———
Malam semakin larut, Bian semakin cemas Neira belum ketemu sejak ia meninggalkannya sebentar di toilet untuk mengambil Pampers.
Lain dengan Shea yang masih memikirkan entah akan serame apa sangganya ketika ia kembali membawa anak kecil, terlebih anak kecil ini memanggilnya bunda.
"Nah yang didepan itu tenda kakak dan teman teman kakak".
Gelapnya hutan karena malam dan padamnya listrik di perkemahan ini membuatnya berfikir akan sangat susah menemukan orang tua Neira.
"Kakak ambil senter dulu yaa, habis itu baru nganterin Neiya cari ayah". Lanjut Shea.
Neira hanya mengangguk, malam ini ia sangat lelah, ingin rasanya ia tertidur dengan bundanya yang sudah sangat lama ia tidak merasakan hal itu.
Tenda semakin dekat, celotehan dari teman temannya pun mulai terdengar, kenapa juga mereka tidak didalam tenda malam malam begini.
'eh liat Shea bawa apaan tuh dari toilet'. Perkataan tasya yang melihat temannya tidak sendiri, membuat teman teman yang tengah membuat api unggun kecil mencari cari keberadaan Shea.
'Shea diikutin setan anjrrr'.
'heh yang bener aja lu kalo ngomong' . Ujar Laras tak membenarkan perkataan Rifky.
'eh apa iyaa?!!!'.
'mana manaa'
'anjir bener ky kata lo'. Ucap Tasya membenarkan ucapan Rifky.
Jengah sekali Shea mendengar perkataan dari temannya, rasanya ia sangat ingin melempar teman temannya dengan sandalnya saat ini.
"Geri kemana? Gakeliatan tu anak". Tanya Shea yang melihat teman temannya seperti ada yang kurang.
"Molor anaknya, ngegantiin si Rifky". Ujar Tasya.
"Gue nitip Neiya dulu ya bentar. Mau nyari senter di tenda". Ujar Shea langsung meninggalkan Neira bersama teman temannya dan mencari keberadaan senternya yang entah di tasnya yang sebelah mana ia menaruhnya.
"Anjr ini anak siapa yang lu culik". Tutur Rifky
"Eh yang bener aja lu kalo ngomong, depan lu anak kecil". Laras yang sedari tadi mengoreksi perkataan Rifky, benar benar sangat jengah. Namun, ia pun penasaran kenapa tiba tiba sahabatnya itu balik ke tenda bersama anak kecil, anak siapa yang Shea bawa tengah malam begini?.
"Nanti gue ceritain, bentar ya gue nyari orangtua Neiya dulu, yu neiya". Tutur Shea yang langsung menuntun Neira, entah apa yang terjadi dengan Neira saat ini, mungkin ia mengantuk, karena saat jalan ke tenda pun ia sangat ceria tapi sejak tadi ia jadi diam saja.
"Bunda Neiya ngantuk.. hoamm..". Ucap Neira sembari mengucek kedua mata sayunya itu.
"Yah katanya mau cari bunda dan ayah Neiya"
"Ayah Neiya siapa, nanti kakak minta bantuan ke yang lain, habis itu kita kembali ke tenda buat tidur". Lanjut Shea, tidak mungkin ia kembali ke tenda tanpa meminta bantuan orang lain, menurutnya mungkin orang tua dari Neira akan sangat cemas jika ia langsung mengajak Neira untuk tidur lebih dulu di tenda.
"Ayah Bian bunda, masa bunda lupa". Tutur Neira.
Shea dan Neira pun melangkah menuju pendopo untuk meminta bantuan mencari keberadaan orang tua Neira sekaligus menitipkannya sampai kedua orang tua dan Neira bertemu kembali.
"Bunda gendong". Ucap anak itu dengan tangan yang keatas seakan memintanya untuk menggendong. Merasa kasihan, mau tidak mau Shea menuruti kemauan Neira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Bian
Teen Fiction"Selamat malam pak, boleh minta bantuannya sebentar, tadi saya menemukan anak ini di--". Belum selesai berbicara, orang tersebut berbalik badan dan memotong ucapannya. "Loh anak saya, kenapa bisa ada di diri anda. Masih muda kok sudah culik anak". "...