Ketukan

8 1 0
                                    

Berawal ketika kakek dari Irfan yang hidup sebatangkara meninggal, sehingga orang tua Irfan menyuruh agar ia menempati rumah tersebut, yang letaknya berada di Desa Sigedang bersebelahan dengan desa Tambi yang ia tinggali. Keesokan harinya ia bersiap-siap membawa pakaian dan barang kesayangan untuk sekalian dibawa kesana. Sesampainya di rumah peninggalan kakeknya, Irfan mengecek ruangan demi ruangan, tetapi terdapat satu ruangan di bagian paling belakang rumah yang tidak bisa dibuka. Waktu itu ia masih cuek terhadap ruangan itu, karena dirasa itu hanya ruangan biasa. Kemudian ia meletakkan barang-barangnya dan istirahat.
Malam hari pun tiba, ketika Irfan sedang duduk sambil nonton vidio di HP, tiba-tiba terdengar suara samar ketokan pintu dari bagian belakang rumah. Mula-mula ia menghiraukan hal tersebut, sampai kelamaan suara tersebut makin terdengar jelas, yang membuat ia merasa tak nyaman dan sedikit takut, yang mana ia sedang sendiri dan bertepatan rumah tersebut adalah peninggalan kakeknya yang baru meninggal. Hingga akhirnya ia menelpon temannya yaitu Feri. Irfan :"halo bro?", Feri :"yo gimana-gimana?", Irfan :"iki lo, kamu bisa kan kesini nemenin aku?", Feri :"nemenin, la emangnya kamu dimana?", Irfan :"oh ya, kamu tau kan rumah kakekku yang dulu pernah aku ngajak kamu kesana, pas sebelum berangkat muncak, kita makan disana", Feri :"ya ya, aku tau", Irfan :"ya kamu bisa kesini kan, aku sendiri, dan dari tadi ada suara ketokan, bikin ngeri, bisa ya?", Feri :"bisa,la tapi kamu kok sendiri, la kakekmu?", Irfan :"iya kakekku dah meninggal kemaren dan aku disuruh tinggal disini, cepetan ya", Feri :"aku ngajak Arfi ya, ini juga dah malem, takut diculik perawan di jalan kalo sendiri", Irfan :"ya ya, cepetan".
Tak lama kemudian Feri dan Arfi datang. Feri :"assalamualaikum, Fan", Irfan :"waalaikumsalam, sini pada masuk". Kemudian mereka duduk lesehan di ruang tamu. Irfan :"mau kopi apa susu?", Feri :"kopi aja, kopi hitam ya, yang enak", Arfi :"sama, kopi hitam", Irfan :"tunggu bentar tak buatin". Setelah membuatkan kopi di dapur, Irfan kembali ke ruang tamu sambil membawa termos dan satu kardus mi instan cup. Irfan :"nah ini kalo pada laper", Arfi :"wahaa, pas banget kesini belum makan, aku buat ya", Irfan :"iya monggo, slow dah tak sediain", Arfi :"eh tapi sebenarnya ada apa sih disuruh kemari, ee mana kakekmu", Irfan :"eh ya, belum cerita sama kamu ya, jadi kakekku baru meninggal kemaren dan aku disuruh tinggal disini, dan yaa kalian nemenin aku sembari aku perkenalan sama rumah ini gitu", Feri :"lah tadi suruh nemenin karena ada suara-suara gitu", Irfan :"haha, iya, sebenarnya bukan takut, tapi kalo rame kan lebih tenang juga", Arfi :"oh, yaudah mabar aja yok", Feri :"yok, biasa Fan, kamu pake tank", Irfan :"eleh biasa, yok tak liatin tank terGG sekecamatan", Feri :"sip, gas".
Tanpa disadari waktu menunjukkan pukul satu pagi.....

PINTU BELAKANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang