Bab Satu

32 2 0
                                    

Tap... Tap... Tap...

Mentari berlarian kecil dikoridor sekolah, dia terlambat lagi hari ini. Dia berharap semoga ketua kedisiplinan tidak melihatnya.

"Ehem!" Suara deheman seseorang dari arah belakang Mentari mengejutkannya. Mentari melihat kebelakang, saat tau siapa orang itu, Mentari hanya cengengesan.

"Ehehehe, ketua displin," Ucapnya sambil cengengesan.

"Mentari," Ucapnya.

"Iya-iya, gue tau," Ucap Mentari kemudian mengikuti langkah Langit. Sekarang mereka sudah berada diruangan ketua kedisiplinan.

"Astaga Mentari, gue udah pernah bilang, jangan telat lagi," Ujar Langit.

"Ya sorry lah, gue kesiangan," Ucap Mentari santai.

"Denger ya, gue nggak mau ada alasan lagi, mau lo kesiangan atau apa yang penting jangan pernah telat lagi," Ucap Langit.

"Iya Langit iya," Langit menghembuskan napasnya kasar.

"Udah, balik kelas sana, hari ini ada pelajaran bu Siska," Ucap Langit.

"Oke, astaga Langit!" Pekik Mentari saat dia menyadari bahwa hari ini ada mata pelajaran bu Siska.

"Duh, nggak usah teriak bisa," Ucap Langit.

"Sorry, Langit, pinjem buku dong, gue lupa belum ngerjain tugas bu Siska," Ujar Mentari.

"Ogah!" Ucap Langit kemudian dia berdiri dari duduknya.

"Ih Langit," Mentari menyusul Langit.

"Apa sih," Ucap Langit.

"Pinjem buku," Ujar Mentari.

"Ogah," Ucap Langit.

"Hiss, auk ah, jahat," Mentari kemudian pergi mendahului Langit.

"Hah, dasar cewek aneh," Ucap Langit kemudian menyusul Mentari kekelas.

Sebelum masuk kedalam kelas, Mentari melihat kebelakang. Dia menatap Langit yang berjalan tepat dibelakangnya. Langit yang ditatap seperti itu heran, dia menautkan alisnya.

"Langit," Langit menghela napasnya saat melihat mimik wajah Mentari, sebenarnya Mentari itu pintar tapi sayang dia itu pelupa. Langit membuka tasnya kemudian memberikan buku kepada Mentari.

"Cepet, bentar lagi bu Siska masuk," Ucap Langit.

"Oke, makasih Langit," Ucap Mentari kemudian masuk kedalam kelas yang disusul oleh Langit.

"Ehem, berduaan nih ye," Goda Cakra saat mereka masuk.

"Apa sih, gaje," Ucap Mentari kemudian duduk ditempatnya, buru-buru dia menyalin tugas Langit sebelum guru masuk.

"Telat lagi tuh bocah?" Tanya Lintang kepada Langit.

"Hmm," Jawab Langit.

"Ck, kebiasaan deh lo," Ucap Wulan.

"Hus, diem," Ucap Mentari.

"Lah, lo belum ngerjain tugas Tar?" Tanya Guntur yang hanya dijawab deheman dari Mentari.

***

"Lo kenapa sih sering banget telat?" Tanya Bunga pada Mentari.

"Entahlah," Jawab Mentari santai kemudian menyeruput jus nya.

"Lah si ege, dia yang telat dia juga yang nggak tau," Ujar Guntur.

"Heh gledek, diem," Ucap Mentari.

"Nama gue Guntur, Tar. Bukan gledek," Ucap Guntur tidak terima

"Sama aja," Ucap Mentari.

"Hus, diem," Ucap Raina.

"Lo juga diem hujan," Ujar Mentari.

"Woy, nama gue Raina bukan hujan," Ucap Raina.

"Sama aja, Raina kalo dibuang 'A' dibelakang jadi Rain yang artinya hujan," Ucap Mentari.

"Lah, dapet teori dari mana lo?" Tanya Satria.

"Dari otak," Jawab Mentari santai yang mengundang gelak teman-temannya.

"Hahaha, aduh, ada-ada aja jawaban lo," Gelak Angkasa.

"Kalian itu kalo makan bisa nggak sih diem," Ujar Langit yang sedari tadi hanya diam.

"Aduh pak ketua, kalo kita diem nggak seru dong," Ujar Bunga yang mendapat anggukkan dari yang lain.

"Terserah deh," Ucap Langit.

***
Pulang sekolah

Para murid berhambur keluar kelas saat mendengar bel berbunyi dan guru sudah keluar.

"Eh, kita kumpul yok," Ajak Raja.

"Ayok, tempat biasa ya," Jawab Mawar yang mendapat anggukkan dari yang lain.

"Gue nggak bisa," Ucap Mentari.

"Gue juga," Sambung Langit.

"Lah, emak sama bapak mau kemana?" Tanya Angkasa.

"Mau kencan ya, cieee," Ledek Guntur.

"Palak lo, gue ada acara keluarga," Ucap Mentari.

"Kalo lo pak, mau ngapain?" Tanya Raina.

"Enggak tau gue, gue disuruh balik cepet sama nyokap," Jawab Langit.

"Yah, masa emak sama bapak kita nggak ikut sih," Ujar Bunga.

"Tau nih, nggak seru," Sambung Mawar.

"Lain kali aja deh, gue balik dulu, dah," Ujar Langit kemudian berlalu pergi.

"Gue juga duluan ya anak-anak emak yang cantik dan ganteng, bye," Ucap Mentari berlalu pergi.

"Anjir, main tinggal aja tuh orang," Umpat Mawar.

Plak

"Aduh Guntur, ngapain sih mukul mulut gue!" Kesal Mawar saat mulutnya dipukul ringan oleh Guntur.

"Lagian ya tuh mulut nggak bisa dijaga apa, cewek jangan ngumpat," Ucap Guntur.

"Njir, suka-suka gue lah," Ucap Mawar yang langsung mendapat tatapan tajam dari Guntur karena mengumpat lagi, sedangkan Mawar hanya nyengir saat mendapat tatapan tajam Guntur.

"Udah deh, jangan pacaran muluk mending kita pulang," Ujar Lintang.

"Dih, sirik aja lu," Ujar Mawar kemudian pergi sambil menyeret Guntur.

"Lah, malah ditinggal," Ucap Wulan.

"Udah yok kita juga pulang," Ucap Angkasa kemudian mereka pun pulang.

****

~Jangan lupa tinggalin jejak ngab.

Publik ulang.

Sabtu, 26 Februari 2022

Langit Sagara (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang