4

1.3K 226 24
                                    

Happy reading guys!!!

*

*

*

Bersikap tak peduli memang di perlukan. Namun, terkadang Xiao Zhan juga merasa sedih dengan tanggapan negatif yang di berikan oleh orang disekitarnya. Seperti saat ini, mungkin Xiao Zhan bisa bersikap tak peduli ketika berada di depan para karyawan, akan tetapi ia tak bisa menyembunyikannya ketika dirinya sedang sendiri ataupun bersama Yibo.

Beruntung Yibo selalu peka dengan perubahan sikap dan ekspresi Xiao Zhan. Lelaki tampan itu mengusap bahu Xiao Zhan lembut. "Jangan terlalu banyak berpikir," ucapnya lembut.

Xiao Zhan mengangkat kepalanya menatap wajah tampan yang selalu ia lihat di setiap harinya. "Wang Yi, bagaimana kalau aku mencari kekasih?! Agar aku tak selalu mengikuti mu dan terlalu bergantung padamu." Ucap Xiao Zhan seraya mendudukkan dirinya di kursi yang terletak di depan meja Yibo.

"Kenapa tiba-tiba ingin memiliki kekasih?" Yibo mendudukkan dirinya di kursi miliknya kemudian mengambil sebuah berkas yang terletak di atas meja.

"Hufttt, di umur kita yang sekarang sepertinya sudah saatnya kita mencari pendamping hidup." Xiao Zhan menghela nafas pelan sembari bersedekap.

"Kau terlalu banyak bicara," ujar Yibo tanpa menatap Xiao Zhan.

Bibir Xiao Zhan terangkat menandakan ia sebal dengan ucapan Yibo. Ia sangat tahu kalau pria tampan itu tidak menyukai topik seperti ini. Yibo akan memotong setiap ucapannya ketika pria itu tak menyukai topik perbincangan.

"Kenapa? Yah, seharusnya kau sadar, kita sudah cukup umur untuk berpacaran. Kurasa dengan begitu tidak akan ada gosip yang tidak baik dari karyawan mu tentang kita."

Yibo yang tadinya sedang membaca berkas langsung melengok. "Kenapa kau berkata seperti itu? Apa kau merasa tak nyaman dengan ucapan mereka?" Tanya Yibo.

"Memang siapa yang akan nyaman dengan sesuatu yang berbau negatif," Xiao Zhan memutar bola matanya.

Yibo menutup berkas berwarna biru itu kemudian beranjak dari posisinya dan menghampiri Xiao Zhan. Ia mengambil tangan Xiao Zhan lalu menuntun pria cantik itu ke sofa panjang.

"Wang Yi, tak bisakah kau berhenti memanjakan diriku?! Aku sudah dewasa dan seharusnya aku juga ikut bekerja bersamamu." Ucap Xiao Zhan sambil menarik lengannya dari genggaman Yibo.

"Dengarkan aku Xiao Zhan, aku tidak akan pernah berhenti melakukannya dan seharusnya kau sudah tahu kalau aku sangat tidak menyukai penolakan darimu. Jangan pernah menolak atau aku akan mengabaikan mu." Ucap Yibo dengan nada mengancam.

"Ya sudah kalau begitu, abaikan saja aku. Dengan begitu aku bisa mencari kekasih tanpa ada larangan darimu." Ucap Xiao Zhan kemudian menjulurkan lidahnya.

Sejenak Yibo terdiam memikirkan ucapan lelaki cantik itu. Ia menatap mata bulat itu yang kini mendelik ke arahnya. "Apa kau benar-benar ingin mencoba memiliki kekasih?"

"Kalau bisa...," Ucap Xiao Zhan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sejujurnya ia tak begitu yakin.

"Baiklah, kau bisa memiliki kekasih." Ucap Yibo dengan senyum kecil di wajahnya.

"Hu'um, kalau begitu kau juga boleh memiliki kekasih." Xiao Zhan menatap Yibo dengan raut berpikir.

"Walau kau memiliki kekasih, kau harus berjanji untuk jangan pernah berhenti bersikap seperti ini padaku." Ucap Yibo sambil melangkah mendekati Xiao Zhan lalu berjongkok di depan kursi yang di duduki oleh pemuda cantik itu.

Just friends? Really? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang