_________
_________
_________Setelah selesai berurusan dengan, Delvin. Melgi langsung bergegas pergi ke kelasnya. Dirinya sangat kesal telah di kerjai oleh Wakil Ketua Osis sekaligus sahabatnya itu.
Pukul 08.21, di mana jam pelajaran pertama di mulai. Melgi melamun sambil mencoret-coret buku tulisnya.
Tanpa di sadari, Melgi menulis nama Delvin dan sesekali mencoret nya lagi. Dirinya sampai tidak fokus mendengarkan penjelasan dari guru yang berada di depan papan tulis.
Tiba-tiba saja. Pak Toni selaku guru mata pelajaran Seni Budaya berhenti menjelaskan.
"Bagaimana semuanya? Apa sudah mengerti untuk tugas hari ini?" tanya pak Toni pada murid di kelas XI IPS-3 itu.
"Sudah, Pak!" jawab satu kelas itu dengan semangat terkecuali, Melgi.
Pak Toni yang menyadari sedari tadi Melgi tidak memperhatikan nya. Melainkan hanya melamun sambil mencoret-coret buku tulisnya.
"Melgi," panggil Pak Toni. Namun, dirinya masih tak sadar juga.
"Ssst! Mel! Melgi!" Rina yang berada di samping Melgi pun berusaha menyenggol lengan, Melgi."Ish ngeselin lo, Delvin!" Melgi berteriak kesal mengingat kejadian tadi.
Seisi kelas itu menatap ke arah, Melgi dengan pandangan heran. Begitupun juga dengan, Pak Toni.
"Melgi, kamu kenapa? Ada apa sebenarnya kamu dengan, Delvin?" tanya pak Toni penasaran.
"E-eh? Eng-nggak ada apa-apa kok, Pak. Saya sama Delvin cuma sahabatan aja," jelas Melgi tak nyaman melihat teman-temannya yang memandang dirinya dengan pandangan aneh.
"Ya, sudah kalau begitu. Nanti, kalian semua buat kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari empat orang. Kalau ada yang tidak kebagian, bisa gabung di kelombok temannya," ucap pak Toni menjelaskan.
"Maaf, Pak. Ini untuk kelompoknya bebas milih siapa aja?" tanya salah satu murid laki-laki yang mengangkat tangannya di kelas itu.
"Ya, bebas. Terserah kalian saja. Yang terpenting kebagian semua kelompoknya," jelas Pak Toni sekali lagi.
"Baik, Pak. Terimakasih," ucap murid laki-laki itu paham. Begitupun dengan yang lainnya."Karna jam pelajaran saya tinggal 15 menit. Jadi, sampai sini dulu materinya. Bapak kasih kalian waktu 15 menit untuk menentukan siapa saja kelompok kalian nanti," jelas Pak Toni yang sudah merapikan beberapa buku yang ia bawa.
"Oke, sekian dulu dari saya. Bapak harap tugas kelompok kalian lengkap dan pastinya tidak ada yang tidak mengumpulkan. Permisi," setelah mengatakan itu, Pak Toni meninggalkan kelas itu.
Tak lama kemudian, murid-murid mulai berhamburan pergi ke meja lain untuk menentukan siapa saja anggota kelompok mereka.
"Mel kita pasti satu kelompok 'kan. Eh iya, lo kenapa nyebut nama Delvin sih tadi?" tanya Rina penasaran sambil menggeser sedikit bangkunya supaya semakin dekat dengan, Melgi.
"Ish, gue kesel sama, Delvin! Mau-maunya gue di bodoh-bodohin! Ish pokoknya gue kesel!" Melgi kembali mencoret nama Delvin yang ia tulis di bukunya.
Sedangkan, Rina melihat tingkah sahabatnya itu dengan ekspresi wajah aneh.
"Lo kesel kenapa sama dia? Ceritain makanya sama gue. Kalau lo emosi sendiri gimana caranya gue tau lo kesel sama dia karna apa?" ucap Rina semakin penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
SINCERITY [ HIATUS ]
Romance"Lebih baik lo jujur sama perasaan lo itu. Masalah di terima atau nggak sama orang yang lo suka, itu urusan belakang." -Melgiana Zavina "Masalahnya, orang yang gue suka itu lo, Mel."-Delvin Anggara Picture : Pinterest Cover : Canva [ Note : Jika ada...