{Vino sakit}
“Gua harus buat dia makin tersiksa berada di rumah ini,” monolog Vino.
Vino terus saja memperhatikan setiap kegiatan yang Acha lakukan, hingga tak terasa Acha sudah menyelesaikan pekerjaannya, dan tak sengaja netranya menangkap sesosok Vino yang tengah memperhatikannya dari atas balkon kamar.
Seakan terpanah atas tatapan Vino, Acha juga menatap Vino, dan terjadilah acara tatap-tatapan antara kedua pengantin baru itu. detik berikutnya Vino tersadar dan lansung memutuskan kontak matanya dengan Acha, laki-laki itu berlalu pergi dengan tingkah yang bisa di sebut salting.
Sedangkan Acha yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala, entah ada apa dengan perasaannya ini. seharusnya Acha membenci Vino karena Vino sudah membuatnya kelelahan, tapi rasanya sulit untuk membenci CEO kejam itu, dan yang semakin besar adalah rasa sayangnya terhadap Vino.
“Ih Acha, kamu apaansih? kok jadi mikirin kak Vino sih?” gumam Acha dan kembali masuk ke dalam rumah.
Acha berjalan menuju ke arah tangga, dan perlahan-lahan kaki-kaki jenjangnya itu mulai menapaki setiap unduhan anak tangga, dan sampailah ia di atas, gadis itu masuk ke salah-satu kamar yang sudah ia klaim menjadi kamarnya.
Sesampainya di dalam kamar, Acha lansung berjalan menuju ke lemari pakaian, dan mengambil beberapa pakaian dan pakaian dalam, setelah selesai mengambil pakaiannya, gadis itu mulai melangkah kembali untuk pergi ke kamar mandi.
***
Di sisi lain, kini Vino rebahan di atas kasurnya, pikirannya mulai berputar ke memori tadi, dimana ia merasa puas telah membuat Acha kelelahan, sempat ia berpikir dan merasa iba terhadap Acha yang slalu sabar melakukan perintahnya, tapi menit berikutnya ia membuang perasaan ibannya itu, dan kembali memikirkan rencana jahatnya yang selanjutnya.
“Lo nggak boleh kasian sama Acha,” gumam Vino.
Drett ... Drett ... Drett
Vino yang merasa bahwa handphonenya lah yang berbunyi, dengan segera ia merogoh benda pipih yang tengah tergeletak indah di atas nakas itu. jari-jarinya menggeser ke kanan pertanda ia menerima panggilan tersebut, dan tak lama kemudian sudah terdengar suara seseorang di sebrang sana.
[Halo]
[ ... ]
[Ngumpul di mana?]
[ ... ]
[Cafe biasa?]
[ ... ]
[Yaudah gua otw sekarang]
Tuttt!
Panggilan di putuskan secara sepihak, Vino mengambil dompet dan hodienya, lalu beranjak dari rebahannya, dan melangkah keluar dari kamarnya, dan tak sengaja di luar ia bertemu dengan Acha yang baru saja selesai mandi.
Sedangkan Acha yang melihat Vino hanya tersenyum tapi sayangnya senyumannya itu tidak di balas sama sekali, dan Acha mulai memberanikan diri untuk bertanya kepada Vino.
“Kakak mau kemana?” tanya Acha.
“Bukam urusan lu!” ketus Vino.
Acha hanya menunduk dan dengan susah payah ia menelan salivanya, kenapa vino lebih seram di bandingkan dengan moster, itulah pikir Acha sekarang. Vino yang melihat Acha menunduk hanya mengedikan bahu acuh, dan berlalu meninggalkan Acha, akan tetapi baru saja tiga langkah, Vino kembali berhenti dan berbalik badan dan ia menatap Acha, sedangkan yang di tatap kembali salting.
“Oh iya, lu nggak boleh tidur sebelum gua datang, dan jangan coba-coba lu tidur, karena di rumah ini banyak Cctv-nya,” tegas Vino dan tanpa mendengar jawaban Acha, laki-laki itu langsung berlalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO KEJAM ITU SUAMIKU
Teen FictionAcha Deby Mahendra gadis cantik yang sekarang sudah sah menjadi istri seorang CEO muda, sebenarnya Acha juga tidak menginginkan pernikahan ini awalnya, tapi disaat bertemu dengan Vino perasaan aneh mulai muncul, dan ia bisa menebak bahwa ia sudah ja...