05. Fakta

444 98 7
                                    

Jeano hampir saja menumpahkan gelas yang berada di pegangan nya. "Maksudmu?" tanya nya dengan nada terbata.

Gissela tersenyum dan menepuk pundak Jeano. "Kau tak tau berita tentang kematian Karina?"

Jeano menggeleng "Kematian Angelista 7,4. Itu nama berita yang banyak tersiarkan dan banyak juga yang menulis artikel tentangku" sela Karina.

"Angelista 7,4? " gumam Jeano. Serasa familiar di telinga nya.

"Biar ku cerita kan" ucap Gissela.

Karina Angelista seorang pelajar SMA yang ditemukan tewas di kamar apart nya. Polisi menduga bahwa gadis itu mati dibunuh. Apartemen AE lantai 7, kamar no 4.

Dengan bukti luka sayat di pipi dan tusukan di perut nya. Sangat di yakini itu adalah kasus pembunuhan.

Berita kematian nya itu sangat menggegerkan di penjuru kota. Dengan fakta Karina Angelista, adalah anak dari CEO terkenal dari perusahaan Yoo Company.

Banyak berita televisi menyiarkan kematian Karina Angelista. Dan juga di beberapa artikel tentang nya.

Berita itu tak henti-henti nya hingga 100 hari kematian Karina. Polisi juga terus mencari berbagai bukti dan si pelaku.

Bukti yang mereka miliki adalah cctv di depan pintu kamar apart Karina. Seorang pria berpakaian serba hitam memasuki kamar itu di pagi buta, pukul 1:30.

Hingga sampai 1 tahun pencarian, tak ada hasil. Membuat kepala keluarga Yoo mengutus berbagai anak buah nya.

Kabar yang bisa di sampaikan oleh polisi adalah si pembunuh berusia kira-kira diatas 25tahun. Memiliki tinggi badan 180 cm. Memiliki ibu yang bermarga Lee.

Sontak saja atas kabar dari polisi itu beberapa hacker suruhan keluarga Yoo meretas seluruh cctv apartemen yang di tinggali Karina.

Tapi hasilnya hanya menemukan si pembunuh jalan memasuki apartemen tanpa kendaraan apapun.

Jika saja dia memakai motor ataupun mobil. Mereka bisa melacak plat nomor nya.

"Aku ingin bertanya" sela Jeano "Bagaimana mungkin polisi menduga bahwa si pelaku memiliki tinggi 180 cm. Dan ibu bermarga Lee? Aneh sekali" ucapnya.

"Aishhh mereka melihat tinggi badan nya dari cctv bodoh!" kesal Karina.

Gissela tersenyum "Iya dia benar. Dan untuk pertanyaan yang kedua, memang sedikit aneh sih"

"Anak sulung pria, biasanya memiliki gelang bermarga ibu nya. Beberapa hacker keluarga Karina melihat nya memakai gelang itu. Tapi ini biasa nya dilakukan oleh beberapa marga saja. Seperti marga Lee, Kim, Park" jelas nya.

"Kau harus nya malu! Warga korea asli diberitahu oleh warga Jepang" sinis Karina.

"Kau cerewet sekali!" kesal Jeano.

"Sudah lah jangan berteng--"

BRUKKK

"JEANO!" Ketiga nya terlonjak kaget dengan orang yang membuka pintu dengan cara tak wajar.

"Kalian akan merusak apartemen ku! Aku belum 24 jam tinggal!" sungut Jeano.

Ketiga orang itu nyengir "Ishh ishh belum 24 jam juga udah bawa cewe masuk ya" goda salah satu nya.

Karina yang tidak terlihat oleh ketiga nya mempout kesal. "Hai cantik, kamu pacarnya Jeano ya? Kenalin saya Haikal" ucap nya dengan alis yang turun naik.

Gissela menggeleng panik "Aku bukan pacarnya Jeano" ucap nya.

"Jean kan pacarku"

Jeano tersedak minuman nya. Karina yang berada di samping nya mengerucut sebal dengan wajah merajuknya.

Gissela bahkan sudah membulat terkejut dan menatap tempat kosong di tengah nya. "Aishh aku bisa mati" gumam Jeano.

"Kalian berdua aneh sekali" celetuk salah satu nya yang bertubuh pendek.

Jeano menatap ketiga nya dengan wajah yang sulit diartikan. Lalu dia menatap kedua wanita yang berada di sisi kiri nya.

"Gissela mereka temen-temanku. Yang paling putih tuh nama nya Narendra, yang tengah ehh udah tau kan si Haikal namanya, dan yang paling pendek si Rendy"

"Aku ga pendek! Belum tumbuh aja" ralat nya.

Karina dan Gissela mengangguk, walau tadi Karina tak disebutkan dia juga yakin Jeano mengenalkan teman-teman nya kepada dirinya juga.

"Hai, namaku Gissela"

Ketiga nya merespon dengan anggukan "Hampir diseluruh hidupku selalu bersama kalian" celetuk Jeano "Jadi aku ga mungkin bisa untuk menutupi sesuatu dari kalian"

"Kau ingin mengatakan apa? Berbelit sekali" sela Haikal.

Jeano menggaruk kepala belakang nya dan menatap Karina ragu, walau yang dilihat teman nya dia sedang melihat Gissela.

Karina yang sedang di pandang mengangguk, dia tak masalah bila teman-teman Jeano mengetahui nya.

"Aku akan membantu menyelesaikan kasus dari hantu lagi, dia sekar--"

"Tidak tidak! Apa-apaan kau ini Jeano Revano! Kau tidak ingat terakhir kali kau membantu si hantu itu kau ditusuk oleh si pembunuh nya huhh?!"

Belum saja Jeano menyelesaikan kalimatnya sudah di sela terlebih dahulu oleh ocehan Narendra.

"Aku tidak setuju! Gila kau, jangan urusi masalah mereka Jeano!" timpal Rendy.

"Aku harus mengadukan mu pada papa Donghae" kompor Haikal sembari mengeluarkan ponsel nya.

Jeano menggaruk tengkuk nya, dan menatap canggung kearah Karina dan Gissela. "Kumohon sekali ini saja, lagi pula kalian pikir Gissela disini sedang apa?"

"Pacaran" jawab ketiga nya.

"Bukan!" geram Jeano "Aku bahkan baru bertemu dengan nya 20 menit sebelum kalian masuk!"

"Ehh beneran?" tanya Haikal.

"Jadi begini" sela Gissela "Aku Gissela Addata, sahabat kecil nya dari si hantu. Dan aku juga yang akan menyelesaikan kasus ini bersama Jeano" jelas nya.

"Aduhh cantik, maaf saya tak akan membiarkan Jeano membantu persoalan yang menyangkut dengan hantu lagi" sahut Haikal.

"Terlalu beresiko" timpal Rendy.

"Tapi apa masalah hantu nya, kali aja aku bisa berubah pikiran" ucap Narendra.

"Dasar labil" ketus Jeano.

"Kasus Angelista 7,4" jawab Gissela tanpa mempedulikan ucapan Jeano.

Ketiga nya membulat terkejut dan menatap kedua nya. Jeano bahkan bingung sendiri dengan respon ketiga nya. "Serius? Hey kasus itu sudah 1 tahun lalu dinyatakan ditutup" ucap Narendra.

"Tentu saja, karna polisi nya depresi nyari pelaku nya"

Gissel tersenyum mendengar ucapan yang keluar dari mulut si sahabat. "Kalian sadar ga?" tanya Gissela kembali.

Ketiga lelaki yang masih berdiri di ambang pintu menatapnya bingung. "Apartemen AE lantai 7, kamar no 4. TKP pembunuhan Karina Angelista, itu tepat pada tempat yang kita singgahi" lanjutnya.

Lagi dan lagi ketiga nya terkejut bukan main. Haikal dengan panik menatap pintu apart yang masih terbuka "Lantai 7, Kamar no 4" lirih nya.

"Kalian harus bantu jika gamau di ganggu sama si korban"

| TBC |

Save Me [JENRINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang