"Ampun, ampuni aku" pinta pria yg sekarang keadaannya jauh dari kata baik baik saja.
Tubuhnya yg besar dan berotot seakan hanyalah daging tempelan.
"Aku.... aku berjanji tidak akan menghina nama tenjiku lagi!" Ucap pria itu tapi yg dimintai hanya diam dan masih sibuk mencingcang kaki pria yg baru saja dirinya potong tersebut.
"Takemichi" merasa terganggu pria kecil bernama takemichi, yg sedang memotong kaki lawannya itu hanya berbalik menghentikan pekerjaannya tanpa berkata apapun.
"Izana ingin menemuimu" mendengar nama rajanya disebut takemichi hanya mengangguk lalu menoleh kearah pria yg sedang mencoba melarikan diri dengan satu kaki tersebut.
"Kaku-chan, minta haitani bersaudara mematahkan tulang orang tersebut sebelum membunuhnya ya?" Pinta takemichi.
Pria bernama kakucho itu hanya mengangguk.
Takemichi berjalan keluar ruang eksekusi dan menuju singgasana rajanya tersebut.
Setelah sampai didepan sang raja takemichi hanya menunduk hormat, walau saat melihat hal didepannya rasanya takemichi ingin membunuh seseorang.
Didepannya sekarang ada izana yg duduk disinggasananya dengan wanita yg memeluk -melilit- tangan izana manja seperti ulat bulu.
Selesai memberikan hormat takemichi mengangkat kepalanya, takemichi dapat melihat bahwa rajanya hanya tersenyum kepada takemichi.
"Dia siapa sih yang? Kok pakaiannya berbeda dengan anggota lain?" Tanya sang ulat bulu menatap takemichi dengan pandangan tidak suka.
Sedangkan takemichi yg melihat seyuman rajanya hanya berjalan naik keatas tangga menuju singgasana sang raja.
Takemichi memandang sebentar wanita yg juga sama sama memandang takemichi.
"Permisi sebentar rajaku, sepertinya ada ulat bulu yg menempel dilengan anda boleh saya mengambilnya?" Tanya takemichi lembut.
"Benarkan, silahkan kalau begitu jangan lupa dibunuhnya agar tak bertambah" jawab izana.
Setelah mendapat persetujuan takemichi hanya mengangguk dan melirik wanita yg dirinya panggil ulat bulu tersebut.
Takemichi langsung menjambak rambut wanita itu dan langsung menyeretnya turun dari samping singgasana rajanya.
Setelah berada dibawah takemichi langsung melempar wanita itu ditengah ruangan yg kosong.
"Heh apa maksudnya itu?! Kau taukan siapa aku!" Bentak wanita kepada takemichi.
Yg membuat semua orang yg berada dimarkas tersebut menoleh ketengah tengah ruang melihat apa yg sedang terjadi.
Takemichi hanya memandang wanita itu datar dan menatap rajanya sekali lagi.
Seakan tau maksud tatapan takemichi, izana cuma menyeringai dan mengangguk.
"Karna aku sudah mendapatkan persetujuan dari rajaku untuk membunuh ulat bulu itu di sini, dihadapan semua orang jadi ayo kita mulai" ucap takemichi pelan yg hanya sebagian orang yg mendengar.
Takemichi mengeluarkan permen dari sakunya, mengemutnya sebentar sambil menyiapkan tinjunya, lalu....
Bug!
Satu pukulan kuat mendarat diperut wanita itu yg membuatnya muntah darah.
Tak sedikit orang yg sedang menonton hal tersebut bilang bahwa mereka mendengar suara patah tulang.
"Dasar wanita ja-" belum sempat meneruskan kata katanya satu tendangan takemichi lanyangkan membuat wanita itu terpental dan menabrak barang barang yg ditaruh dipojok ruangan.
"Maaf saja tapi aku pria" ucap takemichi.
Tuk! Tuk! Suara sepatu hak milik takemichi terdengar dengan sangat jelas karna ruangan yg tiba tiba senyap kaya malam jum'at.
Takemichi menghampiri wanita itu, untuk mengecek apakah wanita itu sudah mati atau belum.
Saat sampai didepan wanita itu ternyata dirinya sudah wafat.
"Cih! Nakakainis" ucap takemichi lalu menarik rambut wanita itu dan menyeretnya menuju ruang eksekusi.
Izana yg mendengar itu hanya terkekeh.
Setelah permasalahan ulat bulu selesai, rapat tenjiku akhirnya dimulai.
Kali ingin takemichi duduk dibawah sambil memeluk kaki izana.
"Jadi kita akan melihat lihat saja kali ini, jangan melakukan hal yg akan merugikan tenjiku, paham?"
"Baik!"
"Ran dan rindou, aku ingin kalian memperhatikan pertarungan toman vs valhalla yg akan diadakan beberapa hari kemudian dan takemichi akan mewakili diriku" kata izana sembari mengelus kepala takemichi.
"Dan mochizuki serta madarame, kalian lihat perkembangan dunia bawah"
"Mengerti" setelah mendapat perintah mereka segera mengundurkan diri begitu pula dengan kakucho.
"Takemichi"
"Hm? Ya yg mulia?"
"Kau tertidur dengan mata terbuka?" Tanya izana.
Takemichi diam sesaat dan memperbaiki wajahnya, takemichi malu karna ketahuan tidur saat sedang terjadinya rapat.
"Em, dari empat hari terakhir aku tidak bisa tidur dengan tenang malam harinya, maaf kan saya yg mulia karna tertidur ditengah tengah rapat" ucap takemichi mengucek matanya.
Izana hanya diam mendengarkan perkataan takemichi, lalu segera berdiri dari singgasananya dan menggendong takemichi.
Takemichi yg digendong tiba-tiba tentu terkejut dan langsung memeluk leher izana.
Ingatnya walaupun takemichi sering duduk dipangkuan izana sambil izana memeluknya tapi nyatanya takemichi tak pernah berani memegang tangan berkulit tan milik rajanya tersebut, takemichi hanya pernah memeluk atau memegang leher serta kaki izana saja tidak lebih, ya kecuali mereka tidur kalau itu tidak ada yg tau selain author dan tuhan tentu saja.
Takemichi diam digendongan izana, dirinya hanya mencoba menenangkan suara degug jantungnya.
"Yg-yg mulia, kenapa anda membawa saya kekamar anda?"
"Inikan juga kamarmu? Ayo habiskan sore ini bersama dan kau boleh berhenti memanggilku yg mulia takemichi" membuka pintu izana segera memasuki kamarnya dan menguncinya agar tak ada orang yg menggangu kegitaannya dengan takemichi.
Tagalog ------------> indonesia
nakakainis ------> menjengkelkanBTW tagalog itu bahasa yg dipakai dinegara filipina, negara tempat ibunya izana berasal.
Te be ce...
Ok segitu duluSalam dunia tipu-tipu.
KAMU SEDANG MEMBACA
takemichi x izana [Discontinued]
Fantasyintinya disini takemichi ga pernah kenal dengan mikey juga toman karna dari dulu ngitilin izana bareng kakucho. Homophobia mending jauh jauh