32/365
Bulan ini hanya ada 28 hari. Beda dari yang lain. Semoga menjadi bulan baik untukku.
Ada yang spesial di bulan ini. Orang yang aku sayangi berulang tahun. Seneng ya, kalau ulang tahun dirayain bareng pacar.
Lah aku, boro-boro dirayain. Dikasih kado ulang tahun aja belum pernah. Tapi sekarang aku enggak pingin itu. Aku bisa bersama dengannya saja udah syukur kok.
Aku baru pertama kali mau memberi kado seorang cowok. Sumpah, aku bingung banget. Aku cari referensi sana sini. Cari ke semua toko.
Akhirnya aku liat ada toko jam di sudut kota. Aku mampir sebentar. Jamnya bagus bagus. Aku ingin kado jam tangan. Di semua ratusan jam, ada satu jam yang sangat unik.
"Ini bagus mbak buat pacarnya"
Iya, aku pikir juga bagus. Tapi aku selalu tidak percaya diri dengan diriku sendiri. Ah tapi tak apalah. Sudah mepet juga waktunya.
Aku seneng waktu di beri kabar bahwa pas dia ulang tahun dia akan pulang ke rumah. Dia memang tidak setiap hari di rumah. Karena jarak rumah dan tempat kerjanya yang jauh menjadikan dia harus menetap di kota sana. Kemungkinan pulang ke rumah hanya 2 kali sebulan.
Beberapa hari ini aku merasa dia agak cuek denganku. Tapi sudah biasa sih kayak gitu. Aku yang hanya selalu overthingking terus.
"Sekarang gamau manggil aku sayang ya?"
"Emang sayang harus ada kata-kata sayang?"Sedih sih, digituin. Tapi masa gara gara itu doang lembek amat. Paling bentar lagi juga peduli lagi sama aku. Mungkin dia hanya bosen terus terusan ngalah.
"Selamat ulang tahun yang ke 21 sayangku. barakallah fii umrik. tambah umur tambah dewasa semoga berkah. panjang umur sehat selalu" tepat pukul 00.00 via WhatsApp. Maklumlah namanya juga LDR. Maafin aku ya ga bisa kaya orang orang yang memberi kejutan untuk pacarnya.
"Maafin aku ya, aku ga jadi pulang hari ini" ah kecewa kecewa kecewa. Padahal aku sudah sangat rindu dengannya. Apakah dia tidak merindukanku juga.
Tidak biasanya dia mengingkari omongannya. Semenjak itu aku dibuat jengkel terus olehnya. Setelah itu aku memutuskan untuk menemui ke tempatnya. Iya sih aku kesannya maksa. Gapapalah sekali kali egois. Eh berkali kali ding.
Akhirnya aku menekatkan diriku. Aku datang menemuinya. Aku menatap dirinya. Ya Tuhan, kenapa aku begitu mencintainya. Aku tak tega mendiami seperti ini. Aku memeluknya. "Maafin aku. Aku yang salah. Selalu marah marah sama kamu" dia hanya mendekapku dan mengelus pucuk kepalaku. Yaampun, kenapa begitu nyaman.
"Aku juga sayang kamu. Aku ga akan ninggalin kamu" kalimat penenang banget. Semua pikiran pikiran burukku langsung terhapus.
Dia memelukku yang terakhir sebelum aku pulang. "Kenapa lama?" Tanyaku sambil tertawa. "Gapapa, kita kan ketemu hanya sebulan sekali" jawabnya dengan memberikan senyuman termanisnya. Ah kenapa candu sekali.
"Selamat ulang tahun sayang. Maafin aku hanya bisa kasih ini. Maafin juga aku ga bisa ngrayain harimu seperti orang orang"
"Terima kasih. Seharusnya gausah beri aku apa apa. Cukup kamu ada disampingku aku saja. Love you."
Seminggu setelah itu, aku jatuh sakit. Cuma demam biasa sih. Kebiasaanku terlalu lama memikirkan sesuatu pasti ujung ujungnya sakit. Apalagi pacarku sendiri tak memberi kabar 2 hari. Tidak biasanya dia seperti ini. Padahal sebelumnya tidak ada masalah apapun. Itu semakin membuatku pening.
"Aku ga bisa jadi pacarmu yang terbaik. Aku sering buat kamu marah" hah, kenapa tiba tiba gini? "Kayaknya kamu bisa dapat yang lebih baik dari aku. Aku lagi pingin sendiri. Semisal kita berjodoh pasti bakal di mudahkan. Tapi kamu jangan nangis ya. Aku ga mau kamu nangis"
Hah. Ini prank atau apa sih.
Aku di putusin?
Tentang #21