Setelah memutuskan mereka pergi menuju desa dimana Pak Fandi tinggal.
Irfan :"semua sudah siap, langsung kita berangkat"
Feri :"ayo"
Sesampainya di sana mereka langsung bertanya-tanya kepada warga yang dijumpai.
Irfan :"ada orang tuh tanya yuk"
Feri :"ya langsung aja"
Irfan :"pak"
Warga :"oh ya mas, gimana"
Irfan :"gini pak, saya mau tanya alamat. Bapak tau alamatnya Pak Fandi"
Warga :"ee, Fandi ya, ooh, Fandi yang gila ya"
Irfan :"gila pak"
Warga :"iya Fandi gila, itu sudah semua warga tau"
Feri :"gila, ee sekarang dia dimana"
Warga :"masnya tinggal masuk terus kearah sana lalu belok kiri, rumahnya depannya ada undukan pasir"
Feri :"oh ya pak, terima kasih ya pak"
Warga :"ya mas. Mari mas"
Tidak lama mereka berhasil menemukan rumah yang disebut.
Irfan :"oh, itu rumahnya"
Arfi :"ya ayo langsung aja"
Irfan :"assalamualaikum, assalamualaikum"
Seorang wanita tua keluar.
Wanita tua :"waalaikumsalam, ada apa ya mas"
Irfan :"ee, apa bener ini rumahnya Pak Fandi"
Wanita tua :"iya bener, saya ibunya, tapi ada apa ya"
Irfan :"bisa saya jelaskan di dalam"
Wanita tua :"ee, monggo silahkan masuk"
Irfan :"ya makasih nek. Yo masok"
Mereka semua masuk kerumah.
Wanita tua :"silahkan duduk, sebentar saya ambil minuman"
Irfan :"gak usah nek, langsung aja"
Wanita tua :"jadi sebenarnya ada apa, mas-mas ini dari mana"
Irfan :"kami dari Sigedang, dan kedatangan kami kemari mau bertemu dengan Pak Fandi"
Wanita :"tapi ada urusan apa"
Irfan :"maaf nek, jadi gini...(mencerikan semua yang terjadi) dan dari penjelasan sosok tersebut menyebutkan bahwa Pak Fandi ini terlibat"
Wanita tua :"gak mungkin mas, Fandi itu gila sejak satu tahun lalu, sedangkan kejadian tersebut sudah dua tahun yang lalu"
Sidqi :"apakah setahun sebelumnya ia sering mempunyai banyak uang"
Wanita tua :"i..iya"
Sidqi :"apa nenek tau pekerjaan anak nenek ini"
Wanita tua :"untuk kerjaan saya tidak tau, karena dia sudah lama menganggur, dan ketika ditanya uangnya dari mana dia selalu marah, katanya hasil bisnis"
Sidqi :"maaf nek, mungkin itu hasil dari pesugihan yang dilakukan oleh anak nenek, dan apakah kami bisa bertemu dengan beliau"
Wanita tua :"ee, mari mas"
Mereka menuju kebelakang rumah. Di sana didapati Pak Fandi yang terkurung dalam kandang.
Irfan :"boleh saya berbicara dengan beliau"
Wanita tua :"silahkan mas, tapi jangan diapa-apain ya mas"
Irfan :"ya nek. Pak, pak, Pak Fandi, bisa kita ngomong sebentar"
Fandi :"aahkh, mana uangnya"
Irfan :"uang, nanti saya kasih, tapi jawab pertanyaan saya ya pak"
Fandi :"uaang, uang mana"
Irfan :"jawab dulu pertanyaan saya ya pak"
Fandi :"uaaanng, mana uang, cepeeeet"
Irfan :"ya udah ini pak"
Fandi :"yyaa uang"
Irfan :"apa bapak kenal sama Mbah Mamat"
Fandi :"Mamat, ahh, dia teman bisnis saya"
Irfan :"bisa jawab bro, cepetan rekam-rekam"
Arfi :"ya ya, dah dah"
Irfan :"siapa si Mamat ini, dan bisnis apa yang kalian lakukan"
Fandi :"Mamat adalah teman bisnis saya, kami melakukan melakukan bisnis tumbal, agar kami kaya raya hahaha, kaya kaya"
Irfan :"tumbal, bagaimana itu"
Fandi :"kami ambil mayat-mayat bayi di kuburan, kemudian kami jadikan sebagai persembahan"
Secara tiba-tiba Sidqi kerasukan sosok bayi yang dijadikan tumbal
Sidqi :"aaah, kamu yang telah menjadikan aku persembahan"
Feri :"Sid, Sid"
Joko :"Sidqi sudah kemasukan sosok bayi"
Sidqi :"kamu yang telah menjadikan aku persembahan, kamu harus mendapatkan balasan"
Fandi :"hah, tidak, tidaak, toloong, pergiii, pergiii"
Joko :"tenang, serahkan semua pada kami, kami akan lakukan apa yang seharusnya"
Sidqi :"aah, baik, pastikan dia mendapatkan ganjaran yang setimpal"
Sosok itupun keluar dari tubuh Sidqi. Sedangkan Pak Fandi dalam keadaan ketakutan dan langsung ditenangkan oleh ibunya.
Feri :"gimana Sid, gak papa"
Sidqi :"gak papa, tenang aja"
Irfan :"jadi gimana selanjutnya"
Joko :"gini, kita sudah dapatkan informasi yang cukup. Sekarang kita hanya perlu pengakuan dari Mbah Mamat, kemudian kita bisa menyerahkannya pada polisi, sebaiknya kita langsung kesana"
Irfan :"baik, nek kami mohon maaf membuat anak nenek seperti itu. Dan kami sangat mohon bantuan nenek jika memang hal ini sudah benar-benar terbukti kami akan melakukan tindakan kepada Pak Fandi"
Wanita tua :"hu..hu, baiklah jika memang hal itu memang benar, nenek pasrahkan semuanya kepada Gusti"
Irfan :"baik nek, kami berterimakasih, karena sudah diijinkan untuk menggali informasi dari Pak Fandi, kami semua pamit, assalamualaikum"
Wanita tua :"waalaikumsalam"
Dari rumah Pak Fandi mereka langsung menuju desa tempat tinggal Mbah Mamat yaitu di Desa Buntu.
Irfan :"yo langsung, ke Buntu, biar masalah ini cepat selesai"
Ketika hendak memasuki desa...
KAMU SEDANG MEMBACA
PINTU BELAKANG
HorrorBerawal dari kejadian yang janggal disebuah ruangan, hingga terjadi pengungkapan yang akhirnya terbuka semua kedok masa lalu.