Step 3

4.2K 462 62
                                    







.

'Ceklek

Doyoung menoleh ke arah sumber suara, dan mendapati Taeyong juga Jaehyun yang berdiri di ambang pintu. Sementara ia masih menimang Jaemin.

"Kau masih disini? ku kira kau sudah pulang."

Ya, Doyoung memang tak sepenuhnya tinggal di Mansion ini, meski mereka meminta dan mengharapkan itu. Hanya saja, setelah di beri pengertian bahwa ia masih harus melaksanakan jam kuliahnya, akhirnya ia di beri keringanan. Biasanya, ia akan datang sebelum bayi-bayinya bangun, dan pergi saat bayi-bayinya sudah tertidur.

Soal kuliah, tentu saja ia mengambil kelas malam. Itu sebabnya, ia tidak bisa jika harus menginap, kecuali jika mungkin ada libur semester nanti.

Doyoung melirik jam yang menggantung di dinding, pukul 08:58. Ah, pantas saja Jaehyun dan Taeyong sudah pulang, ternyata ini sudah cukup malam. Dan pukul 10:15  nanti ia memiliki satu kelas.

"Jaemin sedikit rewel malam ini, aku rasa ia merindukan Daddy nya," Doyoung berucap pelan, sembari menatap bayi mungil di gendongannya.

Memang benar apa yang ia katakan, Jaemin sedikit rewel sejak tadi sore. Dan soal merindukan Daddy nya, Doyoung hanya menebak. Karena memang, bayi itu tak biasanya seperti ini selama ia mengasuh. Bahkan, Yusan sendiri di tolak oleh bayi itu hari ini. Yang menguatkan spekulasi Doyoung adalah, karena intensitas pertemuan ayah anak itu memang sangat jarang seperti yang Doyoung ketahui.

Tentu saja ikatan batin lebih kuat, meski jarang bertemu Jaemin pasti tau bahwa ayahnya ada hanya saja tak bisa sering bertemu dengannya. Merindu bukanlah hal yang aneh untuknya.

"Benarkah?" suara bariton Jaehyun terdengar, diikuti langkah kaki yang berjalan mendekatinya, sementara Taeyong sudah lebih dahulu berjalan ke arah ranjang single bed di ujung ruangan sana, tempat khusus tidur Mark di ruangan ini.

"Lalu bagaimana dengan Jeno?" tanya pria itu, seraya mengusap sayang surai bayi yang sudah tertidur nyenyak di keranjang bayinya.

Tengah ia tatapi sendu bayi itu, sebelum mengecup sayang dan beralih pada bayi lain miliknya yang berada di gendongan Doyoung, Ia lakukan hal sama persis pada anak bungsunya itu.

"Jeno baik, ia tenang seperti biasanya. Meski ia sempat menangis karena telat aku peluk saat ia bangun tidur siang tadi. Mark juga seperti biasanya, tidak pernah menyusahkan, tapi eumm..."

"Kenapa?" itu suara Taeyong, pria itu tengah mengusapi sayang surai anaknya.

"Eumm, begini.. Aku tak tau apakah harus mengatakan ini atau tidak. Tapi, Mark terlihat sangat ingin melakukan hal ini."

Jaehyun mengerutkan keningnya bingung, begitupun Taeyong. Keduanya kini bahkan mengehentikan kegiatan mereka dan memilih menatap Doyoung dalam, yang malah membuat pria kelinci itu salah tingkah.

"Memangnya apa yang ingin anakku lakukan?"

"Ekhem.. Mark mengatakan tentang mimpi tidur siangnya. Ia pergi ke sebuah taman hiburan xxx dan bermain disana, bersama kalian.. Dan ia sangat mengharapkan hal itu benar-benar terjadi, tapi ia mengatakan bahwa itu tidak mungkin terjadi karena–..,"

'Daddy dan Papa sangat sibuk, waktunya sangat berharga. Dan Malk tak memiliki uang untuk membayarnya..,'

Oh, Doyoung masih mengingat jelas wajah sendu pria mungil itu tadi. Bagaimana mungkin bocah sekecil itu sudah mengetahui soal berharganya waktu?

. . .

"Hai, selamat pagi Jagoan~" Doyoung menyapa dengan nada lembut pada si bayi singa yang baru saja terbangun dari tidurnya.

Mommy's for BabiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang