Bab 14 Aku membencimu

21.1K 1.3K 6
                                    

Begitu Arga memarkirkan mobilnya di garasi. Alyssa langsung bergegas turun. Tanpa menunggu Arga untuk membantunya. Dia pun berjalan sedikit tertatih-tatih ke arah pintu masuk.

Namun begitu sampai di pintu masuk, langkahnya terhenti. Wajahnya nampak kaget begitu melihat wanita tua duduk di sofa ruang tamu. Nampak menatapnya lurus.

Hingga suara Arga yang terdengar sama kagetnya membuat Alyssa tersadar.

"Nenek."

Tidak perlu menoleh, Alyssa tau jika Arga mendekat ke arahnya. Terdengar dari suara langkah kakinya.

"Kalian baru pulang?" Tanya nenek Arga yang melihat Arga dan Alyssa secara bergantian. Namun wajahnya nampak heran begitu melihat tubuh Alyssa terlihat kacau.

Alyssa yang mendapatkan tatapan menelisik pun hanya bisa menahan nafas. Jantungnya berdetak dua kali lipat dari sebelumnya. Apalagi ketika nenek Arga tidak mengatakan apapun selain menatap Alyssa tajam. Seakan Alyssa baru saja melakukan kesalahan besar.

Arga merapatkan tubuhnya ke arah Alyssa. Membantunya dengan meletakkan tangannya di pinggang Alyssa. Berniat memapahnya. Namun Alyssa tidak bisa protes begitu lirikan penuh peringatan mengarah pada neneknya. Memberi isyarat kepada Alyssa untuk menurut.

"Alyssa kenapa?" Tanya nenek Arga begitu melihat Alyssa berjalan tertatih-tatih ke arah sofa dengan di bantu Arga.

"Arga!" Tegur neneknya begitu tak mendapati jawaban dari pertanyaannya.

"Jatuh nek." Jawaban pendek Arga semakin membuat Alyssa menelan ludah gugup.

"Tunggu di sini!" Perintah Arga begitu sudah mendudukkan Alyssa disalah satu sofa panjang di dekat neneknya. Dia pun berdiri tepat di depan Alyssa dengan wajah tak ingin dibantah.

Meski ragu Alyssa tetap mengangguk menurut. Tidak membantah sama sekali.

Sepeninggalnya Arga, Alyssa menoleh ke arah nenek Arga yang duduk di sofa panjang yang berada tepat di sampingnya. Menatapnya dengan tatapan mata datar.

"Saya tidak peduli jika kamu menyulitkan Arga, Alyssa. Tapi saya peringatkan kepada kamu untuk tidak membuat malu nama baik keluarga saya!" Meski ucapan nenek Arga terdengar pelan namun entah mengapa di telinga Alyssa terdengar begitu sinis, penuh penekanan.

Glek

Tenggorokan Alyssa terasa begitu kering, hingga ia terasa sulit hanya untuk menelan ludah saja. Ucapan nenek Arga terasa begitu sinis. Padahal ini adalah pertemuan pertama mereka setelah pernikahannya. Dan nenek Arga langsung menunjukkan sikap tidak sukanya.

"Saya menikahkan kamu dengan Arga tidak lah mudah. Jadi saya minta kepada kamu untuk sadar diri dan tidak membuat masalah."

Tubuh Alyssa terasa menggigil, suara nenek Arga terasa mencekiknya. Meski dia tidak tau kemana arah pembicaraan nenek Arga. Tapi Alyssa merasa sulit untuk mengendalikan perasaannya.

Alyssa benci ketika hatinya begitu lemah. Benci ketika merasa sulit untuk mengendalikan perasaannya.

"Maksud nenek?" Tanya Alyssa begitu menguasai diri. Berusaha tidak terpengaruh dengan tatapan intimidasi nenek Arga.

"Semua orang sudah tau bahwa kamu adalah menantu Surya. Jadi bersikaplah layaknya menantu yang berkelas. Saya tidak mau harus menanggung malu karna sikap kamu yang menyedihkan."

Alyssa tersenyum kecut. Nenek Arga bahkan nampak tak tertarik untuk sekedar menanggapi ucapan Alyssa.

Bangun dari duduknya, nenek Arga menatap Alyssa dari atas hingga bawah. "Saya harap kamu bisa mengerti dengan semua ucapan saya, Alyssa! Jadi setelah ini kamu lebih berhati-hati dan menjaga sikap."

Mendadak Menikah (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang