51. MEMORI DALAM RUANG.

32 6 9
                                    

HII! UPDATE LAGI!

HAPPY READING!

***

Suara derap langkah itu menggema di koridor sepi ini. Koridor LAB IPA.

Bagi sebagian orang, koridor ini ada hal koridor yang paling di hindari, selain karena sudah tak terpakai, koridor dan juga LAB nya juga sangat sepi dan menyeramkan.

Aura-aura pasca terjadinya kebakaran itu masih sangat terasa di sini.

Gadis itu, dengan langkah penuh tekadnya berjalan mendekati pintu LAB yang tertutup rapat itu. Raina, dengan pandangan penuh ingin tahu nya di temani nekat ingin memeriksa tempat ini. Sesuatu itu, sesuatu itu seperti menarik paksa Rain agar memeriksa tempat yang menjadi kawasan terlarang di sekolah ini.

Ceklek!

Rain dengan hati-hati membuka pintu yang menjadi saksi kebakaran yang pernah terjadi sekitar tiga tahun lalu, kebakaran besar yang memakan satu korban dulunya.

Setelah badannya telah sempurna masuk kedalam ruangan gelap tapi dingin ini, Rain dengan tangan bergetar menutup pintu itu lagi. Kalian pasti tidak lupa, kalau Rain itu takut gelap.

Tangan dingin nya mengambil ponsel yang berada di saku roknya dan menyalakan senter hp.

Rain mulai menyoroti ruangan ini. Bekas-bekas gosong akibat kebakaran itu masih terlihat jelas.

PRANG!

Rain menoleh ke samping saat sesuatu benda kaca seperti sengaja di banting, membuat gadis itu menyoroti nya dengan lampu yang berasal dari ponselnya.

Terlihat sebuah gelas kaca yang sudah hancur tak tersisa di lantai kumuh itu.

Rain mendekat, memastikannya lebih jelas lagi. Gadis yang rambutnya terikat satu itu berjongkok, menatap lekat pecahan gelas itu.

Sesuatu, sesuatu dalam pikirannya seperti memberontak ingin keluar. Ada sesuatu, ada sesuatu yang memaksa keluar dari ingatan terdalamnya.

"Jangan! Aku mohon. Kita bisa bicarakan ini dengan baik-baik."

"Gak ada yang bisa di bicarakan. Seperti perjanjian awal. Kamu harus mati."  Wanita itu tersenyum lembut, tapi berbanding terbalik dengan kata-katanya yang penuh intimidasi. Wanita ini sudah persis seperti wanita sakit.

"Kenapa kamu melakukan ini? Padahal kamu sahabat aku bahkan sudah ku anggap saudara."

PRANG!

Satu wanita itu membanting gelas kaca yang ada di atas meja hingga pecahannya menggores bahu kanan  seorang gadis kecil yang tengah bersembunyi di bawah meja.

"Sa-"

"DIAM! KAMU REBUT SEMUANYA! CINTAKU! KEKASIH KU! KEBAHAGIAAN KU! KAMU YANG JAHAT DI SINI DELLA!"

Hah!

Nafas Rain naik-turun tak beraturan, suara-suara itu memenuhi pikirannya. Bayang-bayang saru itu seperti terjadi nyata di depan matanya. Rain mengangkat tangan bergetar nya ke arah bahu kanannya yang terdapat bekas luka yang sama sekali tak pernah Rain tau penyebabnya apa.

BLAM!

Penerang yang berasal dari ponsel Rain mendadak mati membuat Rain semakin ketakutan di tempatnya. Ruangan ini sungguh gelap. Dan tragedi itu, di mana Rain di lempar ke dasar kolam di saat umur 5 tahun seperti terjadi lagi sekarang.

Tubuhnya terasa mengambang di dalam air yang gelap. Nafas Rain seperti di sedot seluruhnya.

Tolong! Lirih Rain dalam hatinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GEOVANO RAINA .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang