(Sneakpeek)
(Extra Part full di https://karyakarsa.com/egadyp)***
"Pokoknya kamu jangan kemana-mana."
Dulu, saat SMA, titah Romeo itu selalu sebelas dua belas dengan titah nereka. Ucapannya nggak boleh dibantah. Kalau nekat mau menang sendiri beragumen dengannya, siap-siap menjadi ciut karena dipelototi tajam olehnya.
Berhubung aku bukan gadis SMA lagi, dan Romeo juga image-nya nggak semenyeramkan dulu, dengan cukup percaya diri aku membalas ucapan Romeo. "Itu cuma acara kampus. Nginep cuma satu malam, bukan satu bulan. Lagian, masa aku nggak datang di acara organisasiku? Ini tuh acara penting, perpisahan angkatanku. Nggak mungkin aku nggak dateng."
"Nggak ada yang nggak mungkin. Kalau kamu nggak dateng apa acaranya bakal dibatalin? Yakin kamu sepenting itu?" Walaupun kalimat dan nadanya super menyebalkan, matanya tak beralih dari layar ponselnya. Saat aku intip sedikit, sepertinya dia sedang sibuk mengurusi sesuatu di aplikasi sahamnya, hal yang sama sekali nggak kumengerti.
Rasanya aku ingin berteriak. Tapi seperti yang kulakukan sebelum-sebelumnya, aku cuma bisa menghela napas panjang setiap kali menghadapi Romeo jika mode menyebalkannya on begini. Aku harus bisa menahan diri karena kami sekarang berada di tengah keramaian, yaitu di sebuah kafe dekat kampus kami.
"Terserah mau kamu larang gimana, aku tetap mau datang. Itu mungkin bakal jadi acara terakhir karena aku udah mau sibuk skripsian."
Pernyataan keras kepalaku akhirnya membuat Romeo mendongak ke arahku. Kukira dia akan marah besar, tapi dia menatapku dengan senyum miringnya yang khas. "Kalau begitu aku ikut," jawabnya tanpa dosa.
Mataku kembali memelotot. Dia gila, apa?! Itu acara UKM Sinematografi alias organisasi yang kuikuti. Lebih masuk akal kalau dia ikut perkumpulan HMJ Hukumnya atau UKM Olahraga, organisasi kampus yang memang menjadikan dia sebagai anggota.
"Gimana?" tanya Romeo lagi. Aku kembali ke realita.
"Big no!" tolakku mentah-mentah.
"Why?" tanyanya. Kini dia sepenuhnya memfokuskan perhatiannya padaku. Ponselnya sudah diletakkan di atas meja, tak disentuhnya lagi.
"Ya, mikir aja! Masa kamu mau gabung di acara organisasiku? Mau jadi ikan yang terdampar di daratan? Lagian aneh banget kalau aku ngajak kamu. Temen-temenku nggak ada yang kenal sama kamu."
"Masa?" kata Romeo tak yakin.
Aku berbohong. Hampir semua teman-temanku kenal Romeo. Dia populer berkat wajah tampannya.
"Bakal awkward banget, Rom."
"Kamu yang awkward?"
"Kamu, aku, kita."
"Aku biasa aja, Kin."
Aku bisa membayangkan Romeo akan mengekoriku di sepanjang acara dan teman-temanku akan berbisik-bisik karena aku seperti wanita bucin yang nggak bisa jauh dari Romeo.
Aku menghela napas panjang. "Kamu harus bayar iuran kalau mau ikutan."
"Tenang aja, sekalian aku bayarin kamu."
"Romeo!"
"Iya, Kinar? Kenapa? Apa yang enggak buat kamu?"
"Please deh, acaranya cuma dua hari, sabtu sore pergi, minggu pagi pulang. Nginep cuma satu malam. Kamu nggak perlu ikut."
Romeo menghela napas panjang. "Derren ikut?"
"Ikut lah, dia ketua."
"Oke, kamu nggak boleh pergi."
"Kenapa sih sama Derren?" tanyaku kesal.
"Derren nggak boleh masuk dalam teritori hidup kamu."
"Kenapa?"
"Se-enggak peka itu, kah, kamu?"
***
Heyho! Ada yang kangen Romeo dan Kinara????
Aku kembali dengan extra part spesial Romeo Kinara. Jika mau baca kelanjutannya, bisa ke karyakarsa atau cek bio aku, ya. Ada sekitar 6.000 lebih kata. Semoga suka!!!!P.s : yang udah baca di karyakarsa jangan spoiler di kolom chat wattpad ya. Apalagi spoilerin adegan yang eksklusif hanya ada disana hehe.
Thankyou
KAMU SEDANG MEMBACA
Resist Your Charms
Teen Fiction#3 in Teenfiction (24 Juni 2017) [SUDAH TERBIT] [SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS] Dia itu arogan, bossy, ketus, pemarah, tukang ngatur dan suka seenaknya sendiri. Tidak ada yang menarik dari dirinya kecuali tampang gantengnya yang bahkan kini sudah ti...