Papa

6 2 1
                                    

Mengawali hari dengan kebingungan dan aku sedang memberi makan kuda ku ku beri dia nama apa ya emm... Max itu nama yg bagus untuk mu, aku masih bingung kemana papa ya.
Mama dan aya menghampiri ku dan mengajak pergi.

"kita mau kemana ma? " tanyaku

Mereka saat ku tanyakan itu hanya terdiam dan mempercepat jalan nya entahlah mau pergi kemana aku pun bingung.
Dan akhirnya kami sampai di sebuah bangunan megah.

"kita akan ke pengadilan" ucap mama.

Ke pengadilan? Untuk apa? Saat aku berjalan masuk yang pertama ku lihat bukanlah orang orang elit yg duduk di bangku kanan dan kiri tetapi papa ku yang sudah di borgol,  aku pun langsung berlari ke arah papa tapi di tarik oleh mama.

"kenapa ma papa disana" ucap ku.

Mama ku membawaku menuju kursi keluarga tersangka dan pengadilan pun dilaksanakan.
Papa ku di jerat kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh papa ku kemarin sore, tapi bukannya papa sejak saat itu tidak terlihat apa jangan jangan orang misterius itu papa?.

Mama pun berbicara "bagaimana kalian bisa menuduh suami ku ini bersalah tanpa barang bukti dan saksi yang jelas..."

Mama terlihat sangat marah tapi aku yakin dalam hatinya dia sedang gelisah, tapi benar juga kata mama kan tidak ada barang bukti jadi bagaimana bisa disalahkan.

Tiba-tiba ada seseorang yang membawa tas dan dia membuka isi tas nya yang berisikan beberapa pisau pendek dan dua pedang panjang berlumuran darah.

"ini barang buktinya kami menemukan ini di tubuh para mayat dan kami yakin inu miliknya" kata orang tersebut.

Mama pun berbicara "kami ini hanya seorang petani kami hanya memiliki sabit dan kami tidak punya barang seperti itu"

"bisa saja dia membelinya di pasar gelap dan sengaja menyembunyikan barang tersebut dari kalian" kata orang tersebut.

Keadaan semakin memanas setiap mama berargumen pasti langsung di patah kan oleh mereka  walaupun mereka tidak punya barang bukti dan hanya mengandai andai dan mama dibuat kerepotan untuk membela papa dan dari jaksa sepertinya mereka hanya diam saja aku tidak bisa membantu mama yg aku lakukan hanyalah, berharap papa baik-baik saja.

Setelah beberapa lama akhirnya jaksa menetapkan bahwa papa ku bersalah dan mendapatkan hukuman 3 tahun penjara karena kurang nya barang bukti dan saat di wawancarai papa ku oleh pihak keadilan papa tidak menunjukan bahwa dia pembunuh nya,  tapi ada seseorang yang menghampiri jaksa dan berbincang cukup lama lalu jaksa pun berbicara  "baiklah masa hukuman nya di tambah menjadi 15 tahun pejara".
Kami sekeluarga terkejut mendengar hal itu dan mama terlihat tak berdaya hanya duduk termenung dan aku hanya bisa menangis.

Kami menghampiri papa untuk terakhir kali sebelum dia di penjara, aku langsung berlari dan memeluk papa. "papa kusuma sayang papa, jaga diri papa baikbaik kusuma percaya papa tidak bersalah".

Papa hanya tersenyum dan kami belum bercakap banyak tapi papa langsung di tarik oleh pihak keadilan dan aku hanya bisa menangis. Di perjalanan pulang aku tak henti hentinya menangisi papa ku karena aku sangat percaya papa tidak bersalah.

Kami pun sampai ke rumau dengan perasaan sedih dan mama mencoba menenangkan kami.  "jangan sedih ya mungkin papa memang tidak bersalah jadi di masa tahanan hukumannya pasti di ringankan".

Aku yang mendengar hal itu seperti mendapat jawaban baik semoga papa masa tahanan nya di kurangi, mama pun pergi ke kamar nya aku lekas keluar untuk melihat kuda ku memang aku mendapatkan kuda ini tapi kalau papa harus masuk penjara karena kuda ini aku lebih memilih papa daripada kuda ini.

"aduh kamu kotor sekali max aku akan mmandikan mu"

Setengah jam aku perlukan untuk membawa max ke kandang untuk mencuci nya ku kira mencuci kuda itu mudah ternyata tidak sesuai dugaan ku kuda kecil ini sangat merepotkan menyulitkan sekali membersihkan nya. Walaupun ini menyusahkan tapi menyenangkan juga membersihkan kuda.

"nah max sekarang kau sudah bersih"

Aku terpana melihatnya sangat bersih aku bangga membersihkan max sekarang waktunya makan akan dia cepat besar. Saat aku berjalan ke kamar aku tidak sengaja mendengar mama yang menangis tiba-tiba mama membuka pintunya.

"apa yang kamu lakukan kusuma? " tanya mama.

"tidak ada ma aku hanya ingin ke kamar mau mandi " ucap ku.

Mama pun pergi begitu saja aku khawatir sama mama dia menangis sendiri aku jadi kasihan.

Aku pergi keluar aku mencoba berinteraksi dengan kuda ku ternyata seru berinteraksi dengan hewan mereka menggemaskan.

Aku mencoba menunggangi kuda ku dan berjalan-jalan. Seiring hari seiring bulan seiring tahun aku dengan kuda ku semakin dekat bahkan bisa dibilang kita mengerti satu sama lain apa yang ku ucap seolah dia mengerti dan aku begitu.

Hari ini aku berjalan-jalan bersama kuda ku ke bukit di belakang desa kami dan disana sudah berubah yang tadinya hanya lahan dengan pohon yang lebat sekarang menjadi fasilitas olahraga yang lengkap dan aku sering membawa kuda ku ke pacuan kuda.

Aku melihat ke arah poster yang menuliskan lomba pacuan kuda berhadiah 5 ekor domba dan 2 ekor sapi,  aku sangay tertarik lalu aku kembali ke rumah dan memberitahu kepana mama dan aya ada perlombaan dan aku sangat ingin mengikuti nya.

Dan aku di setujui untuk mengikuti perlombaan itu. Aku sangat tidak sabar untuk hari perlombaan dan aku memutuskan untuk latihan bersama kuda ku di belakang halaman rumah ku.

Cherry BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang