Epilog

3 0 0
                                    

Okdal - Lalala ( OST BTS WORLD)

Okdal - Lalala ( OST BTS WORLD)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila, pegal banget badan gue." Laki-laki itu meregangkan otot-ototnya yang sedari tadi mulai sakit.

Drrttt drtttt

Laki-laki itu merogoh kantung sebelah kanannya yang kebetulan
ponselnya berada di dalam situ. Ia kemudian tersenyum cerah ketika melihat nama yang tertera di ponselnya itu.

Mama is calling

"Halo, Ma," sapa laki-laki itu senang.

"Aidan udah buka kado dari Mama?" tentu saja Aidan lupa melakukan itu. Padahal sebelum pulang ia sudah mengingatnya berkali-kali.

"Aidan lupa, Ma. Maaf banget, ya, Ma." Aidan jadi tak enak pada Mamanya.

"Iya, gakpapa. Sekarang kamu buka kadonya, ya." Aidan segera berlari.

"Mama taruh kadonya di mana?" tanya Aidan karena ia baru sadar kalau ia sendiri tak tau tempat kado itu berada.

"Oh, iya. Ada sama bibi, kok. Mama sengaja nyuruh bibi buat jaga dulu kadonya sampai kamu pulang." Aidan segera berjalan ke kamar pembantu rumahnya.

Tok tok

"Assalamualaikum. Bi, ini Aidan." Hampir ada lima menit baru dibukakan pintu. Karena memang jam sudah menunjukkan jam 12 tepat. Tentu saja bibinya itu sudah tidur.

"Hmm... Ohh, Den Aidan. Kenapa toh, Den, malam-malam ke kamar Bibi? Makanannya mau bibi panasin?" pembantunya itu sudah ancang-ancang akan melangkahkan kakinya tapi langsung ditahan Aidan.

"Aidan ke sini cuma mau minta kado yang dititipin Mama ke Bibi, kok," kata Aidan sopan.

"Ohh, itu. Bentar, ya, Bibi ambilkan dulu." Bibi itu kembali masuk. Aidan tetap setia menunggunya. Bibi itu kembali sambil membawa kado bentuk kotak besar.

"Widih. Mama ngasi apa, nih? Makasih, ya, Bi. Tidur nyenyak, Bi." Bibinya itu hanya mengangguk lalu kembali ke tempat tidurnya. Sedangkan Aidan sudah kembali ke
kamarnya.

Kotak berwarna hitam merah dengan pita hitam menghiasi kado itu. Tadi saat perjalanan ke kamarnya, kotak itu ternyata lumayan berat. Membuat Aidan makin penasaran dengan apa
isinya.

Ia mulai mendudukkan dirinya sendiri. Tak lupa dengan kadonya yang sudah ada di pangkuannya. Jantungnya berdegup kencang. Perasaannya bercampur-campur.

"Semoga bukan prank."

Aidan membuka kado itu dalam sekali buka. Betapa terkejut dan
senangnya dia sekarang. Mamanya memberikan banyak sekali komik. Entah ada berapa di dalam sana.

"Kok detektif Conan lagi?"

"Widih. Akhirnya dapat yang One Piece 85." Tanpa menunggu lebih lama lagi. Aidan menelpon Mamanya. Sudah tersambung!

CosinusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang