gelap telah berganti terang yang menandakan matahari sudah menampakan keindahan cahayanya di bumi.
mahen pemuda itu tampak terburu-buru memakai seragam dan mencari dasinya, mahen sangat marah dan emosinya kembali naik dikarena si anak pembawa sial itu tidak membangunkannya hal hasil mahen terlambat.
" anjing, awas lo ya harsana ! " geram mahen dengan tangan yang mengepal.
setelah selesai memakai seragam dan menyiapkan semuanya. mahen yang masih tersulut emosi itu membuka pintu kamarnya dengan sangat kencang dia sudah tidak sabar ingin menghabiskan harsana dipagi hari ini karena telah berani membuatnya terlambat.
BRAKK !!
pintu harsa berhasil terbuka dengan satu kali dobrakan yang dibuat oleh mahen.
" udah ga berguna, anak pembawa sial, anak haram apalagi panggilan yang pantes buat lo anjing?!. lo bisa-bisanya masih tidur ". ucap mahen dengan suara yang terdengar masih menahan emosi sambil melihat harsa yang masih tergeletak di tempat tidurnya.
mahen berjalan kearah kamar mandi di dalam kamer harsa lalu menyibukkan air.
BYURRR !
yaa benar mahen menyiramkan air tersebut kepada harsana tetapi tidak ada pergerakan sama sekali dari harsa, mahen dia tetap datar dengan wajah angkuhnya.
" oh ini lo simulasi mati " ucap sinis mahen.
mahen tau mahen tau harsana seperti itu karena siapa tetapi ya itu mahen dia tidak peduli sama sekali dengan keadaan harsa meskipun dia yang menyakitinya.
" gue harap lo ga bangun selamanya " dengan tangan mengepal melihat tajam ke arah harsana lalu pergi begitu saja meninggalkan harsa tanpa ingin membawanya kerumah sakit atau sekedar membereskan tubuh harsa.
dengan kesal mahen mengeluarkan motornya dia tampak sudah sangat amat kesal dan begitu tampak menahan emosi, dengan keadaan emosi yang masih tidak terkontrol mahen mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata karena dia juga sudah terlambat.
oleng yaa motor mahen oleng.
BRAKK
mahen...dia menabrak pembatas jalan.
" brengsek brengsek " umpat mahen.
mahen bangun untungnya tidak ada luka parah hanya lecet pada kaki dan tangan saja, mahen memutuskan untuk tidak pergi sekolah alias dia nanti akan izin saja karena percuma saja jika dilanjut gerbang sekolah sudah ditutup.
dengan emosi masih belum reda mahen kembali menaiki motornya untuk kembali ke rumah.
" harsana, GUE BENCI LO !! BENCI SEMUA GARA-GARA LO ARGHHH !!! " teriak mahen diatas motornya.
*back to harsa*
harsa bangun dengan kepala dan perut yang masih sakit dan jugaa... " kenapa sangat basah " lirih harsa kasur dan bajunya basah.
" AH YATUHAN AKU LUPA BANGUNGIN MAHEN, ASTAGA GIMANA INI AKU TAKUT " dengan tubuh bergetar harsa bangkit melupakan rasa sakitnya, dia harus membangunkan mahen harus meskipun pasti mahen akan berbuat kasar tapi setidaknya harsa sudah membangunkan.
harsa keluar dari kamer dan berjalan memasukin kamer mahen.
tok tok..tok tok
" mahen, bangun ini udah pagi maaf aku telat bangunin " pelan sekali harsa membangunkan mahen.
harsa bingung biasanya jika harsa sudah mengetok mahen akan bangun karena mahen sangat sensitif dengan suara jadi dia akan cepat bangun.
dengan memberanikan diri harsa membuka pintu kamer mahen.
kosong....
seketika tubuh harsa menegang dan bergemetar hebat itu artinya mahen telah bangun mahen bangun tanpa dia membangunkan nya.
" a-aku takut, tuhan aku mohon sampaikan kepada mahen untuk hari ini saja tidak memukulku badanku masih sangat sakit " dengan bibir yang bergetar dan juga air mata yang sudah menumpuk di pelupuk mata harsa
harsa paham betul apa yang akan dilakukan oleh mahen maka dari itu dia sangat amat takut.
BRAKK !!
terkejut, harsa sangat terkejut pintu utama itu terbuka dengan sangat kencang harsa sudah tau bahwa yang datang itu mahen bukan papah dengan kaki yang sudah gemetar harsa dengan bodoh bukannya berlari pergi menuju kamernya malainkan dia menutup pintu kamar mahen dan dia bersembunyi dibawah kolong kasur mahen.
harsa sudah sangat ketakutkan dia tidak bisa berpikir apapun.
tujuan mahen adalah kamar harsa dia benar-benar ingin menghabiskan harsa hari ini juga.
pintu itu terbuka.. mahen diam sebentar sebelum dia mengecek kedalam kamar harsa
" brengsek dimana anak itu " geram mahen saat dia tidak melihat harsa dikamarnya.
aaa aku ga nyangka ternyata lumayan banyak yang suka cerita aku, makasi banyak ya semuanya. 💗
maaf yya untuk hari ini cukup segini dulu, papay -‼️❤
