Please, Don't go

361 14 64
                                    

Sesosok pria duduk di ujung kafe seperti sedang menunggu kedatangan seseorang. Tempat yang ia pilih memang sengaja di tempat yang jarang dilalui orang karena ia ingin membicarakan suatu hal yang penting. Tak berapa lama orang yang ia tunggu datang juga, tapi tunggu, mengapa orang yang datang jadi banyak? Orang yang ia tunggu hanya seorang tapi yang mengantarnya ada 4 orang?

"Jeongwoo udah lama nunggu?" ucap Yedam sambil duduk dihadapan Jeongwoo, orang yang sedari tadi menanti. Keempat orang yang mengantarnya hanya menunggu di belakang Yedam, karena memang tempat duduk yang tersedia tidak cukup.

"Belum lama sih kak, btw yang nganterin banyak amat kak" ucap Jeongwoo bingung.

"Dih masa cuma dianggap jadi supir sih kita, mana ga ditawarin pesen minum dulu lagi" entah kenapa ini Junho lagi julid banget.

"Ih udah kalian pergi aja, kan Jeongwoo mau ngomongnya cuma sama aku" Yedam ga berniat ngusir mereka kok, tapi kan memang bener kalo Jeongwoo cuma mau ngomong sama dia.

"Ya udah, Yedam hati-hati ya kalo ada apa-apa telpon kita"

Setelah keempat temen Yedam pergi, Jeongwoo baru memulai percakapan mereka. Tapi mereka pesen makanan terlebih dahulu, dan tentunya itu permintaan Yedam, dan Jeongwoo mana bisa nolak sih?

"Eum, kak gimana di SMA lebih seru ga?" Jeongwoo memulai obrolan mereka dengan pertanyaan basa-basi.

"Asik kok seru, banyak kakak kelas yang baik sama aku juga, mungkin karena aku deket sama anak kosan kali ya" Yedam menjawab sambil mulutnya sibuk mengunyah kue yang menarik perhatiannya.

"Terus gimana kak, pelajaran di SMA lebih susah ga dari SMP? Kemarin ujiannya lancar ga kak?"

"Ga begitu beda jauh sih dari SMP cuma mungkin pas di SMA lebih menjurus ke jurusan yang kita pengen sih dibanding pas SMP yang masih nyampur. Ujian kemarin lumayan bisa kok aku, ya walaupun ada yang aku ga puas nilainya." Jeongwoo salah nanya ke Yedam kalau pelajarannya susah apa enggak soalnya pasti Yedam bilang enggak, coba tanya ke Junho pasti dia jawab susah banget kek mo meninggal.

"Oh gitu ya kak, seru yaa..." Jeongwoo bicara kayak gini sambil menatap jendela di samping mereka.

"Kan Jeongwoo tinggal 6 bulan lagi ke SMA, nanti kita seru-seruan bareng ya Jeongwoo!!" Yedam tersenyum cerah berbanding terbalik dengan raut wajah Jeongwoo yang sendu.

"Eh Jeongwoo kenapa? Kok mukanya sedih gitu? Apa Jeongwoo ga seneng ya bakalan satu sekolah lagi sama Yedam?" Yedam tersadar akan raut wajah Jeongwoo yang tidak sesenang dirinya jadi ia bertanya demikian.

"Bukan gitu kak, aku seneng, seneng banget malah kalau aku satu sekolah sama kakak"

"Iya makanya kan tinggal 6 bulan lagi" Yedam cukup bingung dengan arah pembicaraan mereka, karena kan memang tinggal satu semester lagi sampai mereka masuk tahun ajaran baru.

"Mungkin ini bisa jadi 6 bulan terakhir aku buat bareng-bareng Ka Yedam terus, karena setelah aku lulus SMP aku bakal ikut ayah ke luar negeri dan lanjut sekolah disana."

Yedam terdiam di tempatnya, ia bahkan tidak bisa berkata apa-apa lagi mendengar berita itu.

"Ta--Tapi aku bisa balik ke Indo pas liburan kok kak"

Tanpa sadar Yedam malah meneteskan air matanya.

"Kamu beneran ga bisa di Indo aja woo? Sampai lulus SMA aja?"

"Ga bisa kak, perintah ayah mutlak kak"

"Ke--Kenapa pas aku udah deket sama kamu woo?"

"A--aku juga ga tau kenapa ayah nyuruh aku pindah setelah lulus SMP, dan aku juga ga bisa nolak kak"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fancy, ooh? (discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang