9

148 10 0
                                    

"Sialan lokantara bersaudara, mereka liat gue kek gitu dimana coba. Kan gue udah pastiin anak sekolahan kita ga ada yang tahu" geram Viona sambil mengepalkan tangannya.

"Emangnya lu beneran kek gitu vi? Kayak, lu beneran pergi sama om om gitu?" tanya Lita, teman alias antek-antek viona yang pertama.

"Yaiyalah anjir, lu pikir gaji papi gue yang jadi kepsek itu cukup apa buat belanjaan dan jalan jalan ke luar negeri?" sahut Viona sambil mengoleskan lipstik pada bibir nya.

Jika ditanya dimana mereka berada, tentu saja di toilet wanita karena terlanjur malu dengan kejadian tadi. Apalagi siswa sekolah mereka sekarang julid seklai pada viona, sungguh kasian gadis ini. Eh tapi masih bisa disebut gadis? Hehehehehe.

"Ga nyangka gue vi, tapi kita harus kasih pelajaran ke adel adel itu. Bisa bisanya buat lu malu gini, mana kita kakel lagi" sahut Kinan, teman viona alias babu kedua.

"Oh iya dong, mau dia adeknya tara sekalipun dia harus dikasih pelajaran. Main main sebelum ujian lah ya" ujar Viona sambil tertawa.

"Dan tentu gue butuh bantuan lu berdua buat ini, kalian mau kan?" tanya Viona dengan tak melihat kearah mereka.

"Tenang aja vi, gue bakal bantuin lu kok" jawab Kinan dengan yakin.

"Oiya dong, kan kita best friend. So, kita bakal bantu lu" sahut Lita dengan senyum.

(Kalau lu nya masih kaya vi. Kalau engga mah bodo amat)  ujar salah satu mereka berdua.

Namun malangnya, percakapan mereka tadi udah direkam oleh seseorang yang kini tengah tersenyum miring. Ia sangat yakin kalau percakapan ini akan menjadi salah satu senjata untuk menjatuhkan viona dan kepala sekolah tentunya.

Kembali ke suasana kantin yang mulai normal lagi setelah kejadian tadi dan jga acara lemotnya adel, kini mereka tengah menanyakan sesuatu pada adel.

"Del lu ga mau cerita gitu ke kita kita, kok bisa jadi kaya gini gitu? Biasanya kan lu ga dapat masalah gitu" pertanyaan yang seperti bom dari Edrea

Yang ditanya sedang memikirkan cara untuk mengungkapkan sesuatu sedang ia selidiki sendiri tanpa orang sekitarnya tau, bahkan abang dan adik adiknya. Rexal yang melihat adel tengah melamun itu lalu meniup muka adel pelan. Dark side dan chaeroyalty pun menggeleng pelan melihatnya.

Adel yang merasa terganggu dengan tiupan itu mencubit lengan kanan rexal. Yang dicubit pun mengaduh kesakitan, sedangkan adel sudah melotot kesal pada rexal.

"Lu ngapain sih re? Gue tuh lagi mikir kenapa ditiup?" ujar adel dengan kesal.

"Ya karena lu mikir itu gue tiup, itu edrea nanya ke lu bantet" ujar rexal sambil mencubit pipi adel.

"Gausah dicubit bisa? Pipi ini, bukan arena bermain. Dasar kudanil angin"

"Serah lu del, sabar banget gue dipanggil aneh gitu"

"Harus, soalnya visual lu menjanjikan kalau aneh aneh"

"Visual kayak Mark lee NCT juga lu kata aneh aneh"

"Gausah bawa bawa bias gue ye, dasa-"

"KOK MALAH KALIAN YANG DEBAT SIH???? KAN KITA KITA YANG NANYA" ujar ghea yang sudah kepalang kesal melihat pasangan itu debat.

Yang ditegur pun langsung cengengesan dan mengedipkan matanya pelan, lagipun itu bukan kesalahan adel tapi rexal yang memulainya. Namun saat adel membuka mulut, shelvia pun memotong dengan kesal

"Gue tau ya del, lu mau nempis ujar si ghea tadi" jawab spontan dari shelvia

Adel pun nyengir pelan, sepertinya trik yang ia gunakan sudah klasik. Ujar adel membatin

Sementara (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang