"Takemichi" panggil izana
"Haik, kōkina mondai wa nandesuka?"
"Sudah kubilang berhenti memanggilku yg mulia jika kita sedang berdua" ucap izana sambil mendongak menatap takemichi yg sedang mengelus kepalanya dengan lembut.
"Maafkan saya yg mulia, tapi saya sudah terbiasa memanggil anda seperti itu, saat saya ingin memanggil nama anda rasanya aneh" terang takemichi sambil mengelus wajah izana lembut.
"Kalau begitu berikan nama panggilan yg lain, kau bilang aku milikmu tapi kau tak pernah memberikanku nama panggilan" marah izana, takemichi hanya lanjut mengelus kepala rajanya dengan seyuman yg masih bertengger diwajahnya.
"Ssshhuu, tenanglah yg mulia. Sering marah marah tidak bagus untuk mental anda. Baiklah jadi rajaku ini ingin aku memberikan nama panggilan?" Tanya takemichi, izana hanya mengangguk.
Takemichi tampak berpikir sebentar.
"Hmm, baiklah saya akan memanggil anda dengan sebutan ini saat kita hanya berdua ok dan saya tidak akan mengulanginya jadi mohon yg mulia mendengarkan ini dengan baik-baik" mendengar itu izana hanya mengangguk.
"Akin" ucap takemichi pelan tapi masih bisa didengar oleh izana.
Izana langsung bagun dari alam kubur.g. Izana bangun dari rebahannya dan langsung mengecup pelan dahi takemichi.
"Inaasar mo ba ako baby?" Tanya izana memeluk takemichi posesif.
"Maaari" jawab takemichi.
Mendengar itu izana langsung menyambar bibir merah jambu milik takemichi.
Takemichi yg dicium dadakan seperti itu sudah merasa biasa, sebelum rajanya itu menggigit bibir mulusnya takemichi sudah membuka mulutnya.
Mempersilahkan sang raja untuk menjelajahi isi mulutnya.
Merasa takemichi yg sudah mulai kehabisan nafas dengan enggan izana melepas bibir merah jambu yg sudah dirinya buat membengkak tersebut.
Tanpa takemichi sadari kini dirinya sudah duduk diatas tubuh sang raja dengan kedua tangannya yg berada dipundak sang raja.
"Mau lanjut sayang?" Goda izana.
"Akin, mesu-uhuk! Uhuk! Uhuk!" Belum sempat takemichi melanjutkan ucapannya, tiba tiba takemichi batuk-batuk dengan darah yg keluar dari sela-sela bibirnya.
"Takemichi, ada apa? Hei takemichi jawab aku? Apa penyakitmu kambuh lagi?" Tanya izana panik.
"Uhuk! Uhuk! Uhuk! Ak-uhuk-u tidak tau uhuk!" Takemichi menaruh mulutnya dipundak izana untuk meredan suara batuknya dan memeluk izana agar raja itu tidak panik.
"Hah~ uhuk, hah~" akhirnya setelah sepuluh menit terus batuk darah tanpa henti, akhirnya takemichi kembali normal suara batuknya masih ada tapi darah sudah berhenti keluar.
"Apa sudah selesai?" Tanya izana sambil mengelus punggung takemichi yg dijawab anggukan lemah dari takemichi.
"Maafkan aku, bajumu jadi bau darahku" ucap takemichi sambil menunduk.
Cup.
Izana lansung mengecup pucuk kepala takemichi lalu menjilat sisa darah milik takemichi yg masih berada disamping bibirnya.
"Kau tidak meminum obatnya?" Tanya izana.
"Tidak"
"Sejak?"
"Empat hari terakhir, sehari setelah yg mulia pergi keluar kota"
"APA?! KENAPA?! KAU INGIN MATI DAN MENINGGALKANKU SENDIRI!? HAH TAKEMICHI! JAWAB TAKEMICHI!" bentak izana.
KAMU SEDANG MEMBACA
takemichi x izana [Discontinued]
Fantasyintinya disini takemichi ga pernah kenal dengan mikey juga toman karna dari dulu ngitilin izana bareng kakucho. Homophobia mending jauh jauh