Tanpa disadari waktu menunjukkan pukul dua pagi, Feri pun merasa ngantuk. Feri :"wuaaaah, ngantuk ke, dah lah aku tudur dulu", Irfan :"ya, udah jam dua, kita tidur lesehan disini aja ya, soalnya kalo dikamar gak muat. Yok ambil bantal sama selimut", Arfi :"nah aku yang tak ke WC dulu, dah kebelet", Irfan :"leh, dah sana di belakang", Arfi :"okey". Kemudian Arfi pergi ke WC, setelah selesai dengan urusan pribadinya Arfi keluar dari WC. Ketika akan kembali ke ruang tamu ia mendengar samar-samar seperti suara tangisan bayi, itu membuatnya merasa penasaran darimanakah asalnya. Arfi menelusuri suara tersebut, hingga suara makin keras, dan berpusat di sebuah ruangan. Memudian Arfi menempelkan telinganya agar bisa mendengar lebih jelas, dan betul saja sumber suara tangisan bayi berasal dari sana. Tiba-tiba pintu tergedor dari dalam dengan keras, yang membuat Arfi kaget dan langsung lari dengan ketakutan menuju ruang tamu.
Dengan tergesa-gesa ia menemui Irfan dan Feri. Arfi :"we, we, hah, anu, disa..sana", Irfan :"apa sih, kenapa sih bikin kaget aja", Arfi :"itu, disana ada suara bayi nangis, serem banget", Feri :"beneran, ngarang lah kamu", Arfi :"beneran, aku denger di ruang belakang di sana", Irfan :"jangan-jangan yang suara ketukan yang aku denger", Feri :"perlu cek gak, biar mastiin", Irfan :"tapi pintunya gak bisa dibuka, gak ada kuncinya", Feri :"tenang aku jagonya bobol kunci, yok langsung aja". Mereka langsung menuju ke ruangan terkunci tersebut. Irfan :"gimana, bisa gak", Feri :"bisa, ada linggis atau apa kek", Irfan :"lah sama aja, eeeh kampak ada, bentar..., nih", Feri :"oke, minggir-minggir, yak.., kan jadi, lagian ngapa sih dikunci", Irfan :"gak tau, dah yok buka". Pintu terbuka, dan disana, mereka menjumpai barang-barang kuno peninggalan kakek Irfan, disana juga terdapat empat pilar batu, yang masing-masing terletak di pojokan ruang tersebut. Feri :"lah ini kan barang-barang yang biasanya digunakan dukun, itu juga ada batu di pojokan. Fan kamu tau gak", Irfan :"ya gak tau, aku juga baru pertama masuk ruangan ini", Arfi :" la orang tua kamu tau gak", Irfan :"gak tau, kita sekeluarga gak dibolehin kesini. Tapi kayaknya barang-barang disini kuno, dan kayaknya lagi bisa dijual, dari pada terbengkalai gak guna", Feri :"iya, bisa tuh", Irfan :"ee besok kali yak kita rapiin yang masih berguna kita jual aja", Arfi :"beneran gak papa, tapi aku tadi denger disini suara bayi nangis, ada gedoran keras banget lagi tadi", Irfan :"ee, mungkin isian dari barang-barang ini kali ya", Feri :"terus gimana", Irfan :"gak papa kita pokoknya tenang, kita beresin ini besok siang aja, dah yok tidur aja". Seketika pintu tertutup dengan keras. Feri :"weh, nutup sendiri", Arfi :"lah woi buka woi". Terdengar suara bayi menangis, dan suara minta tolong. Mereka benar-benar ketakutan. Mereka terus berusaha membuka pintu, hingga akhirnya pintu bisa terbuka dan mereka langsung menuju ruang tamu dengan keadaan panik.
Sesampainya di ruang tamu, mereka langsung berselimut ketakutan. Arfi :"gimana woi", Irfan :"la gak tau", Feri :"gimana kalo besok aku panggil temenku yang bisa nerawang hal-hal gini", Irfan :"bagus-bagus, dah tidur". Karena perasaan takut dan kelelahan mereke terlelap dengan cepat.
Subuh pun tiba...
KAMU SEDANG MEMBACA
PINTU BELAKANG
HorrorBerawal dari kejadian yang janggal disebuah ruangan, hingga terjadi pengungkapan yang akhirnya terbuka semua kedok masa lalu.