[Acha sakit]
Sedangkan Acha hanya terduduk lemah di lantai, sembari mengelap sudut bibirnya yang berkali-kali mengeluarkan darah segar.
Acha bangkit dan ia berusaha untuk menopang tubuhnya menggunakan satu tangan kanannya yang berpegangan dengan segi meja, gadis itu menyemangati dirinya sendiri untuk tidak menyerah, dan Acha tidak akan melaporkan kekerasan yang pernah Vino lakukan kepadannya.
Baru saja Acha ingin melangkah tapi lagi-lagi terhenti karena ia merasakan sakit yang amat sangat menyerang di sisi kanan perutnya. gadis itu menekan-nekankan tangannya ke arah perutnya agar rasa sakit itu mereda, tapi bukan mereda yang ia dapat tapi sakit itu malah menjadi-jadi.
“Yaallah kuatkan Acha, ini sekali sekali,” lirih Acha.
“Kamu pasti kuat Acha!” semangat Acha.
Acha bangkit dan berjalan dengan tertatih-tatih menuju ke kamarnya, tangannya bertumpukan pada sisi tangga untuk sampai di atas lantai dua, karena kamarnya terletak di sana.
Sesampainya di kamar, Acha tidak mau berdiri lagi, gadis itu merangkak dan tumbang tepat di sisi kasur, siapapun sekarang, tolong Acha, sungguh gadis malang ini sekarang sedang kesakitan, ingin pergi ke rumah sakit tapi ia tidak mampu berjalan, jika ia menelpon Vino, past laki-laki itu sedang bersenang-senang dengan Syila.
“Bunda!” pekik Acha bercampur dengan Isak tangis.
“Sa-sakit bunda, hiks ... hiks,” isak Acha lirih.
Acha berdiam diri di lantai dengan tangan sebagai tumpuan, tak mau berdiam diri, akhirnya ia berdiri dan mencoba mengambil tasnya di atas nakas. Acha berdiri dan berjalan dengan perlahan-lahan, ia akan kerumah sakit untuk periksa tentang penyakit apa yang ia rasakan saat ini.
***
Sekarang Acha sudah berada di ruangan yang bernuansa putih abu-abu itu, sungguh sangat adem bila di pandang, tapi itu tidak penting, yang sekarang sangat penting adalah surat hasil pemeriksaan dari medis, ya sekarang Acha sudah berada di rumah sakit, dan sekarang ia tinggal menunggu hasil lab keluar.
“Permisi,” celutuk dokter laki-laki yang baru saja datang dan lansung duduk berhadapan dengan Acha.
“Iya dok,” jawab Acha mencoba tersenyum di balik bibir pucatnya.
“Sebelumnnya saya akan menyampaikan kabar yang sangat memprihatikan atau kabar buruk,” ujar dokter yang bernametag Ardi pamungkas.
Deg!
Jantung Acha berdetak dua kali lebih cepat, bukan cinta tapi ini tentang kabar buruk itu, Acha sangatlah tegang sekarang, apa isi surat itu, ya Tuhan tolonglah Acha agar tidak memikirkan hal negatif.
“Sebenarnya saya sakit apa dok?” tanya Acha.
“Mohon maaf jika saya harus menyampaikan berita pahit ini, sebenarnya anda mengidap penyakit gagal ginjal stadium dua,” jelas dokter itu membuat Acha seakan-akan ingin menjerit.
Deg!
Bagaikan di hantam batu keras berulang kali, hati Acha rasanya hancur mendengar kabar seperti itu, ujian apalagi ini? kapan Acha bisa bahagia, kenapa harus ia yang di beri penyakit seperti ini, apakah Acha tak pantas untuk bahagia? itulah pikir Acha.
Acha termenung dan mencoba untuk tegar, gadis itu mencoba untuk tersenyum walaupun telah banyak luka tersimpan di hatinya.
“Anda yang Sabar ya,” ucap dokter itu mencoba untuk menyemangati Acha.
“Makasih Dok,” ujar Acha seraya tersenyum manis.
“Tapi apakah saya bisa sembuh dok?” tanya Acha.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO KEJAM ITU SUAMIKU
JugendliteraturAcha Deby Mahendra gadis cantik yang sekarang sudah sah menjadi istri seorang CEO muda, sebenarnya Acha juga tidak menginginkan pernikahan ini awalnya, tapi disaat bertemu dengan Vino perasaan aneh mulai muncul, dan ia bisa menebak bahwa ia sudah ja...