Semua tahu jika sang kepsek adalah om nya Vivi, hanya dia yang berani dengan sang kepsek yang galak dan dingin itu.
Tapi tidak dengan Vivi. Dia selalu menentang peraturan om nya. Di hatinya apapun peraturan dan perkataan yang di keluarkan dari mulut nya lah omongan sampah.
"Lo tadi bisikin apa sama sang kepsek." tanya Cecil.
"Kartu merah nya dia."
"Kartu merah? Maksud nya rahasia besar?"
Vivi menganggukan kepalanya. Itu adalah senjata untuk melemahkan sang kepsek yang tolol itu.
"Wah hebat lo ya punya rahasia besar sang kepsek."
"Hebat lah gue gitu. Biar dia gak bisa berkutik gitu." jawab nya percaya diri.
"Permisi, ka Vivi di panggil kepala sekolah." kata adik kelas nya.
"Hahaa. Yang di bicarain kita malah nyuruh lo datang."
"Bener. Gue nemuin si ayam ya."
"Wkwkwwk. Ayam? Ada-ada aja lo. Gih sana tapi awas nanty lo di patuk."
"Wkwkwwk. Gak akan sakit."
Vivi mendatangi ruangan kepsek. Ia tidak pernah gentar dengan om nya yang tolol dan bodoh itu.
Vivi langsung membuka pintu tanpa menunggu titah om nya..
"Anda memanggil saya?" tanya Vivi..
"Silakan duduk." titah kepsek itu. Sang kepsek yang bernama Hendrayan Andardika. "Maafin om tadi udah bicara kasar ya."
"Hm." jawab Vivi dengan deheman.
"Om gak akan bilang ke papa kamu tentang sifat kamu yang bikin ulah, akan tetapi tolong katakan kepada om apa rahasia yang kamu ketahui."
"Rahasia? Rahasia apa?"
"Tentang apa yang kamu katakan tadi."
Vivi nampak memikirkan sesuatu. Aslinya si pura-pura berpikir. Kan dia cerdas jadi harus memilih taktik yang jitu untuk mematikan lawan.
"Oh kartu merah ya?"
"Iya."
"Kartu remi atau gimana om?" Tanya Vivi serius. Tapi tidak untuk Hedrayan. Itu jawab lelucon yang ia dapat dari bocah ingusan.
"Jangan bercanda Vivi."
"Loh om siapa yang suka bercanda. Aku hanya bilang kalau aku tahu nya kartu tuh remi. Kalau merah ya waru. Dan yang hitam adalah keriting." jawab Vivi asal.
"Berhenti bercanda."
"Ok. Terus apa yang om inginkan dari kartu merah itu."
"Om ingin tahu jawaban nya."
"Hmm. Gimana ya? Apa keuntungan aku jika menyampaikan hal itu."
"Kamu akan om jadikan ketua osis. Gimana?"
"Hahaha jabatan memuakkan bagi saya om."
"Bukan nya setiap siswa mau jadi ketua osis?"
"Tidak untuk aku." jawab Vivi tegas..
"Lalu?"
Vivi menatap tajam ke arah sang kepsek. Seakan dengan tatapan itu bisa membunuh sang kepsek.
Inilah sifat Vivi yang kadang manja, lembut, bar-bar bahkan mengerikan. Kombinasi antara sifat ke dua orang tua nya yang ajib.
Setelah keluar dari ruangan sang kepsek, Vivi terlihat tertawa puas dengan keputusan nya. Ia sangat bangga kepada dirinya yang bisa menguasai om nya yang tolol dan bodoh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Dalam Mimpi
РазноеMimpi. Biasanya kita anggap itu hanyalah bunga tidur belaka. Akan tetapi jika kita memimpikan menikah dengan seseorang bahkan belum kenal sama sekali apa itu wajar? Takut nya saja itu adalah pertanda kalau kita jodoh. Amin. Inilah yang di alami si...