Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Benci adalah kata yang kuat," tuturmu.
Aku diam, menyimak. Kedua bola mata mu bersinar, memandangku dalam senyap. "Katakan, kamu benci aku," ujarmu, seolah dapat menerka isi kepalaku.
Mengulangi kalimatmu. "Benci itu kata yang kuat," cetusku.
Kamu membalas ucapanku dengan segaris senyum, pilu.
"Aku membencimu, selamanya, sekuat kata benci itu yang kau katakan padaku. Aku benci engkau," ungkapku.
Kamu kembali membalas untaian kata tajamku. Namun, kini berbeda. Sececah senyum manis kamu tampakkan disertai pandang penuh ketulusan yang menelus relungku.
Katamu, "Aku mencintaimu, selamanya."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.