———
Malam mulai larut menemani 720 pasang tangan yang saling menggenggam hingga membentuk banyak lingkaran, masing masing lingkaran tersebut merupakan sangga atau bisa disebut kelompok dalam kegiatan pramuka.
Ditengah lapangan itu banyak potongan kayu, ranting-ranting pohon, bahkan daun-daun kering juga jerami dibakar sengaja dengan api. Mungkin api tersebut sangat lapar, api itu terlihat bersemangat dalam menyantap gundukan besar ranting, kayu juga daun. Sama, banyak diantara 720 Anggota yang merasa sangat lapar melihat masakan mereka dihadapannya itulah pada malam terakhir di perkemahan se-kecamatan kota Bandung.
Beberapa menit lagi waktu untuk makan dimulai. Seperti selimut yang menutupi dinginnya malam, api unggun itu sangat menghangatkan malam hari ini.
"Perhatian! gimana nih kakak kakak nya sudah pada lapar belum?, atau malah mengantuk?". Suara menggelegar yang berasal dari toa tersebut mengagetkan beberapa anggota disana, termasuk Geanne Sheanara yang kerap dipanggil Shea itu merupakan siswi SMA Jenderal Putih, ia memang belum makan pada malam kali ini tetapi rasanya ia sangat mengantuk.
Derapan suara 59 sangga itu terdengar keras, mereka sangat berantusias untuk makan, namun tidak dengan Sangga Buana, untung saja sangga disekitarnya terdengar sangat keras, mereka tak perlu risau jika kakak kakak pengurus akan mengetahui keadaan mereka saat ini. Rasa lapar memang ada, namun rasanya tak ada minat makan pada mereka.
"Coba aja ini mie kaga kerendem, pasti kita udah pada kenyang". Geri sangat kesal melihat makanan yang seharusnya ia makan saat ini harus mengikhlaskannya.
"Gapapa ger kita kan solid".
"Solid apaan!, itu mie goreng ngapain Juga lu kasih air rifkyy!'.
"Kita makan apaan nii malem ini". Ucap Tasya
"Gue ngambil roti deh ditenda, temenin gue sya".
"Tunggu Ger, coba lu cek di carrier gue, kayaknya gue juga bawa roti".
"Gue kenal lu aja baru seminggu ini, mana gue tau tas carrier lu yang mana ky".
" Warna biru ada sepatu yang gue ikat juga disana ".
***
Malam semakin larut, tinggallah semua peserta dengan tenda tenda mereka, sementara para pengurus berada dipendopo.
Meninggalkan para peserta untuk rest time, lain dengan panitia yang masih berkumpul dan berkutat untuk hari terakhir kegiatannya esok hari.
"Sebentar, Mohon pengertian nya kakak kakak semua".
"Besok adalah hari akhir kegiatan kita, semuanya saya ucapkan terimakasih banyak atas partisipasinya menjadi panitia pada pertemuan kita pada Minggu ini, semoga hari esok berjalan dengan lancar". Ucap ketua pelaksana.
"amiin".
"Untuk rundown besok, jika kakak kakak disini mungkin ada beberapa yang lupa, untuk besok dimulai dari materi, lepas tenda, color run setelah itu penutup, dan beberapa agenda kita tadi diselingi isoma".
"Ada yang mau ditanyakan?".
"Maaf jika saya membawa anak saya gamasalahkan?, jadwal materi saya sudah siang tadi, besok tinggal penutupan saja". Siapa lagi duda yang ada dipendopo itu kalau bukan Bian, atau Biantama Prasandi yang menjalani status duda dengan 1 anak itu merasa tak enak jika terus menerus membawa anak ketika sedang bekerja, walaupun kali ini bukan pekerjaan utamanya namun ia takut anak satu satunya itu merasa kesepian ketika ia tengah memberikan materi.
"Oh iya kak gamasalah , jangan lupa semuanya beri tau yang malam ini tidak datang untuk besok saat penutupan, pengurus harus hadir semua"
***
/Bian POV - on/
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Bian
Teen Fiction"Selamat malam pak, boleh minta bantuannya sebentar, tadi saya menemukan anak ini di--". Belum selesai berbicara, orang tersebut berbalik badan dan memotong ucapannya. "Loh anak saya, kenapa bisa ada di diri anda. Masih muda kok sudah culik anak". "...