2. Kelas Tari.

23 1 0
                                    

Happy Reading.

Vie sudah bersiap sejak tadi, hari ini adalah hari pertama ia mengikuti kelas tarinya. Ia berharap dengan mengikuti kelas tari bisa mengurangi ke bosanannya berada dirumah.

"Kamu sudah siap?" Tanya sang suami kepadanya dan meneliti penampilannya dari atas sampai bawah.

"Ha, iya sudah. Kenapa? Apa ada yang salah?" Tanya vie kembali, ketika sang suami meneliti pakaiannya itu.

"Cantik. Dasar payah, kenapa dulu saya menolaknya padahal dia jauh lebih cantik dari salsa."batin bilie bergumam.

Bilie menggelengkan kepalanya.
"Ayo, kita berangkat." Mereka berdua pun berjalan menuju mobil tak lupa juga untuk berpamitan dengan sang ibunda tercintah.

Setelah 30 menit perjalanan yang cukup membosankan tanpa ada satu kata pun keluar dari mulut mereka, akhirnya sudah sampai ditempat tujuan.

"Kalau nanti kamu sudah selesai, kabarin saya. Nanti saya langsung jemput." Ujarnya dingin tanpa ada ekspresi apapun.

Vie pun menyodorkan telapak tangannya kepada sang suami. Bilie fikir vie ingin meminta uang, bilie pun memberikan kartu ATM-nya kepada istrinya itu.

"Mas, aku gak butuh ini. Aku Cuman mau salim" tuturnya sambil mengembalikan kartu itu kemudian ia mencium tangan sang suami lalu pergi.

"Saya masih tidak menyangka, perempuan sepertinya. Bahkan salsa sering sekali menghabiskan uang ku. Wah, luar biasa vie." Gumamnya menatap vie yang sudah berjalan masuk, lalu ia menancapkan gas melajukan mobil hitamnya itu.

Setelah masuk ke dalam gedung yang bertuliskan 'Sanggar tari madhina club'
Ia memperlihatkan senyuman manis kepada semua orang. Dan langsung menuju meja pendaftaran.

Ia melihat poster yang berada di dinding itu. Ada macam-macam harga mulai dari 75.000 sampai 500.000. Vie telah memutuskan untuk mengambil kelas 3 minggu sekali yaitu 120.000.

"Mba saya mau ambil kelas yang sera---.." Vie belum menyelesaikan kalimatnya, ia menoleh saat pundaknya di tepuk oleh seseorang.

"Apa mba, mba Vie?" Tanyanya.
Vie pun mengangguk pasti. "Ada apa?" Tanya vie kembali

"Mari ikut saya mba." Pegawai perempuan itu menggandeng tangan vie, vie yang merasa tak nyaman langsung melepaskan cekalan tangan itu.

"Maaf mba saya gak kenal sama mba. Jadi jangan SKSD, deh mba" Ujar Vie sinis kepada pegawai perempuan itu.

"Mba gak usah takut, saya sudah di tugaskan oleh pak bilie suami mba. Lagi pula suami mba sudah menyiapkan segalanya. Jadi, mari mba."

"Apa maksud mu?". Vie masih bingung dengan semua ini, tiba-tiba ada perempuan yang SKSD dengannya.

"Suami mba sudah mendaftarkan mba dari seminggu yang lalu. Dan sudah menyiapkan seorang koreografer khusus untuk mba."

"Apa? Mas bilie udah daftar in aku Seminggu yang lalu? Tapi kan, aku baru bilang 3 hari yang lalu." Batin vie mulai mencurigai sesuatu.

"Mari mba." Pegawai perempuan itu menarik tangan vie menuju ruangan VIP yang sudah di pesan oleh Bilie-suaminya.

"Mba vie, perkenalkan ini mba karina guru tari mba." Mereka saling menjabat tangan, dan tersenyum.

"Postur tubuh yang bagus, tangan yang indah. Jari yang lentik, sangat indah." Karina memutar badan vie, memegang tangannya juga memegang jari jemarinya.

"Silakan ganti pakaian mu dulu vie, setelah itu aku akan mengajarimu Bollydance"

Clek.

Itu suara pintu tertutup, vie sudah berganti pakaiannya dengan menggunakan Lehenga khas India. Yang berwarna peach juga sedikit pink itu sangat cocok di pakainya.

"Kau siap?" Tanyanya, vie mengangguk pasti. Musik bollywood pun diputar.

Karina mulai mengajari vie menari dengan gerakan dasar, vie mengikutinya dengan beberapa kali percobaan akhirnya ia sudah menguasai gerakan itu.

"Satu, dua, tiga, empat," karina memberi instruksi supaya vie menghafal gerakan nya dengan mudah.

"Dua dua, tiga, empat"

¤¤¤

"Permisi pak, ini beberapa berkas yang harus bapak tanda tangani." Pria berjas biru navy itu menaruh berkas di meja kerja bilie.

"Ya, letakkan saja."

Sejak tadi pimpinan bos di perusahaan itu hanya melamun, menopang dagunya dengan satu tangan dan bersandar di kursi hitam itu. Ia masih memikirkan gadis yang sudah Sah menjadi istri keduanya. Entah ada apa dengannya. Ini sungguh menganehkan.

"Ya tuhan, kenapa saya terus memikirkan gadis itu? Ah, sudah lah"
Batinnya menyadarkan lamunannya sendiri.

Seorang asisten pribadinya masuk kedalam ruangan bos-nya itu dan memberi tahu bahwa, meeting pentingnya dimulai 10 menit lagi.

Pria itu bangkit dari kursinya, dan mengancingkan kemeja berwarna abu-abu dengan satu tangannya dan langsung pergi ke ruangan meeting.

Setelah selesai meeting Bilie melihat arloji yang melingkar di tangannya, sudah waktunya untuk menjemput vie. Ia pun bergegas menjemput istrinya itu walaupun vie belum meminta di jemput olehnya.

Ketika bilie berjalan ke ruangan VIP ia melihat pemandangan indah, ralat. Bahkan sangat indah. Ia melihat istrinya sedang menari dengan anggunnya, menggerakan tangannya dengan gemulai membuat aura kecantikan yang Vie miliki terpancar bak sinar matahari di pagi hari.

Bilie terus memperhatikan istrinya itu dari jendela tanpa berekspresi apapun. Lagu itu semakin cepat irama gerakan tari vie pun mengikuti alunan musiknya. Ia berputar-putar cepat, cepat, dan semakin cepat.

Vie berputar-putar dengan irama yang semakin cepat tubuhnya berputar sangat cepat.

Penglihatan vie semakin kunang-kunang, kepalanya bahkan sudah tidak bisa di kontrol olehnya namun kakinya terus saja berputar.

Cukup. Ia sudah tak sanggup lagi. Dan blam. Semuanya gelap. Itu yang di rasakan Vie saat ini. Dengan sigap bilie menahan tubuh vie yang akan terjatuh ke lantai.

"Vie bangun!" Suaminya itu masih setia menepuk-nepukkan tangannya di pipi vie yang pingsan sejak tadi.

***

"Eghmm.."

Vie membuka matanya perlahan, ia terkejut ketika wajah suaminya berada di hadapannya dan menunjukkan ekspresi yang eum, kesal? Bahkan marah mungkin.

"Kenapa bisa sampai pingsan? Ck, mulai besok kamu tidak akan mengikuti kelas tari tari. itu lagi mengerti!" Bilie mengambil keputusan sepihak tanpa persetujuan siapa pun.

"Gak, mas bilie jangan larang ya. Aku mau ikut kelas tari itu, lagian kalau aku dirumah gak ada kerjaan. Toh mas bilie sendiri gak ngebolehin aku kerja"

Bilie mengusap wajahnya kasar, dan menatap lekat istrinya itu. "Oke, kamu boleh ikut tapi untuk beberapa hari kedepan Istirahat dulu. paham kan?" Vie mengangguk antusias dan tersenyum.

.
.
.

{Yuk, di vote!}

Jangan lupa komen.
Seeyou♡
.
.
.


Serumit Itu, kah? Cinta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang