Sunyi, hal yang bisa dijabarkan dengan keadaan Karina saat ini. Gissela teman nya yang baru kembali dari Jepang.
Setelah lulus SMA, keluarga Gissela di pindah tugas kan kembali ke negara asalnya.
Dan Gissela melanjutkan jenjang perkuliahan nya di Jepang. Gissela sendiri sama seperti Jeano, seorang indigo. Dan ini sangat menguntungkan bagi kedua nya.
"Maaf, aku gabisa datang dihari kematianmu" lirihnya.
Karina nampak tersenyum "Tak apa"
"Harusnya aku nolak buat kuliah di Jepang, dan tetap disini bareng kamu. Aku menyesal" Karina memegang tangan Gissela yang terasa hangat di tangan nya.
"Jangan ngerasa bersalah, semua sudah takdir" sahutnya.
Gissela terisak pelan, membuat Karina tersentuh. Sahabatnya ini pasti sangat sedih ketika mendengar kabar kematian nya.
"Aku bener-bener ga becus jadi sahabat kamu, dan dengan tak tau diri nya aku hanya diam saat liat kabar kematian kamu di artikel" ucapnya dengan nada pelan dan isakan kecil.
"Siapa bilang kamu ga becus huh? Jangan bilang gitu Giselle. Jadi aku yang merasa jahat banget" sahutnya sembari merangkul badan si sahabat.
"Ck ck ck, drama anak muda"
"Kau perusak suasana sekali wanita tua" kesal Gissela menimpali.
"Ishh kau kasar sekali bocah"
Lalu kembali hening, masing-masing hanya diam dengan pemikiran nya sendiri. Gissela menatap Karina yang masih setia menggenggam tangan nya.
"Aku udah setahun lebih ada disini" ucapnya, Karina mendongak dengan mata yang membulat sempurna "Aku ngambil libur"
"Kenapa selama setahun itu kita ga pernah ketemu?" tanya Karina.
"Asal kau tau Karina sayang. Orang ini selalu ada disini pada pagi hari seperti saat ini. Dan selalu menunduk di kursi nya seperti hantu yang kesepian" sela si nenek.
"Ya aku akui itu. Aku berpikir bahwa aku selalu disini, aku akan bisa bertemu dengan sosok Karina" timpalnya.
"Eyy kau menunggu selama satu tahun? Kau gila?" sahut Karina "Dan sampai sekarang kau masih menungguku?" Gissela hanya mengangguk.
"Hey orang gila! Kau tak akan bisa bertemu denganku jika menunggu disini dengan keadaan kepala yang tertunduk!" cerocos nya.
Gissela tersenyum, ahh sudah lama sekali dia tak mendengarkan ocehan Karina. Dia sangat merindukan nya.
"Ehh iya apakah kau orang yang sama, yang selalu berdiam diri di rooftoop cafe dengan menghadap ke apart?" tanya si nenek tak kalah penasaran.
Gissela mengangguk "Beneran gila kayaknya" ucap Karina dengan gelrngan kepala nya.
"Hey aku melakukan itu agar segera bertemu denganmu! Aishh dan respon mu seperti ini huh? Tak tau diri" seperti nya si gadis Jepang ini merajuk.
"Hahha baiklah, jangan menunjukkan wajah seperti itu. Aishh lucu sekali" gemas Karina menoel-noel pipi Gissela.
"Seperti nya kita harus bermain sejenak nek, kau akan pergi ke cafe lagi?" tanya Karina.
Dan anggukan yang dia terima.
***
Jeano sudah bangun dari tidurnya sejak 20 menit yang lalu. Dan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 09:45.
Bangun siang sudah biasa baginya. Tapi dia merasa cemas akibat si hantu Karina tak kunjung muncul di hadapan nya.
Apakah benar-benar si hantu itu pergi mencari orang yang mencurigakan sekaligus dengan bukti nya? Apa mungkin.
"Ga mungkin sih" gumamnya.
Dia terus mondar-mandir di dekat pintu apartemen nya. Yang dia takutkan adalah, Karina akan terus mencari bukti itu dan tak akan kembali jika belum mendapatkan nya.
"Ahh masa bodo, kenapa juga harus pusing" monolog nya. Dia langsung duduk di sofa dan menonton serial drama yang sedang di tayangkan.
Sunyi nya ruangan hanya di isi dengan suara televisi dan kunyahan dari mulut Jeano yang sedang memakan camilan nya.
Walau terlihat seperti santai dan tak terjadi apa-apa. Hati nya sungguh merasa tak tenang.
Tok tok tok
Jeano menoleh, kok ngetuk pintu? Kenapa ga nembus aja.
"Bodoh, kalo ngetuk itu bukan Karina" rutuknya.
Dia langsung bangkit dan akan membukakan pintu. Baru saja akan memegang knop pintu, Karina menembus tepat dihadapan nya.
"Aishhh setan!"
"Kasar sekali"
"Kau membuatku terkejut sampai ingin mati rasanya!"
"Ohh mau dong liat kamu mati"
Jeano melongo, ishh bisa-bisa nya setan ini. Dia tak memperdulikan dan membuka kan pintu.
Nampak lah seorang gadis yang tersenyum pada nya. "Hai, Jeano ya? Kenalin aku Gissela" sahutnya sembari mengulurkan tangan.
Jeano membalas uluran tangan itu "Dia temenku" ucap Karina.
"Kau indigo juga?" tanya Jeano.
Gissela mengangguk "Dia juga yang akan membantu kita untuk memecahkan kasus pembunuhan aku"
"Ahh begitu, ayo masuk dulu" ucap Jeano memberikan Gissela jalan.
Gissela langsung mendudukkan diri di sofa yang di depan nya televisi menyala. Si pemilik apart pergi kearah dapur dan kembali dengan nampan berisi minuman.
"Apart ini ga berubah ya" gumam Gissela.
"Maksudmu?" tanya Jeano.
"Ohh kau tak tau? Ini apart yang menjadi tempat pembunuhan nya Karina"
| TBC |
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me [JENRINA]
Horror[END]✔ Ikut serta dalam kontes [The Goosebumps Love] Yang diadakan oleh WattpadRomanceID Semuanya berawal dari Karina Angelista sosok hantu berwajah cantik yang menangis di sudut kamar apartemen Jeano. Si tampan Jeano yang memiliki kelebihan bisa m...