ㅡ 02

52 9 0
                                    

"gimana, chan?"

aku menoleh, mendapati papa sudah duduk di bangku meja makan rumah. 

raut muka ku langsung berubah bingung. bagaimana cara untuk menjawab pertanyaan sang ayah kalau begini? sedari tadi papa nya terus meminta mark untuk datang kerumahnya.

namun bagaimana sekarang? akun ku saja sudah di blokir oleh kak mark.

"chan?" panggil ayah sekali lagi, melihat sang anak melamun saat dia tanyai.

"a-ah, itu papa. kak mark lagi latihan bola, papa tau sendiri, kan? kalau kak mark bakal wakilin sekolah buat turnamen sepak bola bulan depan?" oh sungguh pintar otak kau haechan juga dalam seni acting

"oh iya, papa sampai lupa. calon menantu papa, kan pemain sepak bola terkenal di sekolah mu. benar itu, anakku?" 

aku mengangguk singkat, sambil tersenyum tipis. ayah beranjak dari duduk nya lalu  merangkul pundakku semangat.

"yasudah, kita makan saja berdua. biarkan nak mark latihan terlebih dahulu, besok ajak dia lagi untuk makan bersama." ujar papa sambil menggiringku duduk di bangku meja makan tepat di sebelah tempat duduknya.

aku kembali tersenyum tipis mengarah ke papa. andai saja papa tau, calon menantunya itu tidak seindah seperti pikiran nya.

☇☇☇

"oi, mark"

kepala mark terangkat, mendapati teman satu ekstrakulikuler memanggil namanya.

"iya, bentar." sahut mark lalu meletakkan kembali handphone nya di tas ransel berjalan mendekati gerombolan, lagi.

hendery, teman ekskul mark menoleh.
tumben banget mukanya kusut, perasaan barusan girang banget abis nyetak gol. pikir hendery.

"muka lo kenapa, mark?" tanya hendery. "lo disuruh balik ama bokap?" sambung hendery.

mark menggeleng pelan, lalu duduk di tengah - tengah hendery dan lucas.

"ni bocah! di pinggir juga ada tempat duduk, ngapain dusel - dusel sini, sih. kampret!" lucas misuh - misuh. badannya masih keringetan abis lari - larian sama bola, dan si mark main dusel aja. risih katanya.

"dery aja santuy, kenapa lo jadi misuh - misuh sih, luke." cibir mark

"gue jitak lo. . "


prok. . pprok


"tolong perhatikan anak - anak."

atensi semua murid langsung beralih ke pelatih, yang sekarang berdiri depan mereka.

pelatih itu, pak jehan. pelatih internasional, udah banyak club sepak bola yang di bimbingnya sampai tembus kaca internasional.

dan sekarang, sekolah mark dapet bimbingannya secara langsung. hebat ya sekolah bisa manggil pak jehan.

kali aja besok bisa beneran tembus kaca internasional. aaminn.

"dengarkan ini, bapak akan menyebutkan siapa saja yang akan bermain sparing besok dengan SMA Garuda, sisa nya kalau tidak bapak sebut, akan menjadi pemain cadangan." pak jehan menjeda ucapan nya, beralih mengeluarkan kertas dari saku jaket olahraga nya.

"berikut nama anak anak yang akan bermain besok,

hendery anantara, jeno prayogo, johnny pramudya, yuta pradika, jaehyun paradipta, stofakunda, achmad jisung pradana, lucas stevanto, hyunjindranova, guanlin pratama, dan terakhir sabumi marklendra."

mark menghela nafasnya panjang. mark pikir namanya tidak tersebut, namanya di belakang ternyata.

"oke, yang lainnya sisa 10 untuk cadangan. latihan hari ini sampai disini dulu. persiapkan stamina kalian untuk sparing besok, siap?" ujar pak jehan panjang lalu menutup kertas nama tadi kembali lagi ke saku jaketnya.

"siap, pak!" balas anak - anak

"baiklah, kalian boleh pulang."

☇☇☇

"aku pulang."

mark melangkahkan kakinya kedalam rumah yang kini mulai sepi penghuninya.

menengok kanan dan kiri, kosong. tidak ada tanda - tanda kehidupan, padahal baru jam 9 malam lewat 7menit.

mark kemudian menggeleng pelan sambil memegang tengkuknya memijatnya pelan. sepertinya ia kelelahan.

baru tiga langkah kakinya di tangga, langkah mark terhenti.

"marklendra."

mark menoleh,

'plak!'

tubuh mark limbung ke samping. sambil memegangi pipi kirinya, kepala mark terangkat.

"pㅡpapa, kenapa?" lirih mark

rasa perih itu menjalar ke kulit pipinya, bisa mark rasakan bekas ini akan memerah besok hari.

sigit, papa mark membuang nafasnya kasar sambil melonggarkan dasi di lehernya.

"kau tau apa yang kau perbuat hari ini, anak nakal?" tanya sang papa langsung pada sang anak.

mark menggelengkan kepalanya pelan, ia benar - benar tidak tau salah perbuatannya hari ini. apa yang mark lupakan?

"kau benar - benar melupakan acara makan malam dengan keluarga adnan??!"

bola mata mark membola nyata. sumpah demi tuhan. mark lupa, mark benar - benar lupa acara makan malam itu.

"pㅡpapa, mark gak bermaksud buat lupa. . "

"diam!!" pekik sigit keras.

"kamu sendiri tau kan? jika perusahaan papa sekarang tergantung pada perusahaan adnan?? kamu benar - benar tidak menghargai usaha papa untuk menghidupi anak seperti kamu."

"tinggalkan sejenak bermain bolamu itu sebentar demi papa. apa kamu tidak bisa??kau benar - benar tidak bisa diandalkan, marklendra." sigit mengakhiri kontak matanya dengan mark, lalu pergi ke tangga atas menuju kamarnya.

mark mengusap mukanya kasar dan terduduk di anak tangga. andaikan dia lebih peka dalam urusan ini, seharusnya ia tau. pesan dari haechan tadi adalah peringatan atas segala nya.

tbc.
ㅡitsmena, 2 oktober 2021.

matchmaking ; markhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang