Overprotective

742 32 79
                                    






Lagi-lagi kelas hari ini dibuka dengan suasana panik karena akan diadakan ulangan harian 15 menit lagi.

(Entah kenapa tiap ulangan yang ada di cerita ini adalah ulangan fisika, mungkin karena yang nulis punya banyak pengalaman buruk sama pelajaran fisika.)

Semenjak mereka naik ke kelas 11, sebenarnya mereka sedih banget harus pisah sama Pak Donghae, mereka merasa cara mengajar Pak Donghae tuh asik dan gampang masuk ke otak, udah gitu Pak Donghae itu orangnya gaul gak kayak guru fisika mereka yang sekarang yang bener bener kolot, bahkan saat ulangan kalau ada yang gerak sedikit aja langsung ditatap intens sama Pak Kyungmin. Denger denger dari kakak kelas mereka dulu kalau ada yang ketahuan nyontek kertas jawaban mereka bakal di robek dan disuruh untuk keluar dari kelas. Jadi sekarang anak kelas 11 IPA 2 lagi pada sibuk belajar dan sebisa mungkin buat contekan, walaupun persentase keberhasilannya kurang dari 10%.

Setelah 15 menit mereka semua berkutat sama buku paket dan catatan mereka, ujian dibagikan ke setiap murid dalam keadaan tertutup. Dan saat mereka membuka lembar ujian tersebut semuanya langsung menghela nafas berat, karena dari nomor pertama pun sudah sulit dan ga masuk di akal angkanya. Dongpyo meringis melihat lembar ujiannya yang hanya beberapa nomor yang bisa dia kerjakan, gak beda jauh sama chairmatenya yang sekarang lagi merapalkan mantra mantra katanya sih siapa tau ada keajaiban lembar ujiannya keisi sendiri.

Renjun sudah menyerah mengerjakan ujiannya dan sekarang sedang menumpukan kepalanya di kedua tangannya yang dilipat diatas meja. Pak Kyungmin yang melihat Renjun menidurkan kepalanya berjalan kearah kursi Renjun dan Hwall.

"Kamu udah selesai? Kenapa tidur?!"

"Saya mau langsung remed aja boleh gak pak? Saya udah gak sanggup ngerjainnya, angkanya susah semua pak" Renjun sedikit mengeluh tentang ujian yang diberikan.

"Kamu masa segini doang ga bisa, pas saya terangin kamu perhatiin gak? Kan ini mirip sama contoh yang pernah saya kasih lihat!"

Mirip dari mana astaga??!! Ini beda 180 derajaat!! Di contoh soal angkanya cuma puluhan, ini di ujian angkanya ratusan dan berkoma lagi!

"Saya perhatiin kok, bahkan catetan saya lengkap. Tapi soal yang bapak kasih emang sulit pak, saya yakin gak sampe setengah dari kelas ini yang lulus ujian ini."

"Jaemin dari kelas sebelah aja bisa, padahal dia sering ga masuk pelajaran saya kalaupun dia masuk yang dia lakuin cuma tidur, masa kamu yang selalu hadir dan nyatet ga bisa sih? Saya kecewa sama kamu Renjun." Pak Kyungmin mulai jalan menjauh dari meja Renjun.

"Keahlian tiap orang kan berbeda beda pak, ga ada yang mahir di semua hal. Ini ujian saya, saya kumpulin aja. Yang udah selesai boleh keluar kan pak?" Renjun menyerahkan kertas ujiannya ke meja guru di depan.

Semua yang masih di dalam cuma bisa melihat kepergian Renjun.

"Udah lanjutin ujian kalian, biarin aja anak bodoh itu mau kayak gimana!"





Minkyu yang menyimak kejadian tadi dengan saksama merasa bahwa perkataan guru fisika mereka agak berlebihan. Minkyu buru buru menyelesaikan ujiannya biar dia bisa nyusulin Renjun yang udah keluar. Saat Minkyu mengumpulkan lembar ujiannya, Pak Kyungmin berbicara.

"Kyu kamu bawa Renjun ke ruang kedisiplinan biar dia dapet poin karena sudah membantah perkataan guru, coba murid saya kayak kamu semua ya, udah pintar aktif berkegiatan lagi." Pak Kyungmin berkata begitu sambil menepuk pelan punggung Minkyu.

"Maaf pak sebelumnya, tapi apa yang dikatakan Renjun sebenarnya tidak ada yang salah, tapi mungkin sikap Renjun sedikit kasar karena bapak membuat Renjun sakit hati. Lalu jika semua murid bapak seperti saya, pasti kelas ini bakal sepi banget. Kalau begitu saya permisi dulu pak."

Fancy, ooh? (discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang