━❛ inumaki toge ⌯ ᭄
❝ ketika satu aliran
darah di pisahkan oleh benang
takdir dunia ❞
▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂▂
𝐋𝐈𝐌𝐄𝐑𝐄𝐍𝐂𝐄𝐏𝐑𝐎 !¡ 𝐭𝐰𝐢𝐥𝐢𝐠𝐡𝐭'𝐬 𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫𝐢𝐞 - '
(v.) 𝘭𝘢𝘮𝘶𝘯𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘯𝘫𝘢.
𝗙𝗔𝗡𝗔𝗥𝗧'𝗰𝗿 » ⁹ᴶᵉᵈⁱᵗ ᵒⁿ ᵀʷⁱᵗᵗᵉ...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Inumaki terdiam, memandang lurus batu nisan bertuliskan nama adiknya.
Menyatukan kedua tangannya, Inumaki berdoa untuk kesejahteraan sang terkasih.
Semilir Angin sore serta dedaunan musim gugur menerbangkan sedikit anak surai milik Toge ketika ia sedang berdoa. Suasana yang begitu damai untuknya.
Tanpa sadar, 3 tahun telah berlalu dengan sangat cepat. Meninggalkan bekas luka lama jauh di masa lalu sana.
Masa rehabilitasinya telah usai sejak 2 tahun yang lalu, walau tak sepenuhnya sembuh, walau tak sepenuhnya ia berhenti mengonsumsi. Walau tak sepenuhnya ia kembali normal. Namun, kondisinya jauh lebih membaik.
Sangat jauh lebih baik dari kala itu.
Ia takkan lagi merasa resah kerap kali memikirkan sang adik yang telah lama tiada, perasaan serta emosinya kembali normal. Ia takkan lagi mengulangi hal yang sama hanya untuk berlari dari kenyataan pahit yang ada.
Ia takkan lagi menetap di sebuah zona masa lalu yang kelam, ia akan memandang lurus. Menghadap pada masa depan yang ada. Takkan terjebak dalam ketidaknyamanan masa lalu dan berpaling ke belakang.
Ia akan merelakan sang terkasih, takkan merasa sedih lantaran ditinggalkannya.
Tetap memandang lurus, memandang masa depan yang akan ada.
"Tak apa, semua akan baik-baik saja."
Adalah kalimat sang guru untuk menenangkannya.
Benar, semua akan baik-baik saja selagi Toge merasa rela, takkan pernah merasa resah akibat ketidakadillan dari sang kami-sama.
Setelah selesai berdoa, Toge mulai merogoh saku celananya, mencari sesuatu.
"Permen cokelat. Kau suka permen cokelat, bukan?" Toge berujar begitu lirih, hampir tak terdengar.
Ia meletakkan permen cokelat itu tepat di atas batu makam [Name], seraya membentuk kurva senyuman yang begitu manis.
"Oi, Inumaki! Sudahkah? cepatlah! Kau ini, kita bisa terlambat kembali ke asrama." teriak Maki dari kejauhan, sedang Panda mengangguk tanda setuju dengan kalimat yang di lontarkan oleh temannya.
Toge sedikit tersentak, dengan segera ia mulai bangkit dari posisinya. Mengucapkan salam perpisahan pada adiknya tersayang, "Sampai jumpa."
Kemudian, menyusul kedua temannya yang telah menunggu dirinya berdoa begitu lama.
Plak!
Panda memukul pelan punggung Toge, "Kau sudah merasa lega, bukan?"
Toge mengangguk antusias, "Shake!"
"Begitu, dengan begitu semua sudah berakhir." ujar Maki, melirik Toge dari ekor matanya.
Toge lagi-lagi mengangguk. Mereka berjalan beriringan, yang terlihat punggung mereka semakin menjauh dari arah pemakaman milik [Name], dengan semilir angin musim gugur yang menemani, menerpa beberapa anak surai.
Dengan begitu, semua telah berakhir.
Toge yang merelakan sang adik, Toge yang tak akan terjebak dan jatuh dalam lubang masa lalu. Toge yang telah melepas semua pikiran serta halusinasi akan sang adik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Semua telah berakhir."
━❛ 𝗘𝗡𝗗 ⌯ ᭄
n.) "Apa pun yang kita pikirkan tentang masa lalu, kita tidak harus menjadi tawanan terhadapnya." - Barrack Obama.
❨ 𓏲 狗巻 棘◞ ❩
Hai, tamat jga. Hiya Hiya.
Maap ngaret, pdhl tinggal satu dan tinggal di up aja, sy malas revisi :').
Anw ceritanya jadi cringe gini, dahlah. Sy memang penulis alay, cringe.
