• gs ⚠️
• baku❗️jika tidak nyaman bisa langsung skip :)
======•••••======
Hari ini seharusnya menjadi hari terbahagia untuk Jihoon, pernikahan yang ia impi-impikan sebentar lagi akan segera terwujud. Semua berjalan dengan lancar, dari mulai segala persiapan acara dan yang lain-lain, hingga akhirnya sebuah kabar yang tak pernah ia bayangkan datang begitu tiba-tiba dan menghancurkan semuanya.
Pernikahan yang memang sudah lama ia rencanakan dengan sang kekasih kini berubah menjadi tangis pilu yang amat sangat menyakitkan bagi siapa saja yang melihat nya.
Banyak pasang mata yang kini menatap iba pengantin wanita yang saat ini hanya bisa menangis dalam diam saat mendapat kabar jika calon suaminya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.
Jihoon masih berharap jika kabar yang datang itu hanya bualan saja, ia tidak siap dan tidak akan pernah siap kehilangan orang yang dicintainya, terlebih disaat seharusnya mereka mengikrarkan janji suci mereka.
Dengan masih menggunakan gaun pengantin berwarna putih kini Jihoon berjalan tertatih memasuki ruang mayat. Tubuhnya bergetar hebat saat melihat keadaan calon suaminya tersebut. Bahkan ia tidak melihat wajah tampan seperti biasa yang kekasihnya perlihatkan. Ia kini bahkan hampir tidak mengenali orang yang kini terbaring dihadapannya, namun cincin yang melingkar di jari itu yang menyadarkan Jihoon jika itu memang benar kekasihnya, calon suaminya.
"Kau pembohong..."
"Kau berjanji akan menemaniku, tapi kenapa kau lebih dulu pergi.." tangis Jihoon pun kembali pecah, ia meraung-raung tak rela saat tubuh calon suaminya yang akan dipindahkan kedalam peti.
Dibawah hujan sekarang, Jihoon melihat peti mati milik kekasihnya kini mulai dimasukkan kedalam tanah, ingin sekali ia berteriak kepada semesta karena begitu kejam kepadanya.
Sesaat setelah acara pemakaman selesai, para kerabat mulai meninggalkan tempat pemakaman, begitu pula orang tuanya yang sekarang mengajaknya untuk beranjak dari sana,
"Kau masih ingin disini?" bahkan Jihoon hanya terdiam menatap batu nisan didepannya saat Ayahnya bertanya kepadanya.
"Baiklah, kami akan menunggumu di mobil, cepat kembali ya" ujar Ayahnya kemudian berlalu dari sana yang kini menyisakan Jihoon disana.
"Paman.." panggil seseorang dari arah belakang, dan ternyata itu adalah Junkyu yang tak lain adalah sahabat Jihoon,
"Paman dan Bibi pulang saja, Jihoon biar saya yang jaga" ujar Junkyu dan seketika air mata lelaki yang dipanggilnya paman itu tumpah. Ayah mana yang tega melihat putrinya menderita seperti sekarang?
"Tolong jaga putri ku dan atarkan dia pulang nanti" tuturnya dan diangguki oleh Junkyu.
Disisi lain sepeninggalan ayahnya, tubuh Jihoon langsung merosot diatas tanah. Kakinya sudah mati rasa sejak tadi, namun tetap ia paksakan untuk tetap berdiri.
Hampir lima belas menit Jihoon bertahan disamping makam milik calon suaminya tersebut. Bahkan hujan terus mengguyurnya hingga kini tubuhnya mulai pucat, namun Jihoon masih enggan untuk beranjak dari sana.
Sampai kemudian Jihoon tak lagi merasa tetesan air hujan mengenainya dan ketika ia mendongak sebuah payung berada tepat diatasnya menghalau air hujan membasahi tubuhnya dan ternyata Junkyu yang berada disana dengan payungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
anything about us; kyuhoon
Fanfictionrandom one shoot, but, all about jun:kyu and ji:hoon a.k.a kyuhoon if you are interested it's free to read, otherwise you can ignore it :)