.ೃ࿐
Suzuka Miura menggiring sepatu rodanya bergulir di atas jalanan beraspal yang dia pijaki, menjauh dari pria yang berjarak beberapa meter di belakangnya. Namun, ketika dia kembali menoleh orang itu tetap ada di sana.Gadis kecil yang musim gugur nanti menginjak usia tujuh tahun itu menggembungkan pipinya, keningnya mengkerut.
Miura tidak suka harus diikuti pengawal. Namun, setelah mendapat ceramah panjang lebar dari kakek neneknya, Miura mau tidak mau harus terima kalau satu-satunya cara agar dia boleh jalan-jalan di luar kediaman Suzuka adalah dengan ditemani pengawal.
Mereka tidak segila itu membiarkan gadis kecil yang berasal dari salah satu keluarga berpengaruh itu untuk pergi sendirian.
Miura menghela napas panjang, memacu sepatu rodanya. Surai-surainya yang ditata oleh para pelayan seperti karakter utama Sailor Moon —animasi kesukaannya, menari bersama semilir angin.
Dedaunan pohon menari-nari bersama angin dan sinar mentari mengintip malu-malu dari celah pepohonan. Tak lupa pula nyanyian burung bersahutan dengan suara tonggeret yang selalu menjadi ciri khas musim panas.
Semenjak orang tua dari pihak Papanya memutuskan kembali menetap di Miyagi tempat kelahiran mereka sejak dua tahun lalu, menjauh dari hiruk-pikuk Tokyo dan menyerahkan semua urusan bisnis kepada kedua orang tua Miura, gadis kecil itu sering kali menghabiskan waktu terutama musim panasnya di sini.
Dan gadis kecil itu bersemangat untuk mencoba sepatu roda barunya mengitari daerah di sekitar kediaman Suzuka.
Sejak melihat Sakura —karakter dalam Cardcaptor Sakura, berseluncur dengan sepatu luncurnya, Miura selalu ingin punya sepatu yang mirip dengan itu. Sepatu yang dapat dia gunakan sehari-hari.
Kenapa?
Karena itu membantu mengurangi waktu dan tenaga dalam melakukan mobilitas. Intinya satu. Efisien.
Ketika Miura mendapatkan sepatu roda sebagai hadiah di hari ulang tahun keenamnya, sepatu roda selalu menjadi bagian dari harinya.
Dia akan berkeliling dengan sepatu rodanya dan begitu kembali dari jalan-jalan, Miura akan mengisi waktu dengan membaca buku di taman belakang yang selalu sejuk atau melihat kakeknya bermain catur —jika teman kakeknya berkunjung. Lalu sore hari akan dilanjutkan dengan kelas tata krama minum teh bersama neneknya.
Mereka berbelok di pertigaan jalan, tempat yang selalu lewati dalam perjalanan kembali.
Tidak jauh dari persimpangan itu, ada sebuah taman yang selalu mereka lewati. Banyak pepohonan rindang di sekitarnya dan suara dari tonggeret semakin jelas bersahutan.
Di taman itu ada kolam kecil dan arena bermain anak yang mana membuat tempat itu acapkali ramai oleh anak-anak ketika Miura lewat. Sama seperti saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ikigai | ushijima wakatoshi
Fanfic✧˖°࿐ in which ushijima wakatoshi falls for his childhood friend ________________________________ ׂׂૢ་༘࿐ ©haikyuu!! belongs to haruichi furudate •;࿐ written in bahasa indonesia. art ©哎哟微well