3. Ever best i have

13.4K 1.6K 231
                                    

Haechan dan renjun kini tengah terdiam satu sama lain. Keduanya tidak sengaja bertemu di halte bus dengan wajah kusut masing-masing.

"Kenapa dengan wajahmu? Jangan menekuknya seperti itu kau jadi tambah jelek" ujar haechan mencoba mencairkan suasana. Mendengar celutukan haechan renjun pun membulatkan matanya kesal.

"Apa katamu?! Katakan sekali lagi!" Kesalnya yang sudah bersiap melayangkan pukulan ke tubuh haechan. Namun haechan segera menggeleng dan tertawa canggung.

"Chan" panggil renjun tiba-tiba dengan nada yang lebih melembut membuat haechan mengerutkan keningnya bingung.

"Jaemin dan aku, berakhir" ujar renjun pelan yang membuat haechan terdiam ketika mendapati wajah kecewa milik renjun.

"Kau marah?" Tanya haechan dan dibalas anggukan oleh renjun.

"Kecewa?" Tanya haechan lagi dan lagi-lagi renjun mengangguk sebagai jawaban.

"Sedih?" Tanya haechan lagi dan renjun menggeleng.

"Untuk kemarin iya, tapi tidak untuk sekarang dan kedepannya" ujar renjun sembari tersenyum.

"Bagus, jangan bersedih hanya karena untuk laki-laki sepertinya" ujar haechan sembari menepuk bahu milik renjun.

"Semoga kau dan mark hyung tidak berakhir seperti aku dan jaemin" ujar renjun yang membuat haechan terdiam dan menghela nafasnya.

"Sudah berakhir" ujar haechan yang membuat renjun mengerutkan keningnya. Setaunya haechan dan mark baik-baik saja tidak seperti dia dan jaemin.

"Kenapa? Bukannya kalian baik-baik saja selama ini? Bahkan sudah berjalan 2 tahun bukan?" Tanya renjun dengan nada tidak percaya.

"Semua yang terlihat baik-baik saja belum tentu baik renjun" ujar haechan yang membuat renjun terdiam.

"Hei, ayo semangat. Itu masa lalu, jangan melihat kebelakang tapi kedepan" ujar renjun yang mencoba menyemangati sahabatnya itu.

Haechan yang mendengarnya pun terkekeh. "Di depanku jalanan njun untuk apa aku melihatnya" ujar haechan yang dibalas pukulan maut renjun.

Setidaknya keduanya dapat saling menghibur satu sama lain. Haechan merasa beruntung memiliki renjun begitu juga dengan renjun. Kehadiran satu sama lain saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain.

.
.
.
.
.
.

Haechan kini tengah berjalan dengan kedua tangan yang mengepal. Sesaat setelah dirinya mengatar renjun ke kelasnya haechan segera berpamitan dengan alasan akan ke kelasnya. Namun sebenarnya haechan mencari keberadaan na jaemin.

Dengan langkah cepat haechan menghampiri jaemin yang tengah mengobrol dengan beberapa orang di depannya dan dengan cepat haechan melempar bogeman pada wajah jaemin.

Jaemin yang tidak siap pun terhuyung ke belakang dan menatap haechan yang tengah menatap nyalang ke arahnya. Tanpa bertanya tentu jaemin mengetahui alasan haechan memukulnya.

"Itu untuk kelakuan brengsekmu yang sudah melukai renjun" ujar haechan dengan nada dingin kemudian berlalu meninggalkan jaemin yang tengah meringis dengan sudut bibir yang mengeluarkan darah dan pipinya yang lebam. Pukulan haechan memang tidak main-main.

Tidak berbeda dengan haechan, kini renjun tengah menatap nyalang lelaki kelahiran canada di depannya. Sudut bibir lelaki itu juga mengeluarkan darah akibat pukulan renjun yang ternyata cukup membuatnya kesakitan.

"Jangan pernah berani untuk mendekati haechan lagi" ujar renjun dengan nada dingin dan wajah datarnya membuat mark terdiam.

Tanpa menghiraukan pandangan orang lain renjun melangkahkan kakinya meninggalkan area tersebut.

Friend Become Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang