OO. Shall we go see a movie or head somewhere?

401 50 4
                                    

***

Rintik-rintik air mulai berjatuhan, hujan lagi. Kota yang terkenal dengan seringnya hujan itu benar-benar tidak kenal tempat juga waktu ketika ingin menurunkan hujan. Niat Mashiho yang ingin bermain basket pun urung dilakukan, semua karena hujan di kota Buitenzorg.

Sejenak, pria berdarah sunda-jepang itu menerawang, hal apa yang bisa mengusir kebosanannya dikala dingin menerpa. Tidak lama kemudian Mashiho kembali tersenyum lalu mengambil handphone nya yang tepat berada disisinya lalu mencari sebuah nama yang sedari tadi berada di pikirannya.

Mashiho|
Ekhm.
Kak Kyuuu~
[read]

Bibirnya mengerucut begitu mengetahui bahwa pesannya hanya dibaca, "Ish Kak Kyu, awas aja kalau misalkan ngomong sama Cio, pasti bakal Cio diem..."

Belum selesai ia berbicara, tiba-tiba layarnya berubah menjadi hijau, nama kontak yang dinamainya Kak Kyu menelponnya. Sontak bibirnya kembali mengembang ke atas dan menekan tombol berwarna hijau di handphone nya.

'Kenapa ituu pake ekhm ekhm di chat cil?'

"Biar peka aja, habis aku kan udah bikin tweet hujan hujan, terus Kak Kyu juga udah komentar tapi tetep nggak peka" Pipinya kembali mengembung.

Entahlah, padahal dirinya di sekolah terkenal dengan ketua basket galak yang tidak tanggung-tanggung memberi hukuman pada siapapun yang melanggar di ekskul basket. Tapi jika sudah bersama Junkyu, sifat itu seolah tidak ada sama sekali.

'Ahahaha ngil ngil, emangnya hujan-hujan mau apaaa?'

Mashiho mengabaikan tawa candu sang pacar diujung sana dan mulai berpikir, "Tadi Bang Suk nawarin netchill, aku jadi pengen ke bioskop tau kak. Kayaknya enak deh kalau sambil hujan-hujan gini,"

"Terus juga ya kak, aku tiba-tiba kepengen indomie-an, kayak waktu itu di depan Alfaindo lohh. Enak ada sensasi panas-dinginnya" Rengeknya.

Junkyu lagi-lagi tertawa diujung sana.

'Cil, kamu lagi ngidam apa gimana sih? Banyak banget pengennya'

"Omongannya ih Kak Kyu! Aku bilangin bunda nih"

'Ya habisnya kan... Mending kamu nunggu kakak deh Cil, kakak samper ke rumah'

"Eh?" Mashiho mengerjapkan kedua matanya, "Hati-hati kak! Jangan pake motor ya kesininya, awas aja! Soalnya lagi hujan sekarang. Pake mobil pokoknya, jangan lupa pake seatbelt juga! Terusnya..."

'Iyaaa bawel, habis itu jangan lupa bawain martabak yang coklatnya lumer kan?'

"Hehehe, I love you Kak"

Setelah itu Mashiho dengan cepat mematikan panggilannya sambil menetralkan detak jantungnya yang tidak beraturan sehabis mengatakan kalimat cinta itu. Memang selalu seperti itu jika dirinya yang mengucapkannya, Mashiho hanya tidak ingin wajah merahnya dilihat Junkyu dan berakhir ditertawai.

|Kak Kyu
I love you too, my love.

"Huhuhu bundaa, Cio nggak bisaa. Kak Kyu kenapa manis banget sih asdfghjk?!"

***

Setelah sekian bulan purnama Mashiho menunggu, enggak deng, sudah hampir setengah jam dia nunggu dan sang pacar belum dateng-dateng. Mungkin hujan, mungkin macet, mungkin juga martabaknya ngantri. Ya nggak mungkin sih, kecuali yang terakhir.

Alasan Mashiho minta Junkyu bawa mobil cuma biar dibeliin martabak yang coklatnya lumer itu, hehe. Lagipula rumah Junkyu hanya beda 1 blok dengannya, lebih tepatnya berada di belakang rumahnya, jadi seharusnya Junkyu bisa datang lewat pintu belakang rumahnya yang sudah tersambung dengan rumah Junkyu.

Ah, tapi tetap kesal juga kan kalau pacar datangnya lama, huhu. Mashiho bosan, pengennya deket pacar.

"CIOO INI JUNKYU NYA ADA DIBAWAH!" Setelah itu Mashiho bergegas mengambil baju ganti yang sudah disiapkannya dan bergegas ke bawah, "Kasian loh anak bunda ini kebasahan, kamu mintanya yang aneh-aneh sih"

"Yaaa kan Kak Kyu nya juga mau aja tuh"

"Iya bunda iyain aja anaknya biar nggak ngambek" Kekeh Junkyu, "tapi ini Junkyu juga pengen kok martabaknya"

"Yaudah bunda keatas dulu ya" Sebelum menaiki tangga, sang bunda kembali berbalik, "Inget loh Cio, jangan mintain macem-macem Junkyu nya, masih hujan ini"

"Iyaa bunda iyaaa, yang anak siapa yang dikhawatirin siapa" Gumamnya dan disambut tawa Junkyu.

Lagian, dia kan tidak minta macam-macam, cuma 1 macam, martabak doang.

Mashiho kembali menatap Junkyu yang sedang mengeringkan rambut di sofa, "Kak Kyu nggak pake mobil ya makanya badannya basah semua?"

"Pakee mungil, ini liat nih kuncinya" Tunjuk Junkyu, "Ini cuma karena aku harus buka gerbang dulu makanya kebasahan"

Mashiho kembali mengangguk-angguk, kemudian mulai mendekatkan dirinya pada sang pacar sambil memakan martabak lumernya. Biasalah, kayak ulat uget-uget nempel di daun. Sedangkan Junkyu nya sendiri juga mengelus-elus surai hitamnya.

"Kita ke kamar kamu yuk Cil" Bisik Junkyu.

"Eh? Ngapain kak? Mau netchill yaaa?"

"Bukanlah, hujan gini kan enaknya cuddle kamuu sampe pagi" Setelah itu Junkyu memeluk erat dirinya sampai tidak terlihat tubuhnya sama sekali, "Pas pagi baru deh kita masak indomie nya"

Mashiho mengangguk dengan semangat, kemudian mereka berdua tertawa bersama. Hujan sederhana untuk Junkyu dan Mashiho, dengan aktivitas sederhana yang membuat jantung keduanya semakin berdebar.

Di Kota Buitenzorg ini, kisah cinta mereka disaksikan.

***

btw, ini tuitan dek ciyo di aplikasi burung, ya emg si ajun aja sie yg ga peka:) dan mlh ikut balesin komen yg lain:(

btw, ini tuitan dek ciyo di aplikasi burung, ya emg si ajun aja sie yg ga peka:) dan mlh ikut balesin komen yg lain:(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Je T'aime [Kj.Tm] ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang