8

2 1 0
                                    

Seno melihat kedatangan teman lama nya. Ia begitu bahagia saat teman nya datang.

"Hei Virza." panggil Seno keras. Ia kemudian menghampiri nya dan memeluk nya erat.

"Woy Seno. Lo masih aja ganteng kaya dulu ya." pujinya Virza 

"Emang gak kaya mas Virza nih. Bewok lagi." cibir istri Virza yang bernama Fita.

"Wah siapa nih yang muji suami orang." kata Gita sok galak.

"Kembaran gue." pekik Fita. Ia memeluk Gita erat.

"Yee Za. Mana ada gue kembaran sama istri lo." ucap Gita sambil cengengesan.

"Hahaha. Dasar lo yaa. Wah ini udah pada kumpul ya?"

"Belum. Keluarga Farhan belum pada datang."

"Wah gue kangen banget sama dia. Kabar dia gimana?" tanya Virza antusias.

"Baik dia kok. Kita lanjut ngobrol di dalam aja yuk."

Mereka pun melanjutkan obrolan mereka di dalam.

"Kembaran gue tetep cantik ya." puji Fita.

"Mana ada da kembaran gue elah." elak Gita.

"Haaha. Ya dia gak mau di samain karena cantikan gue." ucap Fita percaya diri.

"Ishh Fita. Lo apa an si." pekik Gita.

"Sudah sayang. Jangan ngambek gitu donk. Kamu tetap cantik di mata aku kok." puji Seno sambil memeluk mesra istrinya.

"Huuu yang selalu romantis." ucap mereka serempak. Kemudian mereka tertawa bersama.

"Anak lo mana?" bisik Seno.

"Oh dia datang belakangan. Katanya si habis pulang ngantor dulu." jawab Virza. Dan Seno mengangguk-anggukan kepalanya..

"Sebentar lagi kita akan jadi besan."

"Haha benar sekali. Kita sudah pantau lama ya hubungan Mauren dengan Zen." ucap Virza dengan bisikan juga.

"Hhaha ya benar sekali." tawa Seno dan Virza samaan. Mereka menjadi tontonan para tamu undangan.

"Ngobrol apa pah? Ko asyik banget." tanya Gita. .

"Biasa urusan lelaki." jawab Seno santai. Gita hanya memberi pelototan.

"Santai Git. Kita membahas masa tua nanty ko bukan urusan wanita."

"Awas aja kalau urusan wanita. Aku akan potong burung kamu." ancam Gita.

"Iya aku juga." kata Fit juga. Keduanya menampilkan wajah yang menyeramkan. Para suami-suami pun bergidik ngeri membayangkan hal itu.

Mauren tengah menunggu kedatangan kekasih dan keluarganya. Dirinya gelisah saat menunggu Zen. Ia masih saja duduk di ruang makan..

"Dor."

"Astagfirullah. Vivi kaget gue." pekik Mauren. Ia sangat terkejut.

"Sorry. Habis lo diem-diem bae, kenapa?"

"Gak papa. Yuk ke depan." ajak Mauren.

"Nunggu ka Zen ya?" tanya Vivi.

"Jangan sok tahu anak kecil."

"Ish apa an si lo. Gue bukan anak kecil. Gue udah gede." jawab Vivi ketus. Ia berjalan cepat ke arah depan.

Rupanya di sana sudah ramai. Ada sepasang suami istri yang asing di mata Mauren dan Vivi.

"Tuh kan ka Zen belum berangkat. Pasty lo nungguin ya?" goda Vivi.

"Ishh apa an si lo." elak Mauren.

Jodoh Dalam MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang