2

1.3K 152 16
                                    

bugh

bugh

" anjing, mati lo mati !!! " mahen memukul telak harsana hingga harsa hampir kehilangan kesadarannya.

" m-mahen kenapa..? " tanya harsa ditengah² kesadarannya.

" MASIH NANYA LO ANAK HARAM, ANAK PEMBAWA SIAL AKH GUE BENCI LO HARSANA KENAPA KENAPA LO GA MATI SAMA IBU LO AJA !!?? " teriak mahen dengan urat² yang begitu terlihat karena emosi yang sudah sangat tidak terkontrol.

" m-maaf mahen maaf " lirih harsana.

harsa begitu sakit amat sakit dengan ucapan mahen saat ini, apakah dia sebegitu tidak diinginkan kehadirannya di dunia kalo begitu mengapa dia dilahirkan, harsa seharusnya sudah kebal dengan sikap mahen dan segala ucapan mahen tetapi tetap saja harsa selalu merasa sakit saat mahen memukul bahkan mencaci maki dirinya itu sangat amat menyakit hati dan juga mentalnya.

" mahen maaf " setelah mengatakan itu semuanya gelap, ya harsa pingsan dia pasrah.

mahen hanya melihat dengan wajah datar tanpa ada niat untuk membawa harsa kerumah sakit lalu dengan santainya mahen meninggalkan harsa.. meninggalkan pemuda manis yang terbaring akibat ulahnya.

*rumah*

" halah rumah anjing kaga ada kehidupan " sarkas mahen

setibanya dirumah mahen segera masuk kamer dia tidurkan badannya ke kasur.

ah iya alesan mahen memukuli harsa yaitu tanpa sebab yang pasti karena hari ini dia hanya ingin memukul si anak pembawa sial saja dan juga sebenernya mood dia hari ini jelek sekali yang jadi berakhir melampiaskan kepada harsana.

anw keadaan harsa sekarang...

" tuh bocah mati apa gimana? kok belum balik anjing " monolog mahen disaat dia sedang menatap langit² kamarnya.

" alah ngapain mikirin bocah haram pembawa sial itu, mending gue tidur " ucap mahen lalu dia memejamkan matanya.

ya begini kelakuan mahen selalu tertidur meski seragam masih menempal pada dirinya.

*back to harsana*

harsa membuka perlahan matanya. ini menyakitkan semuanya menyakitkan harsa hanya berdiem dengan keadaan yang masih sama sejak awal " mahen disini sakit banget mahen " ucap lirih harsana bersamaan dengan air mata sambil memegangi dada dan juga perutnya.

lalu dia merogo kantong celana untuk mengambil handphone dan melihat jam ternyata sudah pukul 9 malem, lama juga dia pingsan harsa dengan keadaan yang begitu mengenaskan memaksa untuk bisa berdiri dia ingin pulang takut sekali apalagi papah marah jika dia belum dirumah jam segini. 

" harsa ayo bisa, harsa ayo pulang jangan lemah laki-laki masa loyo " menyemangati dirinya sendiri.

dengan menahan rasa sakit yang amat sakit dibagian perut dan kepala harsa paksa untuk terus berjalan agar cepat sampai rumah.

jarak sekolah dengan rumah harsa itu lumayan jauh.

" oke harsa bentar lagi sampai " harsa yang kembali menyemangati dirinya sendiri.

setelah beberapa jam dia lalui untuk sampai dirumah akhirnya dia sampai.

" den harsa kenapa baru pulang, yallah gusti kenapa bisa kaya gini den harsa? " tanya satpam rumah harsa yang begitu panik melihat keadaan anak majikannya itu.

" gapapa pak manto, ini biasalah kerjaan anak muda pak haha " kata harsa dengan kekehan

" jangan gitu lagi ya den bahaya ikut tawuran atau segala macem nanti papah marah besar kalo ketauan ".

" iyaa siap pak manto, sekarang aku masuk dulu ya pak " izin harsana kepada pak manto.

harsa lalu dengan pelan² membuka pintu utama rumahnya takut-takut jika ketahuan papah, disaat pintu terbuka harsa begitu terkejut karena bukan papah yang diliat tetapi mahen iya mahen sedang duduk di sofa entahlah mengapa dia duduk di sofa ruang tamu.

" oh masih hidup lo, gue pikir udah nyusul ibu lo " sinis mahen kepada harsa.

" maaf " hanya kata maaf yang bisa harsa keluarkan sambil menundukan kepalanya.

" cih, maaf lo emang bisa balikin keadaan kaya semula hah?! " entah kenapa emosi mahen selalu saja tidak terkontrol jika suda berhadapan dengan harsa.

lalu mahen bangkit dari duduknya untuk pergi ke kamernya, harsa? ya harsa masih diem berdiri mematung " huft selalu saja seperti ini " lirih harsa dalam hati. lalu harsa pun naik keatas menuju kamarnya.

setelah masuk kamar harsa tidak langsung mandi melainkan langsung menidurkan badannya karena hanya untuk sekedar berdiri saja sebenarnya masih sangat sakit, dengan perlahan tubuh itu jatuh ditempat tidur sambil memandang langit² kamer yang kebetulan dihias oleh harsa dengan bintang² kecil yang indah.

" bundaa ini berat banget bun, harsa boleh ikut bunda ga? "

" bun kenapa mahen belum bisa maafin harsa sama bunda ya? bunda harsa kangen bunda "

" semua badan harsa sakit bunda hiks... h-harsa capee bunda capee tolongin harsa "

monolog harsa seorang diri dengan iringan air mata yang sangat terlihat pilu dan menyakitkan, setelah lama menangis kepala harsa dan perutnya kembali sakit harsa tidak tahan dia memilih untuk memejamkan matanya.


maaf ya kalo ini bahasanya kurang enak dibaca atau belibet gini.

semoga kalian suka deh yaa sama ceritanya hehe, makasi juga buat yang udah baca ‼️❤

why should i? [ markhyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang