Yeonjun membuka matanya perlahan. Mengerjapkan matanya dan menatap langit kamar yang terlihat asing. Yeonjun mengernyit. Dimana dia?
"Kau sudah bangun?"
"Ini, makan dulu."
Suara itu.. Choi Soobin?
"Dimana aku?"
Terlihat Soobin yang tersenyum dan duduk ditepi ranjang. Menaruh beberapa makanan dan minuman dinakas. Lalu mengecek suhu tubuh pria mungil disampingnya.
"Kau di apartku, tadi aku ingin mengantar ke apartmu tapi aku tidak tau paswordnya."
Yeonjun mencoba bangun untuk duduk dibantu oleh Soobin. Kepalanya sedikit berat. Setelah seminggu tidak bermimpi aneh, kini bayangan itu muncul lebih nyata. Hal itu membuat Yeonjun kini hanya termenung tanpa membalas perkataan wali kelasnya yang masih duduk disamping Yeonjun. Pikirannya menerawang jauh, ia tidak yakin sekarang kalau mimpi itu hanya bunga tidur. Tapi, darimana ia akan mencari asal usul dari hal-hal yang menimpanya bahkan hampir dalam kurun waktu setengah tahun berturut-turut.
"Ayo, makan dulu." Yeonjun melirik sendok berisi makanan disana yang disodorkan oleh Soobin. "Saya bisa makan sendiri, pak". Soobin menggelengkan kepala tidak setuju. Ya sejujurnya Yeonjun masih lemas, bahkan rasanya untuk mengunyah makanan ia masih belum kuat. Akhirnya ia membuka mulut, dan membiarkan makanan itu masuk mengisi perut kosong Yeonjun.
"Kamu mau menginap disini dulu? Supaya saya bisa jagain kamu. Kamu tinggal sendiri kan?" Yeonjun langsung menggeleng kepala cepat, menolak tawaran pak gurunya. Ia sudah cukup merepotkan, dan menginap disini akan tambah merepotkan Soobin yang bahkan hubungan mereka hanya sebatas guru dan siswa.
"Saya mau pulang saja pak, tidak enak merepotkan terlalu banyak." Terdenhar Soobin yang menghela nafas. Hal itu membuat Yeonjun sedikit takut salah bicara, padahal maksudnya hanya tidak ingin terlalu merepotkan walau mereka bertetangga. "Jangan terlalu kaku sama saya, Yeonjun. Kamu tidak merepotkan, kan saya yang nawarin." Yeonjun mengulum bibirnya ragu. Ia sendiri tidak yakin bisa mengurus diri sendiri dengan baik dirumahnya. Ia termenung sebentar sampai akhirnya menganggukkan kepala.
Yeonjun bisa melihat senyum manis di bibir Soobin. Kenapa wali kelasnya ini sangat senang? Tapi Yeonjun akui senyuman pak Soobin adalah yang termanis yang pernah ia lihat. Dimplenya yang sangat dalam menjadi daya tarik tersendiri bagi Yeonjun.
Lelaki manis itu menggelengkan kepala setelah sadar apa yang baru saja ia pikirkan. Tidak Yeonjun... ingat batasanmu!
"Mandilah dulu, kau bisa memakai bajuku." Soobin menyerahkan beberapa helai pakaian ganti untuk Yeonjun dan ia pun langsung bergegas ke kamar mandi dengan langkah tergopoh-gopoh. Lalu menyelesaikan urusannya.
Setelah beberapa menit Yeonjun selesai dengan mandinya dan kembali duduk diranjang Soobin. Ia tidak tau apa yang harus ia lakukan. Jadi dia hanya duduk diam menunggu sampai gurunya itu kembali. Mata Yeonjun melirik ke nakas dan mendapati ponselnya tergeletak disana. Tangannya bergerak mengambil ponsel lalu membukanya dan terlihat banyak sekali teman-teman Yeonjun yang menanyai kabarnya.
Selesai membalasi pesan satu persatu. Soobin memasuki kamar, mengalihkan atensi Yeonjun sejenak. Entah kenapa suasana jadi canggung. Ini pertama kali bagi Yeonjun menginap dirumah seseorang yang baru ia kenal bahkan lebih tua daripada dirinya. Terlihat Soobin yang juga baru selesai mandi, rambutnya basah dengan butiran air yang menetes ke lantai.
"Sudah merasa lebih baik?"
"Uhm sudah."
Soobin mendekati Yeonjun dan ikut duduk disebelahnya. "Kalau begitu, bisa bantu aku mengeringkan rambutku?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnation [SoobJun]
Romance"Aku akan menunggumu kembali. Entah untuk 100 tahun mendatang aku akan tetap menunggu, Choi Yeonjun" -Soobin1970 "Hah.. tidak mungkin kan reinkarnasi nyata" -Yeonjun2015 ketika jiwa yang sama lahir kembali dengan wujud dan rupa yang sama. Choi Soobi...