"Selesai!"
Junkyu meletakkan handphonenya di atas meja. "Akhirnyaa!" Serunya sambil mengucek matanya yang perih karena terlalu lama memandang gadget di depannya. Junkyu juga jadi mengantuk sekarang, padahal biasanya Junkyu tidak pernah merasakan hal itu saat bermain game. Apa mungkin ini karena yang di lihatnya adalah materi pelajaran?
"Lebay banget lo. Cuma bacain gitu doang juga." Yoshi menimpali.
Junkyu yang tidak terima langsung membelalakkan matanya. "Lo kira baca materi gitu gak ngantuk hah? Belum lagi, mata gue merah nih. Aduh-aduh perih." Junkyu berakting mengipas-ngipaskan matanya. Drama.
Yoshi hanya merotasikan matanya.
"Eh, Yosh. Ke apartemen gue yok. Main ps."
"Bentar. Bayar dulu," Yoshi berdiri dari duduknya yang kemudian segera di cegah oleh Junkyu. "Gue aja." Kata Junkyu, cuma basa-basi padahal.
Tapi Yoshi menanggapinya dengan serius. "Oh yaudah. Makasih ya." Yoshi kembali duduk.
"Hah?"
"Komuk lo ahaha. Gue tau kok lo becanda. Bentar gue bayar dulu," Yoshi kembali bangkit dari tempatnya berjalan menuju kasir.
Tak menunggu lama Yoshi kembali. "Ayo!"
"Bentar," Junkyu menyeruput minumnya sampai habis. Benar-benar tidak bersisa dalam gelas. Kan sayang beli mahal tapi gak di minum sampai habis.
.
"Pegel semua badan gue rasanya." Junkyu merebahkan dirinya di sofa. Bukan Junkyu namanya kalau tidak suka mengeluh.
Lain halnya dengan Yoshi yang sedang mengobrak-abrik kardus.
"Psnya mana, Kyu? Biasanya lo taruh disini tapi kok gak ada?"
Yoshi memang sering main ke apartemen Junkyu begitu pula sebaliknya. Junkyu juga sering mengunjungi rumah Yoshi.
"Kemarin gue taruh disitu kok, cari aja." Junkyu memejamkan matanya.
"Ini udah gue cari tapi gak ada njir."
"Mana kardusnya? Kalau gue cari ternyata ada disitu awas ya lo." Junkyu mendudukkan dirinya sambil menatap sinis Yoshi.
5 menit kemudian.
"KOK GAK ADA NJING?!"
"Nahkan gue bilang juga apa."
"KAYAKNYA GAK GUE PINDAHI-- Oh iya!" Junkyu lari ke kamarnya. Saat sudah keluar dari kamar ia membawa sesuatu di tangannya.
"Hehe. Kemarin ada tikus jadi gue bawa ke kamar." Junkyu cengengesan.
Yoshi tersenyum lebar sampai matanya membentuk sebuah garis. "Anjing."
"Hehe. Nih," Junkyu menyodorkan stik pada Yoshi.
Yoshi hendak memencet tombol start sebelum teriakan Junkyu menghentikannya. "BENTAR PESEN GOPUD DULU!"
Yoshi menghembuskan napasnya pasrah. Sejak dulu, berteman dengan Junkyu memang membutuhkan kesabaran ekstra. Harusnya Yoshi sudah terbiasa kan?
"Terserah."
"Oke. Gimana kabarnya tante sama Aeri? dah lama gak main." Tanya Junkyu sambil menscroll handphone memilih-milih makanan mana yang akan ia pesan.
"Baik." Jawab Yoshi singkat, tidak mau bertanya balik karena takut Junkyu akan sakit hati.
"Oh.. lo sih, belajar mulu. Gue mau main kesana jadi sungkan sama tante kan." Setelah itu ia mencebikkan bibirnya kesal.
"Ya maaf. Lagian coba deh lo belajar juga. Gue aja ketagihan belajar matematika." Saran Yoshi.
Junkyu tersenyum paksa. "Gak dulu deh. Makasih. Tambah meledak kepala gue yang ada."
"Yosh, mau fried chicken aja gak?" Lanjutnya sambil menunjukkan gambar di layar handphonenya.
"Gue ngikut aja lah,"
Yoshi menekan tombol start yang sedari tadi tertunda.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] maldición: date of birth (✓)
FanfictionKonon katanya, orang yang lahir di tanggal dan bulan yang sama akan tertimpa sial selama hidupnya dan meninggal tepat ketika berumur 17 tahun. Junkyu tidak percaya dengan cerita 'takhayul' itu. Treasure 00L series. ©clovdysuk, 2021.