08. pelaku

450 90 10
                                    

Jeano merenung menatap diri nya di pantulan cermin wastafel. "Aku kenapa?" gumam nya.

"Harusnya aku seneng kan Karina bisa nyelesain masalah nya? Dan pergi ke alam nya?"

Pria tampan itu mengusap kasar wajah nya. Ada yang aneh dalam diri nya. Dia berusaha bersikap seperti biasa dan keluar dari kamar mandi.

Sudah nampak di tempat tidur nya, Karina tengah berbaring dengan mata yang terfokus dengan laptop Jeano.

"Kau sedang menonton apa?"

"Entah, aku hanya menonton video Youtube" jawab nya tanpa mengalihkan atensi nya.

Jeano ikut berbaring, dengan menatap lekat wajah cantik Karina. "Berhenti menatapku seperti itu, kau membuatku takut"

Jeano terkekeh, dia merengkuh pinggang ramping Karina dan memeluknya. "Kenapa kau menciumku waktu itu? Apa ada alasan?"

"Tak ada, ingin saja"

"Aishhh sudah di pastikan kau seorang playgirl semasa kau hidup"

"Tidak! Kenapa kau berpikir seperti itu?"

"Tak ada, ingin saja"

Karina memukul kepala Jeano kesal "Kau mengikuti ucapanku eoh?" Dan Jeano kembali terkekeh dibuatnya.

Jeano menutup mata nya, berusaha menyamankan pelukan nya. Tanpa memperdulikan Karina yang terusik.

"Aku menyukaimu"

Damn.

Jari-jari Karina yang tengah mengetik di keyboard laptop seketika terhenti. Dia menatap wajah damai Jeano yang tengah menutup mata.

"Kau tidak boleh menyukai ku"

"Aku tau, bahkan aku ingin untuk tak menyukaimu. Tapi tak bisa."

"Kau menyukai ku? Apa karna ciuman ku?"

"Semua sikapmu, dan kau tinggal disini. Bagaimana mungkin aku tak terbiasa dengan mu? Dan aku tau, kau juga menyukai ku" ucap nya dan membuka mata nya menatap lekat mata yang berbinar indah itu.

"Iya, dan aku berusaha melupakan nya"

"Kenapa? Kenapa kau ingin melupakan nya?"

"Kita tak mungkin bersama Jean"

***

Dipagi hari, di kediaman keluarga nya Haikal. Kebisingan terdengar di bagian ruang meja makan.

"Bang Haikal itu punya nya Winter!" ucap sang adik tak terima.

Haikal yang sedang memakan ayam goreng nya mengernyit "Yaudah nih" dia mengulurkan paha ayam goreng yang sudah ia gigit.

"Ihh gamau, udah di gigit"

Haikal mengangkat bahu nya acuh dan kembali melanjutkan acara makan nya.  Kedua orangtua nya hanya tersenyum melihat tingkah anak-anak nya.

"Kak, Haikal kecewa tau" Haikal menatap sang kakak yang sedang fokus dengan makan nya.

Sang kakak mengernyitkan dahi nya "Kecewa kenapa?"

"Kakak ga pernah puji masakan nya Haikal huh" ucap nya merajuk.

"Apa ini masakanmu? Bukan nya ini buatan bunda?" tanya nya bingung.

Sang bunda yang mengerti menyaut "Bunda di bantuin Haikal, harusnya Winter juga ikut bantuin dong. Biar bisa masak kamu tuh anak gadis"

Winter mengerucut dan kembali memakan nasi nya dengan malas.

"Ohh iya kak Doy, kakak sibuk ga minggu sekarang?" tanya Haikal.

Si kakak yang di tanya nampak berpikir "Sore ada janji sih sama temen, kumpul gitu"

"Kenapa emang bang? Mau hangout?" tanya Winter.

Haikal nampak tersenyum dengan mulut yang masih mengunyah "Kepo" lalu wajah nya seketika datar.

"Abang gaboleh gitu, kalo emang mau jalan-jalan kuy lah ayah juga mau ikut" ucap sang ayah.

"Lah bukan nya ayah bilang mau ketemu sama ayahnya Rendy?" bingung Haikal.

"Ehh iya juga yaa"

***

Jeano nampak menunduk dalam dengan cibiran di mulutnya. Pasalnya, saat dia berkumpul bersama Narendra, Rendy dan Yan di apart nya.

Ayah nya datang bersama dengan ayah nya Narendra. Dan berakhirlah sekarang, keempat nya di sidang.

"Kalian yakin ini semua akurat?" tanya Donghae, selaku ayah dari Jeano "Ayah sudah bilang sama kamu ya Jeano, jangan ikuti urusan mereka"

"Tapi kan om, bukan nya Karina itu salah satu anak dari CEO terkenal di kota ini? Bagus dong kalo kita nyelesain masalah mereka" sahut Yan.

"Memang bagus, tapi kasus nya sudah di tutup setahun yang lalu. Jika kita kembali membuka kasus nya, akan menjadi perhatian reporter. Kalian siap untuk itu?" tanya Siwon.

"Siap lah, yakali masuk tv nolak" sahut Rendy.

Teman-teman nya udah nepuk jitak menghadapai mulut pedas Rendy. "Ayah ga mungkin gatau kan, apart sekarang yang ditempati Jeano itu tkp pembunuhan?" tanya Narendra.

Siwon nampak mengangguk "Sudah 2 tahun kamar apart ini di tutup, dan ketika dirasa tidak ada lagi barang bukti yang harus di selidiki. Pemilik apart kembali membuka nya" sahut Siwon.

"Dan selama 2 tahun itu, Karina menjadi pemilik kamar apart ini" ucap Jeano.

"Maka dari itu kau membantu nya?" tanya Donghae dan mendapati anggukan dari si anak.

Ding dong~

"Biar aku yang buka" sahut Narendra.

Narendra langsung bangkit dari duduk nya dan berjalan membukakan pintu apart. Lalu kembali bersama Gissela dan Raka.

Kedua membungkuk hormat lalu duduk di bangku yang tersisa. "Ayah, om, kenalkan dia Gissela sahabat dari si korban" ucap Narendra.

Gissela tersenyum "Salam kenal om"

"Baiklah Gissela, kau sama seperti Jean?" tanya Donghae. Gissela nampak mengernyit tak paham.

"Bisa melihat mereka" timpal Jeano, lalu Gissela mengangguk.

"Semua nya sudah ada kan? Bagaimana kalian bisa menjelaskan dengan barang bukti ini? Bahkan kalian hanya bisa menemukan nya 1 bulan"

"Tentu saja berkat bantuan para hantu yang berada di sekitaran apart" sahut Jeano.

Karina yang mendengarnya terkekeh. "Dan kemampuan menghack cctv ala Rendy dan Yan" sahut Rendy sombong.

"Kita semua punya peran penting masing-masing" sahut Narendra.

"Baiklah, kalian sudah meminta izin pembukaan kasus ini kepada keluarga Yoo?" tanya Siwon kembali. Mereka semua mengangguk.

"Sudah tau pelaku nya siapa?"

"Tentu saja tau, bahkan adik dari si pelaku membantu kita menyelesaikan kasus ini" sahut Raka.

"Ehh adiknya membantu kalian?" heran Donghae mereka semua mengangguk.

"Tentu saja, pelaku nya kakak dari Haikal. Doy Alfaro, anak dari Byun Baekhyun dan Lee Taeyeon" sahut Gissela.

| TBC |

Save Me [JENRINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang