Bab III

11 0 1
                                    

Pagi ini penuh kejutan, Nara mendengarkan lagu Banda Neira - Hujan di mimpi.

"Seperti hadirmu di kala gempa
Jujur dan tanpa bersandiwara
Teduhnya seperti hujan di mimpi
Berdua kita berlari"

Sambil menikmati, Nara bingung harus bagaimana, di hatinya senang, tapi logikannya sudah malas berhadapan dengan Lingga, sejak pertengkaran itu, Lingga yang melenyapkan diri dari permukaan bumi, tanpa aba-aba, menghilang. Nara tau kisahnya belum selesai bersama Lingga, kata temannya di kantor, Nara hanya di ghosting. Bagaimana ini, aku senang ia muncul, tapi dia meninggalkanku.

Lingga Laksana adalah seorang pemuda yang Nara temui, menyukai alunan musik indie, sudah bekerja di bagian wartawan, jadi kerjanya jalan-jalan sambil cari berita. Nara juga sekarang menyukai musik aliran indie, Lingga yang memberitahunya, tidak heran kalau dia menyapaku seperti itu yang tidak sengaja mendengarkan lagu Banda Neira.

"Kenapa menghindar?" bisik lingga.
Nara tertegun kembali. Nara spontan kepalanya berbalik, Lingga hanya mengangkat kedua bahunya.
"Kenapa tiba-tiba dibelakangku, ish ok, ga boleh ngindar" gumam Nara.
"Kenapa di belakangku? Kursi lain kan kosong"
"angkutan umum, bebas kan?" jawab Lingga santai.

Semesta, ada kejutan apa lagi hari ini, emang kejutan yang tadi harus hari ini ya? Kan Nara belum siap, Masih banyak hal yang harus dipikirin. Kenapa dia datangya hari ini, Aku bersyukur melihat dia kemarin sore, tapi aku merasa aneh kalau bincang bincang lagi dengannya.

"tadi kamu belum jawab pertanyaanku, kenapa menghindar?" Ucap Lingga.
"engga kok, nggak menghindar, tadi kan busnya emang udah dateng, mana sempat bicara." Nara mengelak, sebenarnya ia memang betul menghindar.
"ohh, kukira sudah gak mau bicara denganku."
Iya emang benar, pikiranmu benar lingga, Aku tidak mau berbicara denganmu, aku hanya ingin melihatmu dari jauh, perlahan- lahan melupakanmu.
Banda Neira sedari tadi bersahabat dengan telingaku, tiba-tiba Lingga melepas headset sebelah kiriku.
"Oh, ternyata masih ingat ya, syukurlah, aku ikut senang. Semesta ikut senang, karena rencananya berjalan mulus" Ucap Lingga
Nara hanya terdiam dan berdecak

"biasanya putar lagu Mari bercerita, tumben enggak. Kan itu kesukaanmu?" heran Lingga
"engga enak!" singkat Nara
"Kenapa? Kan katamu bagus, lagunya enak." Tanya Linga.
"tidak menjadi kesukaan, karena lagunya sudah menghilang, sengaja kuhilangkan."Ucap Nara
Ingga mengerutkan dahi, langsung mengambil alih HP Nara dan mendownload lagu tersebut.

"eh. HP ku!"
"sutttttt, sebentar ya lumba." jawab Ingga
"Namaku Tranara Renjani, bukan Lumba-lumba" jawab Nara demgan nada penekanan
"Iya Lumba, sudah tahu, ini Hpnya dan lagunya sudah tidak hilang, sudah kuciptakan kembali" Ingga menyodorkan hp dengan senyuman manisnya.

"yoo gang delima, gang delimaa" kenek Bus berteriak
"depan, kiri bang." teriak Nara
Nara menghiraukan keberadaan Ingga, ia langsung berdiri dan turun dari bus. Ingga yang ingin meluruskan hubungannya terus mengikuti Nara dari belakang.
Nara menyadari bahwa Ingga ada di belakangnya, kemudian ia berbalik.

"udah, ga usah jadi penguntit!" Jawab Nara ketus. Ingga hanya tersenyum dan menunjukkan 2 jari sambil meringis "pisssss"

Nara melangkah demi cepat, sengaja ia cepatkan. Ingga berteriak dari belakang
"Naraaa, Lumbaku! Dino mu sudah kembali, jangan jengkel melulu." Teriak Lingga
Nara terdiam mendengarkan apa yang Lingga ucapkan dan berbalik sekilas lalu berkata "Gila!" sambil mempercepat langkahnya.

Dari sisi lain Cipto Mengamati Dua orang tersebut dan terkekeh "Dasar Bocah" sambil tersenyum tipis. Cipto menghampiri Lingga.

"Hai bro, udah balik?" Tanya  Cipto baik - baik.
"Lo kira yang di hadapan lo siapa cip!" Balas Lingga.
"Ya Gua kira lu demit, titisan buto ijo kalii ajaa kan bisaa, haha"
"Udah, gua udah balik, seutuhnya bukan siluman kek lu" Tukas Lingga
" Terserah lu dah..., gimana tadi sama Nara?Aman atau Amit - amit?" Tanya Lingga
"lu yang amit - amit, lagian jadi orang kepo banget si Cip, udah a gua mau pergi, tuh liat jam ditangan lo" sambil menekan jam tangan yang ada di tangan Cipto. Cipto langsung melihat jam tangannya dan Lingga berjalan meninggalkan cipto sendirian

"Lingga, kalo lo ngilang lagi, Nara gua ambil ya!" teriak Cipto. Lingga tidak menghiraukan perkataan cipto, toh itu hanya bercandaan.

***

Nara Absen dengan cepat hari ini, tidak bertemu dengan Cipto. Ia duduk dan minum sambil tercengang, " ya ampun, tadi itu apa! Apa bener dino ku yang dulu sudah kembali? Atau dikemudian hari ingkar lagi? Aku harus senang atau tidak ya, karena sekian kalinya ia datang dan aku tetap senang melihatnya di bumi" Gumam Nara.

"Oi Nara! Bengong aja lu dari tadi" kejut cipto kepada Nara.
"Eh apaan si lu cip, ngagetin aja, tumben pagian, biasannya kurang satu menit sampai kantor"
" Lu juga Ra, pagian datengnya" Kata Nadia
"hehe, Ga tau, mungkin semesta sengaja bangunin gua pagi - pagi terus sampai kantor cepet." jawab Nara
"iya sengaja, mau Mempertemukan kekasih yang sudah lama lost contact dari bumi, haha." Ledek Cipto
"Jangan sotong tu mulut" Nara sambil melemparkan Spidol.
"Santai dong Nara, berarti benerkan kalo ketemu, buktinya lu ngegas haha." jawab Cipto
"Udah - udah diem, atasan masuk" Potong Nadia

Satu menit kemudian, Atasan datang, dengan ucapan salam yang dibarengi dengan senyum manisnya. Diawali dengan Doa dan melakukan briefing pagi setiap harinya, Semuanya Fokus kepada apa yang dikatakan Atasan.
Setelah selesai jadwal pagi, seperti biasa, mereka melakukan tugas dan deadlinenya masing masing.

"Cipto, Nanti pulang kerja anterin gua konfirmasi ke kampus ya, registrasi ulang, lo udah belum." Ajak Nara
"Insha Allah deh Nar, kerjaan gua banyak ni, bisa - bisa gua lembur." keluh Cipto
"bisa lahh, pas bisa cippp."
"apanihh, tumben amat ngucapin bisa, biasanya makan tuh kerjaan"
"Lagi baik gua sama lu."

Nara lanjut mengerjakan kerjaannya ditemani dengan es kopi, sambil mendengarkan music yang dinikmati diri sendiri alias pakai headset.

***

Lingga masih dikantor, berkutat dengan komputer di depannya. Merancang tulisan - tulisan yang logis dibaca oleh para pembaca gosip, Lingga baru-baru ini mewawancarai artis yang terjerat kasus Narkoba jenis Ganja. perlahan kata - kata terkumpul dan menjadi valid. Memang menjadi tau adalah mengejutkan,tulisan - tulisan yang Lingga ciptakan membuat kejut para pembaca, entah itu positif ataupun negatif. Seperti rencana semesta, ia juga terkejut hari ini bertemu dengan Nara. Lumba yang selalu ia rindukan dalam pelik maupun peluk. Lingga hanya senyum - senyum sendiri melihat wajah Nara yang memerah, sudah lama ia tidak melihat wajah itu, setelah pertengkaran itu.

"Tranara Renjani, apa nanti mampir ke kantor Nara ya, sekalian bawain Cake yang dia suka" gumam Lingga

Lingga memutuskan untuk Menghampiri Nara selepas kerja, menemui Lumba.

***

Bro sehat kan?
Semoga disehatkan selalu
Diberi rezeki yang barokah
Jangan lupa bersyukur untuk hari ini :)

Semangatt🤗
Aamiin...

Spasi _Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang