chapter 3

527 22 0
                                    

[Terluka lagi]

‘Yaelah pake ngeles segala lagi nih Bambang!’ batin Acha.

Cukup lama mereka terdiam, hening sekali, Acha dan Vino sama-sama terhanyut dalam pikiran masing-masing, sehingga akhirnya Acha tersadar dan mulai membuka suara.

“Yaudah kakak istirahat aja dulu, aku mau balik ke kamar,” ujar Acha dan melangkah keluar dari kamar.

Setelah kepergian Acha dari ruangan itu, Vino berpikir sejenak, ia berpikir kenapa Acha masih baik kepadannya? padahal ia slalu saja jahat kepada gadis manja itu.

“Akh lo apa-apaan sih? lo nggak boleh terbawa suasana!” peringat Vino kepada dirinya sendiri.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, dan Acha sekarang tengah menata makanan, walaupun ia tahu Vino tidak akan pernah menyentuh makanan yang ia buat, sempat terbesit dalam benak Acha, kapan Vino akan berubah? akh! tapi bagi Acha itu rasanya mustahil, karena Vino tidak akan pernah mencintainya, dan walaupun itu terjadi mungkin itu hanya halu semata bagi Acha.

“Astagfirullah kok jadi ngelamun sih?” monolog Acha dan berniat ingin mengambil buah di dalam kulkas, dan tak sengaja'netranya menangkap sesosok Vino yang sudah rapi dengan setelah kantornya.

“Kakak kok udah ngantor sih? kan kakak belum sembuh,” cerocos Acha dengan raut wajah khawatir.

Vino memicingkan matanya ketika mendengar cerocosan Acha yang baginya tidak berguna itu.

“Terserah gua dong!” ketus Vino sembari membenarkan dasinya yang agak miring.

Acha hanya mengangguk dan tersenyum, walaupun di ulu hatinya terasa sesak sekali, niatnya ingin perhatian tapi malah di abaikan rasanya sakit sekali, tapi Acha tidak boleh pantang menyerah, ia akan cari tahu cara membuat seorang suami agar bisa memiliki perasaan terhadap istrinya yang awalnya tidak memiliki dasar cinta sedikitpun.

“Kakak nggak sarapan?” tanya Acha.

“Makanan sampah!” sindir Vino dan berlalu pergi.

Acha hanya mengedikan bahu acuh, dan duduk di meja makan, ia sarapan sendirian padahal sebenarnya ia ingin sarapan seperti pasangan yang lainnya, yaitu sarapan pagi bersama-sama, tapi bagi Acha itu hanyalah halusinasi.

***

Setelah selesai sarapan Acha kembali ke kamar untuk mengganti pakaiannya, setelah selesai mengganti pakaiannya, Acha menggambil tas selempangnya yang berwarna pink Beby, dan tak lupa ia memoleskan sedikit ombre ke bibir mungilnya itu.

Acha keluar dari kamar dengan penampilan ferfeck, ia akan keluar untuk bertemu dengan sahabatnya, entahlah apa yang akan ia bincangkan dengan sahabatnya itu.

Acha melangkah keluar rumah seraya bersenandung kecil, kenapa gadis itu tampak ceria sekali, mungkin ia lagi senang karena akan bertemu dengan sahabatnya. Sesamanya di depan pintu gerbang, Acha menaiki taksi yang sebelumnya sudah ia pesan terlebih dahulu untuk mengantarkannya ke tempat tujuan.

***

Setelah menghabiskan waktu kira-kira 30 menit akhirnya Acha sudah tiba di salah-satu cafe favoritnya, ia turun dari taksi dan tak lupa ia membayar taksi itu terlebih dahulu, Acha berjalan dengan santai memasuki kawasan dalam cafe itu, dan tampak dari meja kedua sudah ada seseorang gadis cantik tengah tersenyum ke arah Acha dan melambaikan tangannya.

“Itu dia si ongol-ongol,” gumam Acha dan melangkah menghampiri sahabatnya itu, setibanya di sana, Acha segera duduk, dan di sambut hangat oleh sahabatnya itu.

“Duh aku kangen banget sama kamu,” ucap Ririn dengan girangnya.

“Sama aku juga kangen sama ongol-ongol!” pekik Acha tanpa merasa berdosa.

CEO KEJAM ITU SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang