00. Prolog

18 2 0
                                        

New work
Up sesuai mood

...

Satu hari, saat sedang suntuk Tere menemukan sebuah postingan iklan tentang rumah yang sedang mencari penyewa.

Iseng, Tere pun memesan sebuah kamar di rumah itu. Ternyata, pemilik rumah adalah kakak tingkat yang sama sekali tidak pernah jumpai di kampus.

Karena terlanjur sudah memesan Tere pada akhirnya memutuskan untuk menempatinya.

Ponsel Tere berdering, panggilan masuk pun tak di tolaknya.

"Halo dengan siapa?" tanyanya.

"Apa benar ini Terenasa Lovian?"

"Benar, kenapa?"

"Kamarnya sudah bisa di tempati besok."

Tere bingung harus mengatakan apa setelahnya. Pada akhirnya dia mengiyakan saja ucapan laki-laki itu.

Dalam hati Tere menjerit keras, uang bukanlah permasalahan saat ini. Tapi, bagaimana bisa dia keluar meninggalkan istana yang nyaris tak pernah ditinggalkan selain pergi ke sekolah?

"Oke, Tere datangnya jam 9 pagi."

Tere bergegas menarik 3 koper keluar dari lemarinya dan mengeluarkan puluhan baju yang ada dalam lemarinya. Tanpa di duga, Tere malah mendapat sebuah kartu nama seseorang yang entah siapa.

Tere juga memasukan itu dalam tas selempang yang akan digunakannya besok.

Tapi sekali lagi Tere melihat jam. Ternyata sudah larut dan akan memakan banyak waktu jika dia harus berkemas sekarang dan kabur besok pagi. Yang ada malah tidak jadi kabur karena ketahuan para penjaga rumah.

Tere memasukkan kembali seluruh pakaiannya dalam lemari dan hanya membawa tas selempang. Di tulisnya surat singkat di atas meja dan segera menggunakan pakaian yang bisa menutupi tubuhnya, lebih tepatnya pakaian yang mirip Iki–anak pembantu rumah ini.

Jika seperti ini tidak ada yang tau bukan?

Tere tidak ada membawa barang lain selain uang tabungan pribadinya yang sama sekali tidak di ketahui orangtuanya. Ya, itu semua untuk berjaga-jaga. Lagi pun jika seperti ini tidak ada yang tau bukan dia akan kabur kemana.

***

Mata + Mata = ???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang