampan apalagi seksi. Nyatanya dia justru tidak bisa mengalihkan pikirannya dari asisten dosen pembimbing sekaligus tetangganya itu. Jose memang culun...