Dentum musik memenuhi ruang gelap dan sesekali sinar lampu club mengenai wajahku. Aroma alkohol menguar bercampur dengan tajamnya kepulan asap rokok di mana-mana. Sementara aku masih asyik bergoyang dengan beberapa teman, Vrada salah satunya. Beberapa saat berada di tengah lantai dansa, manusia itu belum juga muncul. Sebenarnya dia ke mana?
Kuberi isyarat pada Vrada kalau aku ingin duduk sejenak. Tanpa menolak dia pun mengikuti di belakangku, berjalan ke arah sofa yang kami reservasi.
Vrada menuang Martell Cordon Bleu untuk dirinya sendiri. "Mau?" tawarnya setengah berteriak padaku.
Aku menggeleng, sudah cukup alkohol yang masuk ke tubuhku hari ini. Kuedarkan pandangan ke sekeliling, makhluk itu belum nongol juga.
Arumi: Lo dmn?
Sent.
"Nyari Bimo?" bisik Vrada yang ternyata sudah duduk di sebelahku. Aku menoleh sesaat tanpa memberikan respon apa pun untuk pertanyaannya. "Udah lupain aja dia--"
"Hai girls!" pekik Tiara, temanku lainnya yang baru datang dengan ... hmm, sepertinya aku belum kenal gandengan barunya. "Nungguin gue ya?"
Aku hanya tersenyum kecil sambil menggeleng, lalu mencebik ke arahnya. Sementara Vrada meneriakkan, "GR lo!"
"Ish, awas ya kalian!" Tiara pura-pura merajuk sambil berjalan melalui kami, masih menyeret lelaki asing yang belum pernah kulihat sebelumnya itu. Aku dan Vrada pun sedikit memiringkan posisi lutut kami, agar mereka bisa lebih leluasa lewat. "Eh, Beb, parkiran lo biasanya diserobot orang ya? Gue lihat tadi ditempati lambo ...."
Aku hanya memandang ke arah Tiara sambil tersenyum tipis penuh arti, asli lagi malas banget teriak-teriak.
"You mean? Is that yours?"
Lagi-lagi aku tersenyum seraya menggeleng. "My brother's," teriakku singkat menjawab pertanyaan Tiara barusan.
"Gila! Saking sayangnya sama lo kali ya, sampe rela minjemin lambonya buat lo pake dugem?"
Kuabaikan komentar Tiara barusan. Seandainya saja kamu tahu, Tiara, kalau aku membawa kabur mobil kakakku tanpa izin. Mas Jagad pulangnya bagaimana, ya? Pasti bareng sama Bapak dan Ibu kan, ya?
"Oh iya, kenalin ... what's your name again?"
Aku mengernyit mendengar percakapan Tiara dengan partnernya. Heran deh temanku yang satu ini, mau mengenalkan gebetan barunya pada kami, tapi dia sendiri malah belum tahu namanya, gitu? Kutebak dia juga baru kenal beberapa menit yang lalu.
Lelaki itu berbisik di telinga Tiara, membuat si pemilik telinga tersipu malu sendiri. Sebenarnya kalau cuma membisikkan nama, kenapa juga Tiara sampai senyum-senyum seperti itu? And oh my god, what the hell I'm thinking about, kenapa juga aku memikirkan dua manusia yang sedang flirting? Ish!
KAMU SEDANG MEMBACA
Seoulful Love (Terbit) ✔
ChickLitCerita ini bagian dari event Writhon yang diadakan penerbit Cerita Kata. Bersama dengan sembilan penulis lainnya, kami menuliskan kisah generasi ketiga Trah Tranggana. Happy reading. Blurb: Arumi membawa segala lukanya, mengasingkan diri ke negeri...