Hallo readers☺
Terus pantau ceritanya yaa,
Bantu share dan rekomendasi in ke sosmed dan teman kalian yaa, 🤗_____________________________
______________________
_____________
Kita tidak pernah tau bagian mana dari cerita hidup kita , yang akan mengantarkan pada ending yang kita harapkan.
~chika~
🌹🌹🌹
Jam pulang sekolah...
"Cik kamu pulang ke arah mana?"
"Ke arah utara far, kenapa?" jawabku sambil mengemas buku-buku.
"Yah ternyata kita beda arah, hehehe tadinya mau ajak pulang bareng, aku di jemput sopir papah, mau bareng?"
"Mmm...gausah gapapa far, lagian kan kita beda arah heheehe, lain kali aja" tolak ku dengan halus.
"Mmm oke deh lain kali lo maen ya ke rumah gw, ywdh yuk bareng kedepannya hehehe"
"Yuk"
Aku dan farah berjalan menuju gerbang sekolah .Setelah sampai gerbang farah berjalan menuju mobil jemputannya dan melambaikan tangan kepadaku.
Sejenak ku berfikir, jika di lihat farah anak orang kaya, dan sepertinya lahir dari keluarga harmonis, dia akan mudah memiliki teman atau masuk geng hits di sekolah ini, tapi kenapa dia memilih berteman bersamaku? Yang memiliki kehidupan putih abu tak menentu. Ah sudahlah, harusnya aku bersyukur masih ada yang mau berteman denganku di sekolah ini, walau jika di ibaratkan kehidupanku dengan farah sepertinya sangat bertolak belakang, dia langit dan aku bumi. Sungguh berbeda jauh.
Seminggu lalu aku melamar kerja paruh waktu jadi pelayan cafe di salah satu pusat kota. Tentu saja aku harus menghabiskan waktu diluar jam sekolah dengan bekerja, jika tidak, bagaimana mungkin aku bisa bersekolah, makan, dan menabung.
Aku selalu mengeluh, bahkan menangis ketika malam. Dalam benakku rasanya tidak adil, ketika remaja seusiaku menikmati masa muda mereka, aku harus bergelut menghadapi kerasnya hidup dan pahitnya kenyataan. Namun disaat yang sama, aku selalu mencoba lapang, dan bersyukur masih ada yang mau mempekerjakan anak kelas 1 SMA, dan aku tetap bisa melanjutkan hidup dan bersekolah.
Hari ini juga hari pertamaku masuk bekerja, setelah masa training minggu kemarin. aku harap semuanya akan terus berjalan lancar. Ah akhirnya aku sampai di tempat kerja setelah satu jam berjalan dari sekolah ke cafe. Aku memilih berjalan kaki daripada naik angkutan umum, tentu saja karena harus berhemat.
"Siang bos, saya izin ke belakang dulu ya bos" sapa ku ramah.
"Ya, segera ganti pakaian dan langsung bekerja ya"
"oke bos"
Setelah berganti pakaian, aku siap bekerja. Fighting chika, siapa tau nanti ada orang kaya yang tiba-tiba menjadikan ku anak angkatnya, lalu aku menjadi pewaris hartanya. Atau tiba-tiba ada pria pewaris tahta perusahaan besar yang menjadikan ku istrinya, dan aku akhirnya hidup bahagia...Ah seandainya hidupku seberuntung itu, aku.....
"Woy chik, oy!"
"Eh... Apa nis?"
"Wanjir lah,bisa-bisanya jam kerja lu ngelamun. Ini pesanan meja 7. anterin gih! Cepet tu keburu bos negur tuh"
Ah sial, lagi-lagi aku melamun...
"Oke nis, maap ya. Gw kesana dulu...""Permisi kak, ini pesanan...."
Byurrr...
Astaga ya Tuhan....."Maaf kak maaf,sa.. saya...saya..."
"Chika!" teriak bos sangat marah.
"Maa..maaf bos, sa.. saya..."
"Maaf tuan atas kelalaian pegawai saya yang telah menumpahkan minuman ke pakaian tuan, saya pastikan akan menghukumnya, atau jika tuan ingin kami memecatnya, akan kami lakukan demi kenyamanan tuan"
Apa? Memecatku? Astaga apakah sefatal itu kesalahanku? Gak bisa, aku gaboleh sampai di pecat disini.
"Tuan tolong ampuni saya, saya mau di hukum, tapi tolong jangan suruh bos saya untuk memecat saya tuan" ucapku meminta belas kasih.
"Chika! Kurangar ajar kamu! Cepat lepaskan tanganmu dari tuan muda!"
Hah?Tuan muda?
"Cepat! Sekarang juga kamu pergi keruangan saya!"
"Bos...sa.. saya... minta maa..."
"CEPAT!!!!!!"
"Ba... baik bos..."
Aku beranjak dari tempat dengan berat hati. Ah... sudahlah pupus sudah harapanku untuk di maafkan. Belum genap seminggu aku bekerja disini, kemungkinan besar aku dipecat, dan harus mencari pekerjaan lain, entah itu dimana.
Tuhan...aku capek...kumohon tunjukan aku sedikit harapan. Pintaku dalam hati sambil menyeka air mati yang tak mampu ku bendung lagi.
"Tidak apa-apa, ini hanya basah sedikit..."
Hah? Apa aku tidak salah dengar?
Aku kembali membalikan badan."Tidak perlu kamu hukum dia, apalagi sampai memecatnya. Ini hanya sedikit kesalahan. Dengan catatan jangan sampai terulang lagi ya" lanjut pria yang dipanggil tuan muda oleh bos ku.
"Baik tuan, sekali lagi saya mohon maaf, dan saya pastikan kejadian seperti ini tidak terulang lagi" ucap bosku.
"Baiklah, saya pergi dulu"
Pria itu hendak melangkah keluar, namun aku harus mengucapkan terimakasih kepadanya.
"Tu... Tuan...terimakasih kesempatannya"
ucapku sambil membungkukkan badan dan kembali berdiri tegak menatap punggungnya.Pria itu menghentikan langkahnya dan berbalik. Pandangan kami bertemu sepersekian detik, pertama kali aku menatap mata yang tajam dengan pandangan teduh, halisnya membingkai rapih, bulu matanya yang lentik, senyum hangat yang ia tunjukan, seolah-olah mengatakan 'its okey...No problem'.
Aku membalas senyumnya dan sedikit membungkukan badan sebagai rasa hormat dan terimakasih. Pria itu sudah masuk ke mobilnya ketika aku kembali menegakkan badan.
"Okey chika, kamu beruntung tuan muda masih memaafkanmu, saya tidak ingin kejadian seperti ini terulang lagi! Kamu mengerti?! Sekarang semuanya kembali lanjut bekerja!!!"
"Baik bos, terimakasih bos, terimakasih"
Syukurlah...terimakasih Tuhan telah mengabulkan permintaanku...
Ucapku dalam hati._____________________________
Halo! Heehehe gimana cerita di part ini?
Kira-kira siapa ya pria itu?
Akan seperti apa perannya di kisah ini?
Kelanjutan cerita nya seperti apa ya?
🤔🤔🤔🤔🤔Untuk menjawab itu semua, stay tune di cerita ini ya, semoga menghibur readers semua🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Lupakan!?
Teen FictionEntah mengapa sikap manusia. Bisa memberi kata-kata. Tetapi ketika diberi kembali rasa luka, Terus rebah hingga tidak mampu berbicara. Dia bisa menulis cara menggali bahagia. Tetapi ketika sesuatu tidak dijangka, Hadir menikam hati sedalam-dalamnya...