Bab 2 Awal Yang Buruk

8 2 0
                                    

Lalena menghela nafasnya dengan tidak bersemangat. Penyebabnya adalah kuis dadakan. Kalian taukan semua yang serba dadakan itu gaenak kecuali tahu bulat? Oke maaf out of the topic. Mari kembali ke laptop. 

Lalena harus segera bersiap untuk bertemu Aryn di kantin kampus gedung A. Atau Aryn akan mengamuk dan universitas kami akan runtuh~. Saat sedang mengemasi barang-barangnya yang sebenarnya tidak terlalu banyak itu, Lalena dihampiri oleh Risya. Teman sekelas Lena yang sebenarnya tidak dapat disebut teman juga, karena percakapan yang terjadi diantara kami hanya seputar tugas kuliah.

"Len, Tugas matkul ini kayak biasa ya. Lo cari materi, gue buat ppt, Daren buat makalah." Lalena mengenyitkan dahi tanda tak setuju. Bisa-bisanya dipresentasi ke-4 kita kali ini ia tetap menjadi sang pencari materi sedang kedua manusia itu bisa tukeran?

"Gak ah gamau. Gantian gue makalah atau engga ppt" Maaf-maaf aja nih. Lalena bukan Auryn yang sukanya terima nasib. Kalau Lalena sudah merasa itu tidak benar, Lalena akan mencari celah agar kebenaran itu nampak dipermukaan.

"Yaelah cari materi doang kok, lebay banget sih len?" Lalena semakin mengernyitkan dahinya menatap Risya yang tampangnya mau ngajak ribut.

"Nah, itu lo bisa ngomong pake kata 'doang' kenapa nggak lo aja? Sorry nih menurut gue cari materi nggak segampang yang ada diotak lo sekarang. Apalagi inikan tugas kelompok, sub materinya lebih banyak ketimbang tugas individu. Lo juga pasti taukan nyari referensi gak asal ketik digugel langsung keluar tuh bahan yang kita butuhin. Gua harus baca berpuluh-puluh makalah sama jurnal supaya dapet materi yang lo sebut 'doang' itu." Jangan pokoknya jangan salahkan Lena yang akhirnya tidak bisa menahan kesabarannya.

Ia sudah dalam mode senggol tabok dan ditambah sedang berada dalam siklus bulanan. Risya menatap Lena sinis. Yang dibalas tidak kalah sinis oleh Lena. Beruntung Daren yang baru kembali dari membuang sampahnya itu peka dengan situasi kedua perempuan ini.

"Ke..kenapa? Kalian berantem?" Saya tarik perspektif bahwa Daren peka terhadap situasi. Lena menatap Daren garang.

"Risya gamau rolling bagian tugas kelompok. Gue udah 3 kali cari materi. Pokokknya gue gamau dapet bagian cari materi lagi." Lena menatap Daren dengan penuh tuntutan yang berhasil membuat Daren menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"I..Iyaa len, sya, biar gue aja yang cari materi. Lena yang buat makalah. Udah ya jangan berteman?" Tanpa ba bi bu Lena menggeplak pundak  Daren dengan sekuat tenaga dan tersenyum manis.

"Oke bagus. Makasi ren, gue cabut dulu. Kabarin klo materinya udah siap. Bye Risya---tan" tentu saja sisanya hanya ia sambungkan didalam hati. Ia masih menginginkan  hari-hari yang damai di setiap kelasnya.

Merasa bebannya sedikit berkurang Lena bersenandung kecil seraya melangkah menuju kantin yag letaknya sangat jauh dari gedungnya itu.

Di lain tempat, Aryn sudah mengabsen seluruh mahkluk yang ada di kebun binatang seraya menunggu kehadiran manusia nyebelin bernama Lalena. 

"Sialan ya Lena, gue udah nunggu 35 menit. 5 menit lagi gua pulang. Gapeduli lagi gua sama impiannya, terserah dia."  Aryn capek. Pengen rebahan, pengen cepet-cepet baca novel yang baru dia beli, intinyaa pengen cepatt bertemu kasur yang nyaman.

"Auryn bukan ya?"  

Aryn mencari sumber suara yang ternyata berasal dari sebelah kirinya. Dia mengamati lelaki yang memanggilnya ini karena merasa tak asing.

"Eh maaf siapa ya?"

"Alejandro Ramirez temennya Dani, wah parah sih. Lo lupa padahal pernah ke puncak bareng." 

Dimata Aryn, tidak boleh mengingat cowok lain selain cowoknya.  Biarpun masih suka ngehalu, loyalitas tetap nomer satu.

Akhirnya Aryn berhasil mengingat siapa manusia yang sekarang malah duduk didepannya ini, "OHH, kak Ale? eh atau dipanggilnya al aja ya? sorry gue emang gabegitu perhatiin orang-orang pas lagi dipuncak. Lebih enak mandang cowok gue sendiri daripada cowo lain soalnya hehehe"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Brille LalenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang