s i x

277 100 12
                                    

Hari ini adalah hari dimana Yoshi akan mengikuti olimpiade matematika. Junkyu bosan, tidak ada yang akan menyahuti obrolan-obrolan random yang ia ucapkan sampai pulang sekolah nanti.

Padahal sebenarnya ia bisa mencari teman yang bisa di ajak mengobrol di kelasnya. Tapi Junkyu tidak ingin.

Sudah di bilang kan?

Junkyu terlalu malas untuk berbaur dengan orang-orang, bahkan.. orang yang ada di sekitarnya sekalipun.

Ia itu tipe-tipe orang yang jika di pancing baru akan menyahut. Seperti saat itu, saat Yoshi sendiri yang meminta untuk menjadi temannya. Jika saja Yoshi tidak meminta saat itu mungkin Junkyu masih tidak mempunyai teman sampai saat ini.

Nama orang-orang yang sekelasnya saja tidak terlalu hapal. Itu pun ia hanya sekedar tahu nama, tapi tidak pernah berbicara dengan mereka.

Junkyu mengetuk-ngetukkan pulpennya ke meja membentuk irama lagu kesukaannya. Dalam hatinya, ia ikut bernyanyi sesuai lirik lagu.

Gameun nuneul tteo, your the only one treasure~

Ngomong-ngomong tentang lagu ini.. ini lagu kesukaan Doyoung yang pernah ia rekomendasikan pada Junkyu.

"Kak, coba deh dengerin lagu ini,"

Doyoung berjinjit untuk memasangkan headset pada Junkyu yang lebih tinggi darinya.

Kakaknya yang satu ini paling tidak pernah tahu menahu tentang lagu. Bahkan lagu yang saat ini sedang populer pun. Ia terlalu acuh pada lingkungan sekitarnya.

"Hm.. enak kok lagunya.. ini judulnya apa?"

"My Treasure."

Treasure ya.. harta karun.. menurut Junkyu, harta karun yang paling berharga itu keluarganya, ayah, bunda, dan Doyoung. Keluarga yang biasanya berkumpul di ruang tengah kala senja tiba di selingi obrolan ringan tentang "ada kejadian apa tadi di sekolah?" kemudian Doyoung akan bercerita panjang lebar, Junkyu yang menjahili Doyoung yang sedang bercerita, lalu orang tuanya akan menengahi mereka yang bertengkar.

Sayangnya sekarang ia tidak bisa merasakannya lagi.

Semenjak kepergian Doyoung, orang tuanya jadi jarang berada di rumah dengan embel-embel 'bekerja di luar kota'.

Mereka hanya pulang sesekali itu pun ketika Junkyu menyapa mereka. Mereka hanya menjawab, "mama capek, nanti dulu ya.."  lalu berlalu dari pandangannya.

Junkyu tahu, dia tahu.. itu hanya sebuah alasan. Junkyu tahu. Seharusnya ia mendapat hukuman yang lebih berat dari pada ini karena sudah membunuh adiknya sendiri.

Sampai akhirnya Junkyu memutuskan untuk membeli apartemen yang jaraknya lumayan dekat dengan sekolahnya menggunakan sisa uang jajan yang ia kumpulkan.

Junkyu tidak takut tinggal di apartemen. Toh, rasanya akan sama saja. Ia akan sama-sama kesepian meskipun ia tinggal di rumah. Ia tetap akan tinggal sendirian.

Sudahlah.. daripada membahas masa lalu Junkyu yang tidak ada habisnya mari kembali ke topik awal.

Yoshi mengikuti olimpiade hari ini dan Junkyu sudah tahu hasilnya. Pasti Yoshi menang lagi.

Junkyu heran, sebenarnya waktu ibu Yoshi hamil beliau ngidam apa sih? Kok anaknya bisa jenius gitu. Huh! Junkyu jadi iri.

TBC

[i] maldición: date of birth (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang