KC25-Sepuluh

27.9K 4.7K 205
                                    

Nah, udah chap 10 jadi keputusan diliat besok. Kalau masih tetap jimplang, ini up 2 kali seminggu.

Met baca💪😾
.
.

KOST an gempar malam ini, karena Rumi pulang bersama Samudra dan mereka terlihat ceria, saling melempar tawa.

Mau tak mau, itu membuat anggota kost lain cemburu buta. Bahkan Devilo dengan raut wajah kesal disertai air mata yang siap tumpah berlari ke kamarnya.

Brak!

Dan membanting pintu kamarnya kuat.

"Loh? Ilo kenapa?" dan Rumi sudah memberikan nama panggilan untuk semua anggota kostan.

Tak ada yang menjawab, tatapan mereka menghunus tajam kearah tangan Samudra yang menenteng tas selempang hitam milik Rumi.

"Dari mana kalian?" tanya Jepri dengan intonasi tak ramah.

Gak seperti biasa. "Oh itu, tadi aku sama Sam pergi keliling kota buat cari jajanan." jawab Rumi sekilas.

Raut wajah mereka makin tak enak dipandang, satu persatu mereka masuk ke kamar tanpa mengucapkan selamat malam seperti biasa.

Rumi juga gak perduli sih, dia mengambil tas yang ada ditangan Samudra. "Makasih ya Sam." ujar Rumi sembari masuk ke kamarnya.

Samudra mengangguk, senyum manis masih terpatri diwajahnya saat ini.

"Malam Rumi~" ucapnya sebelum Rumi tutup pintu.

Rumi juga membalas. "Malam Sam."

Brak.

Kaki Samudra lemas, sepanjang hari dia bersama Rumi, keliling kota, naik motor berdua.

Samudra berjalan perlahan menuju kamarnya, hatinya kian berbunga-bunga.

"Aaaaa~Rumi kok seharian ini keliatan cantik banget siihh." nampaknya, Samudra udah mulai mleyot nih.

Dia bahkan masih terkikik pelan sebelum masuk ke kamar.

"Gue gak bakal cuci tangan selama sebulan, gila parfum Rumi masih kecium cuy." dia masih meracau girang.

Tak tau saja jika tatapan-tatapan mengerikan milik anggota kost tengah tertuju padanya dari balik jendela kamar mereka.

Sial, mereka kalah 1 langkah dari Samudra.

Masalahnya mereka belum pernah pergi berdua sama Rumi dan Samudra malah udah duluan.

"ARGGHH NYEBELIN! NYEBELIN! MBAK RUMI PUNYAKU! MBAK RUMI PUNYAKU!..hiks..ARGHHH!!" untung aja yah, kamar mereka ini kedap suara.

"Cih, sialan si Samudra. Harus gue bales dia tuh." gumam Jhoni dingin.

Dia tak suka melihat kedekatan Rumi dan Samudra tadi, baginya Rumi sudah di klaim sebagai miliknya seorang.

"Dada gue kok sakit ya?" ucap beberapa orang yang tak tau arti dari rasa sakit dan sesak di dada mereka.

Sementara yang tertua, kini tengah mengepalkan kedua tangannya.

Rasa sesak, emosi, benci semua menjadi satu didadanya.

Sangat kesal.

Kenapa Rumi bisa bersama Samudra? Padahal yang belakangan sering memberikan perhatian itu dirinya.

"Rumi adalah milikku.." desisnya penuh penekanan.

Memang benar, sedari awal Rumi datang kesini, Jepri sudah meng klaim jika Rumi adalah miliknya.

Tak ada yang boleh merebutnya, sama sekali tak boleh.






















Bersambung😾

Kost 25 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang